Dekan FK Unair Dicopot karena Tolak Dokter Asing, Semua Dosen FK Ancam Mogok!

Dekan FK Unair Dicopot karena Tolak Dokter Asing, Semua Dosen FK Ancam Mogok!
Obsessionnews.com - Civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya kaget dengan pemberhentian secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas Dekan FK Unair Prof Dr Budi Santoso, dr., Sp.OG(K) yang akrab disapa Prof.BUS. Ditengarai karena Prof BUS menolak inisiatif Menteri Kesehatan mendatangkan dokter asing di Indonesia. Padahal, di bawah kepemimpinan Prof BUS sebagai Dekan, Unair dapat melejit peringkat internasionalnya. Prof BUS pasang badan demi Unair namun justru diberhentikan sebagai Dekan FK Unair per tanggal 3 Juli 2024. Akibatnya, para dosen termasuk guru besar di FK Unair mengancam mogok belajar dan mengajar di Kampus. Hal ini disampaikan Profesor bedah saraf Unair, dr Abdul Hafid Bajamal saat orasi di depan ratusan dosen, alumni, sejawa7t dokter hingga mahasiswa, dalam aksi solidaritas di halaman Gedung FK Kampus A Unair, Kamis (4/7/2024). "Ketidakadilan dilakukan terhadap Prof BUS (Budi Santoso). Kita akan bergerak mulai sekarang. Semua dosen, wakil dekan dan bagian staf FK saya usulkan untuk mogok mengajar mulai hari ini!" seru Jamal. Akibat Pemerintah Pusat melalui Rektor Unair M Nasih memberhentikan secara tiba-tiba Prof BUS yang juga Ketua AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia), maka para Dekan FK seluruh Indonesia yang bernaung di bawah PP AIPKI pun, Kamis (4/7), menyatakan sikap sebagai berikut: 1. Penghargaan terhadap Kebebasan Akademik Sangat prihatin dan menyesalkan atas keputusan pemberhentian Dekan FK Unair yang juga menjabat sebagai Ketua AIPKI secara tiba-tiba oleh Rektor. Keputusan ini kami pandang sebagai bentuk tidak menghargai kebebasan akademik yang seharusnya dijunjung tinggi di lingkungan pendidikan tinggi. 2. Kepentingan Akademik dan Kelembagaan Pemberhentian mendadak ini tidak hanya berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan, tetapi juga mengganggu kestabilan kelembagaan dan proses akademik di Fakultas Kedokteran UNAIR. Kami menyerukan agar setiap keputusan strategis yang menyangkut pemimpin akademik mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dan melibatkan proses yang transparan dan partisipatif. 3. Perlindungan terhadap Integritas Akademik Integritas akademik adalah salah satu pilar utama yang harus dijaga oleh setiap institusi pendidikan tinggi. Kami menegaskan bahwa pemberhentian yang tidak melalui proses yang jelas dan adil berpotensi merusak kepercayaan komunitas akademik dan publik terhadap institusi pendidikan tersebut. 4. Komitmen terhadap Profesionalisme dan Etika Kami mengingatkan bahwa posisi pimpinan akademik seperti Dekan memerlukan penanganan yang profesional dan etis. Tindakan pemberhentian secara tiba-tiba mencerminkan kurangnya komitmen terhadap nilai-nilai profesionalisme dan etika dalam manajemen akademik. Kami mendesak agar keputusan ini ditinjau kembali dengan mengedepankan dialog yang konstruktif dan berdasarkan prinsip keadilan. 5. Dukungan terhadap Ketua AIPKI Sebagai Ketua AIPKI, Dekan FK UNAIR memiliki tanggung jawab besar dalam memajukan pendidikan kedokteran di Indonesia. Kami menyatakan dukungan kami kepada beliau dan berharap agar keputusan ini tidak menghalangi upaya bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan kedokteran di tanah air. Kami mendesak pihak rektorat UNAIR untuk mempertimbangkan ulang keputusan ini demi kepentingan bersama. (Red)