Dete Ingatkan Pengguna Teknologi Harus Bijaksana

Dete Ingatkan Pengguna Teknologi Harus Bijaksana
Obsessionnews.com - Seorang notaris yang telah lama berkiprah dalam dunia hukum, Dewi Tenty Septi Artiany mengungkapkan pandangannya terhadap peran teknologi dalam profesi notaris serta kecintaannya terhadap warisan budaya Nusantara, khususnya batik. Dalam wawancara eksklusif, perempuan yang akrab disapa Dete ini menyoroti tantangan dan harapan dalam menghadapi era digital. Dete menyadari, perkembangan teknologi, terutama artificial intelligence (AI), telah membawa perubahan signifikan dalam proses pengumpulan data dan pencarian informasi, termasuk dalam profesi notaris. "Sebelumnya, orang akan mencari informasi dan meminta pendapat notaris untuk mengesahkan dan menyaksikan berbagai surat perjanjian, surat wasiat, akta, dan sebagainya. Tapi, sejak ada AI dan digitalisasi, hal tersebut kian berkurang. Kini, mencari apa pun sangat dimudahkan," ungkap Dete dikutip dari Majalah Women’s Obsession, Kamis (1/5/2024). Meskipun demikian, Dete mengingatkan penggunaan teknologi harus bijaksana. "Jika AI tidak dipakai dengan bijak, teknologi akan menjadi seperti pisau bermata dua. Bisa menguntungkan atau merugikan. Inilah sebabnya, kita harus meningkatkan softskill. Inilah yang akan membedakan kita dengan robot," katanya dengan tegas. Dalam konteks perkembangan teknologi, Dete juga merespons pertanyaan mengenai kemungkinan profesi notaris dialihkan ke AI. Dia menjelaskan, meskipun ada kemungkinan pergeseran, peran notaris masih sangat penting dalam sistem hukum yang berbasis Eropa Continental. Namun, ia mengakui dalam sistem hukum yang berkiblat ke Anglo Saxon, peran notaris mungkin akan berubah menjadi lebih terbatas. Selain aktif dalam dunia hukum, Dete juga dikenal sebagai seorang pemerhati UMKM dan pengagum batik. Dia menyoroti pentingnya menjaga keberagaman batik sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. Dete berharap bahwa ke depannya, batik tidak hanya digunakan untuk acara formal, tetapi juga untuk kegiatan sehari-hari. Dengan beragam bahan dan motif, batik bisa menjadi pilihan busana yang sesuai untuk berbagai kesempatan, bahkan untuk kegiatan outdoor seperti di pantai. “Bahan pembuat batik pun kini kian beragam. Selain sutra yang sejuk, ada yang berbahan katun lembut dan cocok digunakan kapan saja di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Apalagi, dengan warna-warna yang colourful, misalnya dari Pekalongan dan Cirebon dapat dikenakan untuk kegiatan outdoor, seperti di pantai. Saya berharap dan bercita-cita semoga batik bisa juga demikian, ketika ke pantai kita langsung terasosiasi dengan baju batik,” paparnya. Dengan pandangan yang holistik terhadap perubahan teknologi dan kekayaan budaya lokal, Dete membawa inspirasi bagi banyak orang untuk tetap beradaptasi dalam era digital sambil tetap menghargai dan mempromosikan kearifan lokal Indonesia. (Poy)