Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Yordania Gencar Bantu Distribusikan Bantuan untuk Pengungsi Palestina

Obsessionnews.com - Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia (HPMI) Yordania dan Tim Peduli berkolaborasi dengan 65 Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Negara yang tersebar di seluruh dunia terus berjibaku melakukan aksi kemanusiaan membantu rakyat Palestina yang berada di kamp-kamp pengungsian di Yordania.
Di tengah perang Israel-Hamas yang belum ada tanda-tanda berakhir, warga Palestina yang mengungsi di berbagai negara tetangga bertambah banyak. Termasuk di Yordania, hal ini membuat para relawan kewalahan memberikan bantuan kemanusiaan untuk mereka.
Di bawah naungan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID), Direktorat PPM PPID bekerjasama HPMI Yordania dan Tim Peduli berkolaborasi dengan 65 PPI Negara yang tersebar di seluruh dunia, kemudian membuat aksi kemanusiaan yang dinamakan Care PETRA (Palestine Refugees in Ramadhan).
Perlu diketahui, Yordania adalah negara penampung pengungsi Palestina terbanyak di dunia. Menurut UNRWA, sejak 1948 dan sampai hari ini, tercatat lebih dari 5 juta jiwa pengungsi Palestina tinggal di Yordania dan tersebar di 14 kamp pengungsian resmi.
“Kita harapkan dengan adanya acara kemanusiaan seperti ini, Masyarakat Indonesia bisa membuka mata lebih luas untuk lebih peduli dan memberikan bantuan kepada korban konflik Palestina. Terlebih untuk korban terdampak yang berada di luar Palestina khususnya Yordania,” ujar Randi selaku Ketua Pelaksana acara Care PETRA sekaligus mahasiswa Indonesia di Yordania, Sabtu 30 Maret 2024.
Acara buka bersama dimulai dengan pembagian 100 paket sembako berisi bahan pokok yang berupa minyak, beras, kecap anis, roti gandum dan bahan pokok lainnya. Paket sembako ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan para pengungsi selama bulan Ramadan, agar mereka bisa menyantap makan sahur dan berbuka tanpa merasa kurang. Sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa dengan baik.
Meski begitu kondisi mereka masih sangat memprihatinkan dan serba kekurangan.
”Para pengungsi Palestina pada dasarnya bergantung pada bantuan-bantuan internasional melalui UNRWA dan lembaga-lembaga sosial yang memberikan bantuan,” ungkap Milki, salah satu Relawan Tim Peduli.
Keterbatasan yang mereka rasakan semakin berat dengan sulitnya izin dan hak-hak untuk bekerja di Yordania. “Peraturan-peraturan yang ada memaksa mereka bekerja di sektor non formal seperti berdagang, pekerja upahan dan menjual jasa. Itu semua mereka lakukan guna menyambung hidup,” terang Milki.
Acara buka bersama dilanjut dengan menggambar dan bermain bersama pengungsi anak-anak yang ada di kamp pengungsian. Anak-anak diberikan kertas bergambar peta negara Palestina tempat mereka berasal, dan pensil warna. Mereka terlihat sangat menikmati waktu-waktu tersebut. Tidak sedikit ada pertengkaran kecil antara sesama karena keterbatasan pensil warna yang diberikan.
Selanjutnya disusul dengan pembagian 200 paket snack dan 200 paket mainan. Hal ini diharapkan mampu memberikan kebahagiaan kepada anak-anak yang tinggal di pengungsian, seperti yang diketahui bahwa tinggal di kamp pengungsian bukanlah hal yang menyenangkan dan serba kekurangan.
Bantuan-bantuan yang diberikan bersumber dari masyarakat Indonesia, yang berharap setiap bantuan yang mereka sumbangkan bisa bermanfaat untuk pengungsi Palestina yang membutuhkan.
”Terima kasih kepada para donatur dan sponsorship yang sudah menyumbangkan hartanya. Kami para relawan akan seamanah mungkin menyalurkan bantuan, karena ini merupakan tanggung jawab moral bagi kita sebagai relawan. ” ungkap Randi.
“Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada KBRI Amman Yordania, HPMI Yordania, Tim Peduli dan Kemenlu yang sudah membantu menyukseskan acara ini,” tandas Randi
Kegiatan diakhiri dengan penampilan tarian daerah Palestina oleh anak-anak perempuan asli Gaza, Palestina. Disambung dengan menyantap mansaf, makanan khas Yordania ketika azan maghrib berkumandang.
Dengan adanya kegiatan ini, para pelajar Indonesia terkhusus pelajar di luar negeri diharapkan menjadi representasi mahasiswa yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan mampu mengharumkan nama baik Indonesia di dunia internasional.
”Harapannya acara kemanusiaan ini terus berkelanjutan dan berkesinambungan, bahkan jika memungkinkan sifat berkelanjutan ini bisa seperti harapan pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia, yaitu sampai Palestina merdeka. Karena kita melihat bawa bangsa Indonesia memiliki rekam jejak kedekatan yang cukup panjang dengan Palestina, dan Ini merupakan tanggung jawab moral bagi kita semua,” ungkap Hamzah selaku Kordinator PPID. (Albar)