Reisa Broto Asmoro Seimbangkan Karier dan Keluarga dengan Bijak

Obsessionnews.com - Menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan rumah tangga adalah tantangan yang menarik bagi dr. Reisa Broto Asmoro. Sebagai ibu dua anak, Raden Rara Ramania Putri Broto Asmoro dan Raden Satriyo Daniswara Broto Asmoro, Reisa menegaskan perhatian untuk keluarga adalah prioritas utamanya. Di sisi lain, ia tetap melanjutkan karier di bidang kesehatan yang ia cintai, baik sebagai dokter maupun sebagai edukator publik. Reisa aktif menjadi narasumber dalam berbagai talkshow dan seminar, serta menjadi narasumber tetap di Radio Kementerian Kesehatan. Selain itu, ia juga mengisi konten YouTube, membintangi beberapa iklan, dan menjadi brand ambassador untuk sejumlah brand. Setelah menikah dengan Tedjodiningrat Broto Asmoro dari keluarga Keraton Surakarta, ia berkomitmen untuk mengutamakan keluarga, meskipun ia juga harus menghadapi tantangan manajemen waktu untuk menyelaraskan keduanya. Reisa mengaku, tantangan terbesar bagi banyak perempuan sukses yang sudah berkeluarga adalah manajemen waktu. ”Momen bersama keluarga, seperti anak-anak yang bertumbuh, adalah once in a lifetime yang tak akan terulang kembali," ujar Reisa dikutip dari Majalah Women’s Obsession, Rabu (5/6/2024). Tak hanya itu, Reisa juga menceritakan pengalamannya ketika harus memilih antara menghadiri konser sekolah anaknya atau menerima tawaran pekerjaan yang telah lama dinantikan. "Saya memilih menonton konser anak saya, karena yang namanya rezeki tidak akan kemana. Untungnya, suami saya seorang pengusaha, dia kerap bersedia bergantian menjadi perwakilan orang tua dan menemani anak-anak saat dibutuhkan," tambahnya. Berbicara soal karier Reisa, dimulai sejak di bangku SMA sebagai model, tergabung dalam Look Models Agency. Setelah lulus SMA, ia sempat bimbang antara menekuni dunia modeling atau kuliah kedokteran. Akhirnya, ia memutuskan untuk fokus di dunia kedokteran, meski tetap menggeluti dunia modeling dan presenter secara bersamaan. "Saya memilih menjadi model yang ada kaitannya dengan profesi saya sebagai dokter," ungkap Reisa, yang pernah menjadi anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2018-2021 ini. Tantangan dalam mengejar cita-cita sebagai dokter, menurut Reisa adalah kedisiplinan dalam belajar, menyelesaikan tugas kuliah, dan praktek. "Saya harus disiplin dalam mengatur waktu dan mematuhi jadwal yang telah dibuat agar tidak ketinggalan dan bisa lulus menjadi dokter," katanya. Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran UPH, Reisa memulai kariernya sebagai dokter umum di RS Polri Raden Said Soekanto Kramat Jati, Jakarta Timur, dan menjadi anggota Disaster Victim Identification (DVI). Ia juga tertarik mendalami bidang estetika sejak 2010, yang kemudian berkembang pesat di Indonesia. "Dunia kecantikan menarik dan berguna, baik untuk diri sendiri maupun keluarga," ujar Reisa, yang pernah menjabat sebagai Head of Skin Centre and Beauty Treatment Consultant di JMB Aesthetics Clinic Prapanca. Nama Reisa semakin dikenal publik setelah menjadi host acara kesehatan Dr. Oz Indonesia. Pada 2020, ia terpilih menjadi anggota tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, sering muncul di televisi bersama Juru Bicara Pemerintah, mendiang Achmad Yurianto, menyampaikan informasi dalam briefing harian Covid-19 di Indonesia. "Profesi yang memberikan manfaat bagi orang lain membuat saya semakin menikmati pekerjaan dengan misi kemanusiaan," ujarnya. Selain berkarier, Reisa aktif dalam organisasi, melihatnya sebagai wadah untuk bertukar ilmu dan pengalaman. Ia terlibat dalam berbagai organisasi, seperti Divisi Komunikasi dan Teknologi Informasi Lembaga Akreditasi Mutu Fasyankes Indonesia (LAMFI), Biro Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dan Bidang Hubungan Masyarakat, Publikasi dan Dokumentasi Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni). "Saya suka kegiatan sharing edukasi kesehatan karena masyarakat membutuhkan informasi dengan bahasa yang lebih membumi," jelasnya. Terkait vaksin Covid-19, Reisa menekankan pentingnya memantau gejala pasca-vaksinasi dan segera melaporkannya ke dokter. "Hampir semua obat memiliki efek samping, namun itu bisa disembuhkan," katanya. Di Indonesia, sekitar 73 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca telah digunakan tanpa laporan kejadian keamanan serius. WHO mengkategorikan kejadian thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS) yang berhubungan dengan vaksin ini sebagai sangat jarang. Reisa Broto Asmoro terus menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia dengan dedikasinya dalam menyeimbangkan karier dan keluarga, serta kontribusinya dalam edukasi kesehatan masyarakat. (Poy)