Petugas Haji Jaga Keamanan Makanan Jemaah sebelum Didistribusikan

Obsessionnews.com – Sebuah pemandangan menarik terlihat di ruang konsumsi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji tahun ini. Seorang pria paruh baya mengenakan kaos hijau tosca dan celana jeans biru tampak memasuki ruangan tersebut dengan menenteng sebuah kotak merah. Ketika sampai di meja, pria tersebut mengeluarkan dua paket makan malam. Satu kotak berisi menu katering umum untuk jemaah, sementara kotak lainnya berisi menu khusus untuk lansia. Dalam kotak menu lansia, terdapat bubur yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji lansia. Pria yang mengeluarkan dua paket tersebut merupakan Konsultan dan pengawas katering jemaah, yakni Irfansyah. Lalu ia membuka kotak makanan dan mencicipi bubur untuk memastikan kelembutannya. Hal itu dilakukan untuk menjaga keamanan makanan jemaah sebelum didistribusikan. "Tahun ini, kami menyediakan menu bubur bagi lansia atau yang membutuhkan," jelas Irfansyah di Makkah, Rabu (5/6/2024). Baca juga: Operasional Pemberangkatan Jemaah Haji Terus Berlangsung, Persiapan Puncak Haji Dimatangkan Inisiatif ini diambil sejalan dengan tagline "Haji Ramah Lansia" mengingat tingginya jumlah jemaah lansia. "Dalam kontrak dengan pihak katering, disebutkan bahwa satu persen dari total jumlah jemaah terdapat menu makanan lansia," tambah pria yang akrab disapa Irfan itu. Meski pada awalnya banyak lansia yang memilih bubur, kini semakin banyak yang beralih ke nasi. "Jika ingin merubah makanan dari bubur ke nasi, jemaah bisa menghubungi ketua kloter, yang kemudian akan menyampaikan ke petugas layanan konsumsi sektor dan diteruskan ke katering setempat," imbuhnya. Setiap hari, lanjut Irfan, tiga kali sehari sebelum makanan didistribusikan, pihak katering memberikan sampel makanan ke petugas layanan konsumsi di kantor Daker Makkah. "Sampel makanan juga diberikan kepada petugas konsumsi di masing-masing sektor saat makanan didistribusikan," jelas Irfan.
Baca juga: Masuki Hari ke-23, 162 Ribu Lebih Jemaah Haji Tiba di Tanah Suci Petugas memeriksa cakupan menu seperti karbohidrat, protein nabati, dan protein hewani, serta menghitung gramasi masing-masing. "Contohnya, gramasi nasi putih minimal 150 gram, protein hewani minimal 75 gram, dan protein nabati minimal 80 gram," jelas Irfan. Pada hari ini, menu katering telah memenuhi standar yang ditetapkan adalah gramasi nasi lebih dari 200 gram, protein hewani 100 gram, dan tempe 80 gram. Irfan mengatakan, proses pengecekan sampel. "Kita lihat tekstur nasi, aroma, dan kemudian mencobanya untuk memastikan menu katering aman dikonsumsi," ucapnya. Jika ditemukan ketidaksesuaian standar, seperti makanan basi, pihak katering diminta untuk menyediakan makanan pengganti sementara seperti roti, sembari menyiapkan menu pengganti bagi jemaah. Baca juga: Layanan Jemaah Haji Gelombang I Selesai, Konsentrasi Beralih ke Makkah Jika ditemukan bumbu yang terlalu pedas, petugas akan menghubungi hotel yang dilayani dapur tersebut untuk memberikan peringatan. "Petugas akan menghubungi pihak katering untuk menyesuaikan tingkat kepedasan agar jemaah tidak kepedasan," jelas Irfan. Menjawab pertanyaan tentang kurangnya menu sayur, Irfan menjelaskan, meski ketersediaan sayur di Saudi melimpah, jenis sayuran tertentu seperti kangkung atau bayam sulit ditemukan. "Sayur yang ditumis lebih berisiko basi. Oleh karena itu, ketersediaan buah di makan siang dan malam adalah untuk memenuhi kebutuhan serat jemaah," papar Irfan, yang juga dosen di Politeknik Pariwisata NHI Bandung. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jemaah, termasuk lansia, guna memastikan pengalaman ibadah yang nyaman dan aman. (M Lubis)
