Prabowo-Gibran Butuh Ngopi Lagi...

Obsessionnews.com- Pertemuan presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2024), masih menyisakan sejumlah pertanyaan. Khususnya berkaitan dengan pembentukan kabinet Prabowo yang bakal dilantik menjadi presiden ke-8 RI pada 20 Oktober 2024. Prabowo bertemu putra sulung Presiden Jokowi itu dalam suasana yang akrab, sebagaimana dokumentasi video yang disebar tim Gerindra kepada wartawan, maupun unggahan Instagram pribadi Prabowo, @prabowo. Baca juga:Penyesalan Amien Rais atas Amandemen UUD 1945, LaNyalla: Momentum Percepat Wujudkan Visi Prabowo Kembali ke Pancasila “Sabtu sore di Padepokan Garudayaksa, bertukar pikiran ditemani kopi hambalang bersama wakil presiden terpilih @gibran_rakabuming,” tulis Prabowo. Prabowo diketahui hendak membangun kementerian gemuk, mencapai 40 menteri. Selepas bertemu Gibran, Prabowo malah bertolak ke Amman, Jordania, pada Minggu (9/6/) malam, untuk menghadiri KTT dan menyuarakan dukungan Indonesia terhadap gencatan senjata, di Gaza, Palestina. Pertemuan Prabowo-Gibran diyakini membahas banyak hal, menyangkut kandidasi dan nomenklatur kabinet. Malahan, tak tertutup kemungkinan menyinggung upaya mencegah derasnya tarik-menarik antara partai pendukung maupun pendatang baru nantinya. "Dalam pembentukan kabinet, bisa saja tarik-menarik, bukan saja antara presiden dan wapres, tetapi juga antara parpol pendukung," kata peneliti BRIN, Lili Romli, kepada Obsessionnews.com, Senin (10/6) siang. Baca juga: Sikap Kritis dan Korektif pada Kekuasaan Prabowo-Gibran "Mereka tentu ingin posisi-posisi menteri yang strategis. Belum lagi posisi menteri untuk para relawan yang merasa sudah berjasa mengantarkan menang dalam pilpres. Posisi menteri juga bisa dialokasikan bagi kelompok non-partai," lanjutnya. Pihak Gerindra, yang memimpin tim transisi tak menampik adanya pembahasan persoalan-persoalan tersebut, sebagaimana yang disampaikan Plh Ketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmada, maupun Waketum Gerindra Habiburokhman, kepada wartawan. Pertemuan tertutup keduanya diyakini membahas banyak hal yang sifatnya masih prematur atau masih butuh waktu untuk dikoordinasikan lagi. Romli menengarai keduanya masih perlu bertemu tatap muka atau ngopi-ngopi lagi untuk memastikan serangkaian program unggulan bisa segera dieksekusi selepas pelantikan. "Bisa (membahas) terkait tentang pemerintahan transisi, eksekusi beberapa janji program yang diutarakan saat kampanye, seperti makan siang gratis, pemberian susu graris. Selain itu tentu juga bicara tentang postur kementerian atau kabinet," katanya. (Erwin)