Analisis Singkat: Video Harimau Tertabrak di Jalan Tol

Analisis Singkat: Video Harimau Tertabrak di Jalan Tol
Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB, Penasehat PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia), Klub Mercedes Benz dan Pembina TBN (Touring Bela Negara)   Berbagai WAG (WhatsApp Group) dan beberapa plaform media sosial  lain (X/Twitter, IG/Instagram, Facebook) tanah air heboh dengan beredarnya informasi tentang "harimau tertabrak di jalan tol Permai" (?) hari-hari ini. Disertai dengan foto sang raja hutan yang sudah terkulai tak bergerak, foto kendaraan penabrak yang rusak parah bagian depan juga beberapa dilengkapi dengan video pas saat kejadian dan pasca kejadian. Benarkah informasi "di Tol Pekanbaru-Dumai Indonesia" tersebut?   Memang, peristiwa ada seekor harimau yang sedang melintas jalan tol dan tertabrak kendaraan yang sedang melaju kencang tersebut BENAR, tetapi itu BUKAN di Indonesia. Tepatnya adalah di Lebuh Raya Karak/Karak ExpressWay Pantai Timur Malaysia, yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Bentong, di sekitar Hutan Lantang pada hari Kamis (16/5/2024) pukul 01.28.24 dini hari. Lebih tepatnya lagi di Km 50.8 atau 1 Km sebelum rest area/"hentian sebelah" Lentang.   Peristiwa yang terekam dalam Dash-Cam DVR-Cam (Digital Video Recorder Camera) merk 70mai keluaran produsen elektronik Xiaomi tersebut jelas menunjukkan bahwa peristiwa terjadi pada hari, tanggal, jam di atas dan di posisi ordinat 101°52.881 Bujur Timur dan 3°23.095 Lintang Utara, alias jelas bukan di Indonesia namun di Malaysia. Kecepatan kendaraan penabrak harimau tersebut saat terjadi benturan adalah 102 Km/jam, oleh karenanya fatal akibatnya bagi si raja hutan yang memang menyeberang jalan bebas hambatan di seputaran Hutan Simpanan Bukit Tinggi tersebut.   Namun sekarang yang terpenting mau peristiwa mengenaskan tersebut terjadi di negara tetangga Malaysia atau di Indonesia sendiri, kita memang perlu tetap waspada dan hati-hati dalam mengendarai kendaraan. Apalagi dengan kecepatan tinggi di atas 100 Km/jam, karena apabila ada hal-hal darurat - seperti harimau menyeberang - tersebut maka jarak pengereman tentu tidak akan pendek, terlebih kondisi penglihatan malam hari yang minim pencahayaan  untuk menyimak rambu-rambu dan marka jalan dibandingkan siang hari.   Satu hal terakhir yang bisa jadi pelajaran, sebagaimana tulisan-tulisan saya sebelumnya tentang kecelakaan bus, baik tragedi GrandMax yang menabrak bus Primajasa maupun bus trans Putera Fajar yang mengalami rem blong, semuanya akan lebih cepat dianalisis seperti ini bilamana ada bukti autentik berupa rekaman Dash Cam dari DVR-Car. Juga dari semua itu sebaiknya kita tetap hati-hati dan mohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT agar semuanya dilancarkan tanpa kurang suatu apa. []