BNPT Fokus kepada Enam Isu Penting di Akhir Tahun 2023

BNPT Fokus kepada Enam Isu Penting di Akhir Tahun 2023
Obsessionnews.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan sejumlah isu penting menjelang akhir tahun 2023. Pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) VII, yang berlangsung di Jakarta, Selasa (19/12/2023), ia menyampaikan enam isu strategis yang perlu diperhatikan. "Ada enam isu penting itu, termasuk perayaan Natal dan tahun baru 2024 serta isu kedua, yakni Pilpres (pemilihan presiden) pada Februari 2024 agar bisa berjalan aman dan damai tanpa serangan teroris," kata Rycko dikutip dari Antara, Rabu (20/12). Baca juga: BNPT: Terorisme Kejahatan Luar Biasa, Pengurus FKPT Se-Indonesia Dilantik Salah satu isu utama yang disorot adalah persiapan menghadapi perayaan Natal 2023 dan tahun baru 2024. Kepala BNPT ini menekankan pentingnya menjaga keamanan selama periode ini untuk memastikan masyarakat dapat merayakan dengan aman dan damai. Isu kedua yang diangkat adalah persiapan menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Februari 2024. Rycko juga menegaskan bahwa upaya harus dilakukan agar Pilpres berlangsung aman tanpa adanya ancaman terorisme. Pada Rakornas, isu ketiga yang dibahas adalah langkah strategis untuk mencegah masyarakat terpancing oleh isu terkait Gaza. Kepala BNPT mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan tetap waspada terhadap informasi yang dapat memicu ketegangan. Isu keempat membahas perubahan pola serangan teroris, yang awalnya menggunakan 'hard approach' dan kini beralih menjadi 'soft approach'. Kepala BNPT menyoroti penurunan serangan terorisme dan memperingatkan agar tidak terlena karena kelompok teroris terus mengubah strategi. Baca juga: Terkesan Sudutkan Umat Islam, PKS Kritik Cara Pencegahan Radikalisme Versi BNPT Pada isu kelima, Kepala BNPT menekankan pentingnya mewaspadai meningkatnya radikalisme terhadap kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, dan remaja. Ini menjadi fokus untuk mengantisipasi penyebaran ideologi radikal di kalangan kelompok yang rentan terpengaruh. Isu terakhir adalah upaya meningkatkan rasa kepedulian masyarakat dan partisipasi publik. Kepala BNPT menekankan konsep resiliensi masyarakat, yang mencakup ketahanan psikologis untuk mengatasi krisis secara mental dan emosional. Kepala BNPT juga menyoroti bahwa pola serangan kelompok paham kekerasan bukan hanya fisik tetapi juga melibatkan keyakinan. Dia mengajak semua pihak untuk meningkatkan kepedulian dalam melawan radikalisme dan terorisme, menekankan bahwa kerjasama antar lembaga dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam upaya tersebut. (Antara/Poy)