Pilgub Jakarta: Dua Poros Menguak Takdir

Obsessionnews.com - Pergerakan partai-partai menghadapi Pilgub Jakarta masih belum mengalami perkembangan signifikan, selepas PKS mendeklarasikan Anies Baswedan-Sohibul Iman. Situasi sekarang semakin menunjukkan nantinya bakal ada dua poros kekuatan memperebutkan kursi pimpinan Daerah Khusus Jakarta. Dua poros menguak takdir. Pengamat politik Ujang Komarudin menyebut konstelasi sekarang ini masih cair sekalipun menunjukkan gelagat bisa dua poros yang terbentuk. Dalam perjalanannya bukan tidak mungkin terdapat tiga poros yakni kubu Koalisi Indonesia Maju (KIM), kubu pendukung Anies dan dari independen. Baca juga: Pilgub Jakarta: Anies Vs Koalisi Indonesia Maju "Dari parpol tidak menutup kemungkinan ada poros lain misalnya dari PDIP. Oleh karena itu kita harus melihat semua masih cair, dinamis, segala kemungkinan bisa terjadi hingga batas akhir pendaftaran di KPU, Agustus nanti," kata Ujang kepada Obsessionnews.com di Jakarta, Jumat (28/6). Pilgub Jakarta terbuka kemungkinan tanpa kandidat dari independen lantaran satu orang yang tadinya lolos verifikasi administrasi, dinyatakan tidak memenuhi syarat dan kandidatnya yakni Dharma Pongrekun-Kun Wardana sedang bersengketa dengan KPU. Sedangkan parpol-parpol bisa terpecah dalam dua hingga tiga poros kekuatan. Baca juga: PDIP Jaga Asa Usung Anies-Prasetyo Edi Skenario dua poros bisa terbentuk ketika partai-partai yang tergabung dalam KIM bertarung dengan kubu Anies yang didukung PKS, PDIP dan PKB. Ujang tak menampik adanya upaya memasangkan Anies dengan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi sebagaimana yang didengungkan PKB DKI dan PDIP, artinya duet Anies-Sohibul bukan harga mati. "Bisa jadi itu bagian strategi untuk mengelabui pihak lawan, tetapi apapun itu nanti kita lihat, kita tunggu, apakah Anies-Pras, kita tunggu," kata dia. Dirinya mengingatkan, kalau PDIP-PKS nantinya kompak dalam satu barisan mengusung Anies, harus ada musyawarah terlebih dulu. Sementara memaksakan Anies-Sohibul juga dilematis bagi PKS, karena belum tentu menarik partai lain untuk mendukung. "Kalau PDIP-PKS, Anies-Pras sangat mungkin hanya saja PKS dapat apa? Kompensasinya apa. Kalau Anies-Sohibul Iman sulit juga untuk diterima, partai-partai tidak mendukung," ujarnya. Baca juga: Duet Anies-Sohibul Belum Ada Duel Sedangkan skenario tiga poros bisa terjadi kalau PDIP membuat barisan sendiri. Kemungkinan-kemungkinan ini bisa terjadi lantaran semua partai termasuk PKS yang kadung mengusung Anies-Sohibul masih mengintip strategi lawan. "Semua masih saling mengintip, masih melihat kelemahan lawan dan mengukur atau menguji figur-figur yang nantinya bakal diusung parpol," kata dia. Secara terpisah, Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia mengakui manuver PKS mendeklarasikan Anies-Sohibul memengaruhi partai-partai. Bahkan terbuka kemungkinan adanya partai di luar KIM yang ingin merapat. Doli mengaku sulit membaca pergerakan-pergerakan merespons manuver PKS. Termasuk langkah PKB yang merekomendasikan sejumlah nama termasuk Ketum PSI Kaesang Pangarep dan Pras. Malahan Doli menengarai gerakan-gerakan yang muncul pertanda nantinya Pilgub DKI bakal diperebutkan oleh tiga poros. "Pergerakan ini kan kita enggak tahu arahnya, bisa arahnya tetap ke sana, bisa arahnya buat poros ketiga, atau mungkin sebagian juga bisa berkomunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju. Pasti hal-hal begitu kami cermati," kata Doli. (Erwin)