Soal Ledakan Gudang Amunisi, Pengamat: Kecil Kemungkinan Sabotase

Obsessionnews.com - Penyebab meledaknya gudang amunisi daerah (Gudmurah) Kodam Jaya TNI AD di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (30/3/2024)sekitar pukul 18.30 WIB, masih terus diselidiki. Dugaan adanya sabotase dalam kejadian tersebut ditepis oleh pengamat militer dari Universitas Nasional (Unas) Dr. Selamat Ginting menjawab pertanyaan obsessionnews.com di Jakarta, Senin (1/3). Baca juga: Gudang Munisi Daerah Kodam Jaya TNI AD di Ciangsana Meledak “Menurut saya sangat kecil sekali kemungkinan adanya sabotase di balik terbakarnya gudang amunisi daerah Kodam Jaya tersebut,” ujarnya. Kemungkinan kuat, kata Selamat lagi, meledaknya gudang tersebut karena bangunannya itu dibuat sudah cukup lama, sejak tahun 1987 artinya sudah 40 tahunan. “Nah kalau kita melihat atau merujuk kepada pembangunan gudang itu sejak tahun 1987 kawasan itu semula adalah kawasan lahan kosong yang dibangun tentu dengan berbagai pertimbangan, keamanan dan keselamatan, pembangunan gudang-gudang amunisi itu biasanya menggunakan banker di bawah tanah, kemudian juga dijauhkan dari jaringan listrik supaya tidak terjadi kecelakaan,” terangnya. Tapi bersamaan dengan perkembangan adanya pembangunan perumahan, lanjutnya, terkesan gudang ini dekat dengan perumahan. “Padahal awalnya tidak. Satuan satuan militer itu dibangun dulunya pasti jauh dari pemukiman warga. Tapi seperti kita lihat Cilandak ada kesatrian marinir misalnya sekarang malah jadi banyak warga di situ, banyak perumahan, bahkan pusat perbelanjaan dan mal, begitu juga Cijantung, Cililitan, Lenteng Agung dan lain lain. Dulu itu memang daerah pinggiran ibu kota untuk basis basis pangkalan militer termasuk gudang gudang militer ini,” papar pria yang juga wartawan politik dan keamanan ini. Keberadaan gudang amunisi, menurutnya, masuk dalam objek vital yang harus dijaga karena gudang amunisi ini menampung bekas amunisi yang sudah tidak terpakai atau sudah kadaluarsa, dan dalam proses disposal, yaitu proses penghancuran. Tentu penghancuran juga harus dilakukan di tempat yang jauh dari pemukiman warga dan penduduk. “Nah jadi ke depan tentu harus juga diperhatikan pembangunan pembangunan perumahan, pemukiman, serta pusat perbelanjaan atau mal yang mestinya tidak terlalu dekat dengan pangkalan pangkalan militer. Nah memang biasanya di mana ada pangkalan militer di situ ada perkembangan kemajuan kesejahteraan masyarakat merasa lebih aman, nyaman, kalau ada satuan satuan militer di dekat wilayahnya. Tapi dampaknya seperti tadi. Maka sebenarnya harus diperhatikan berapa radius kilometer yang bisa dibangun karena ini objek objek vital yang strategis negara,” saran Selamat Ginting. Ia juga menyarankan ke depannya TNI mesti melakukan evaluasi kembali tentang keberadaan gudang gudang amunisi ini. Karena sangat berbahaya. “Sebab kalau kita lihat apa isi amunisinya, misalnya kalau amunisi meriam, dengan daya jangkau bisa 60 km maka kalau ditembak dari Ancol bisa sampai Bogor dan itu bisa membahayakan maka harus lebih ekstra hati hati penanganannya di tengah kemajuan pesatnya pembangunan di kawasan kawasan dekat satuan satuan militer,” tegasnya. (rud)