Tidak Ada Rekonsiliasi terhadap Rezim Curang, yang Ada Hanya Lawan!

Oleh: Ahmad Khozinudin, Pemerhati Politik Waketum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama politisi (pendatang) Gerindra Maruarar Sirait (Ara) berencana membuat acara rekonsiliasi nasional antara kubu 01, 02 dan 03. Bamsoet mengklaim tantangan bagi pemerintahan ke depan tak mudah. Untuk itu, setiap pihak mesti mendorong adanya kerja sama dan kerukunan. Bagi parpol dan politisi, menyudahi kecurangan dengan kompensasi berbagi kekuasaan adalah hal biasa. Mereka memang tak memiliki value, tak memiliki moral, tak memiliki idealisme, tak memilih harga diri. Satu-satunya value dan tujuan politik yang ada di benak mereka hanyalah kekuasaan. Mereka dipisahkan oleh kontestasi dan gampang dipersatukan dengan kue kekuasaan. Mereka lalu sibuk menjual narasi tantangan bangsa, kebutuhan persatuan dan sinergi, untuk menutupi syahwat bagi-bagi kursi, bagi-bagi menteri. Lalu mereka menganggap sepele segala bentuk kecurangan dan pengkhianatan. Mereka membangun narasi, kontestasi sudah selesai dan para kontestan diminta bersatu. Padahal faktanya tidak demikian. Jika saja kontestasi Pilpres dilaksanakan secara fair, kemudian dihasilkan pemenang Pilpres dari proses yang fair, maka imbauan bersatu dan menyudahi perbedaan dapat dibenarkan karena memang harus demikian. Namun, Pilpres yang curang, dengan cawapres anak haram konstitusi, dengan putusan dagelan Mahkamah Konstitusi, tidak mungkin ditolerir. Jika hari ini kita mentolerir bahkan melegitimasi kecurangan, bagaimana masa depan bangsa ini? Akankah, bangsa ini akan diwariskan estafet kepemimpinannya dengan proses yang selalu curang? Bagaimana bisa kita diminta berdamai dengan penjahat, setelah penjahat itu merampok kedaulatan kita, dan meminta kita untuk ikut selebrasi kemenangan yang dihasilkan melalui proses curang? Atau setidaknya diminta terima dan berdamai dengan kecurangan? Kalau Bamsoet dan Maruarar mau rekonsiliasi, rekonsiliasi saja sendiri. Silakan bikin pesta 7 hari 7 malam, merayakan Kemenangan dengan curang. Silakan mengajak siapa pun yang rido dengan kecurangan untuk itu pesta pora di dalamnya. Tapi tidak untuk NasDem, PKS, PKB, PDIP dan PPP. Partai ini menyebut 01 menang curang, jadi harus konsisten. Kalau sampai partai dari kubu 01 dan 03 seperti NasDem, PKS, PKB, PDIP dan PPP ada yang ikut bergabung dan merayakan kemenangan kemenangan curang, maka mereka pengkhianat, lebih pengkhianat dari parpol yang memperoleh kemenangan curang. Bagi kita segenap rakyat, tidak ada rekonsiliasi dengan rezim curang. Bahkan jika ada parpol dan capres yang merapat pada rezim curang, mereka adalah pengkhianat. Kita terbiasa dizalimi oleh rezim Jokowi, dan saat ini harus sudah mempersiapkan diri jika nantinya legacy kezaliman Jokowi dilanjutkan Prabowo. Tak ada pilihan untuk berdamai dengan kezaliman dan ketidakadilan di negeri ini. []