Mengenal dan Melestarikan Orangutan Tapanuli

Mengenal dan Melestarikan Orangutan Tapanuli
Obsessionnews.com - Mendengar kata orangutan sebagaian besar masyarakat pasti akan tertuju pada Pulau Kalimantan, karena sebagian besar populasi Orangutan berasal dari pulau tersebut. Secara fakta terdapat tiga spesies orangutan di Indonesia, yaitu orangutan Sumatera (pongo abelii), orangutan Kalimantan (pongo pygmaeus) dan orangutan Tapanuli (pongo tapanuliensis) dan secara daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) ketiganya berstatus Kritis.   Dari ketiga spesies ini orangutan Tapanuli merupakan jenis baru, dan tergolong spesies kera paling langka di dunia. Ekosistem orangutan Tapanuli di Batang Toru, Tapanuli Selatan, ini adalah jalur pegunungan hutan hujan di Provinsi Sumatera Utara. Orangutan Tapanuli baru diakui sebagai spesies orangutan setelah penelitian filogenetik tahun 2017. Penelitian tersebut menganalisis 37 sampel genetik individu liar dari Sumatera maupun Kalimantan dan juga penelitian morfologi terhadap kerangka 34 orang utan jantan. Holotipe yang digunakan untuk mendeskripsikan spesies ini merupakan spesimen kerangka lengkap individu jantan yang meninggal akibat dilukai penduduk setempat pada November 2013 dan disimpan di Museum Zoologi Bogor. Tengkorak dan gigi orangutan Tapanuli berbeda jauh dari orangutan Sumatera dan orangutan Kalimantan. Penelitian menggunakan mode analisis komponen utama dan genetika populasi menandakan populasi batang toru adalah spesies yang baru, berbeda dari populasi lainnya.     Para ahli memperkirakan bahwa kurang dari 800 individu orangutan Tapanuli yang tersisa di alam liar. Jumlah orangutan mengalami penurunan sekitar 50% dalam 60 tahun terakhir karena kehilangan habitat yang diakibatkan karena berbagai hal, termasuk pemburuan oleh masyarakat sekitar karena dianggap hama, jual beli bayi Orangutan secara ilegal, kegiatan pembalakan, pertambangan, pertanian, dan pembangunan infrastruktur di area habitat mereka.     Melihat kondisi tersebut dan sebagai bagian dari komitmen penerapan Sustainable Development Goals (SDGs),  The Body Shop Indonesia bersama Yayasan Kehati dan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL – OIC) menggelar diskusi dengan tema “Menjaga Orangutan, Menghidupkan Masa Depan” beberapa waktu lalu yang bertujuan menjelaskan pentingnya  konservasi hutan dan Orangutan, yang berperan penting dalam menjawab dampak perubahan iklim. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan informasi akan pentingnya komitmen dari pemangku kepentingan menjaga kelestarian Bumi untuk masa depan, salah satunya dengan memastikan kehadiran Orangutan yang berkelanjutan di alam liar. Dr. Rondang S. E. Siregar, Biodiversity Conservation and Management Planning Specialist, Research Center for Climate Change – Universitas Indonesia (RCCC – UI) mengatakan,“Perubahan iklim dan dampaknya merupakan hal yang sudah semakin nyata dan dapat dirasakan tidak hanya oleh manusia, namun juga berdampak pada semua mahluk hidup. Konservasi hutan dan seluruh ekosistem mahluk hidup di dalamnya, termasuk spesies langka Orangutan, merupakan salah satu cara untuk kita dapat meminimalkan dampak perubahan iklim.”   Orangutan, lanjutnya, memiliki peran penting untuk menjaga hutan, yaitu sebagai penebar biji dari biji-bijian dan buah-buahan yang dimakannya. Pergerakan mereka yang membawa biji-bijian tersebut memungkinkan pertumbuhan pohon baru. “Selain itu Orangutan membuat celah di antara pepohonan dengan cara mematahkan dahan dan rantingnya sehingga cahaya matahari dapat masuk ke hutan yang menstimulasi pertumbuhan tanaman di dalamnya. Aksi mereka ini meningkatkan biodiversitas serta ketahanan hutan, dan berdampak pada efek perubahan iklim itu sendiri,” tutur Rondang.   Suzy Hutomo, CEO The Body Shop Indonesia, menjelaskan,“Program Bio-Bridge merupakan program konservasi hutan dengan cara membangun koridor antara bagian (area) hutan yang terpecah akibat eksploitasi seperti perburuan ilegal dan penebangan kayu yang tidak berlandaskan asas berkelanjutan. Selain itu program donasi juga berperan penting dalam konservasi yang berkelanjutan, di antaranya dalam upaya mitigasi konflik manusia-orangutan, program penyadartahuan atau edukasi untuk pelajar dan warga tentang orangutan Tapanuli dan habitatnya, dan menginisiasikan solusi berbasis desa untuk mengatasi konflik satwa liar-manusia.”   Peran masyarakat, konsumen, dan manajamen The Body Shop Indonesia yang aktif memberikan dukungan dalam bentuk donasi khususnya dalam upaya konservasi orangutan Tapanuli dalam hal pembiayaan yang berkelanjutan sehingga berhasil terkumpul dari program ini telah mencapai nilai Rp270.650.000.   Binur Dessy Naibaho, Program Director Sustainable Landscape Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL – OIC), mengatakan,”Kehadiran orangutan yang berkelanjutan di alam liar membutuhkan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak yang bekerja di tingkat nasional, regional, dan lokal, terutama generasi muda yang memiliki tugas penting menjaga kelestarian Bumi dan ekosistem mahluk hidup di dalamnya untuk masa depan. Keberlanjutan upaya konservasi hanya dapat dicapai melalui manajemen yang baik, penegakan hukum yang efektif, kemitraan kreatif, penjangkauan dan komunikasi publik yang sukses dan pembiayaan berkelanjutan.”   Nadia Mulya, penulis dan pemerhati konservasi Orangutan yang turut serta dalam diskusi ini mengatakan,“Dampak perubahan iklim memang telah menjadi isu yang saat ini mulai dirasakan oleh masyarakat banyak. Dari perbincangan hari ini, saya menjadi lebih terinformasi mengenai hubungan yang erat antara konservasi Orangutan dan efeknya terhadap regenerasi hutan. Inisiatif yang kita tempuh dalam usaha konservasi Orangutan dan hutan itu sendiri menjadi langkah konkrit yang penting dalam meminimalkan dampak negatif dari perubahan iklim.      Saya juga mengimbau masyarakat, terutama generasi muda untuk selalu proaktif dalam berbagai upaya melestarikan Bumi kita. Sekecil apa pun itu, kontribusi kita akan sangat berarti dan memiliki manfaat yang besar bagi kita semua.”   The Body Shop Indonesia mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat dan juga konsumen setianya, sehingga program-program yang dijalankan secara berkelanjutan dapat terus bergulir dan memberikan nilai yang berkelanjutan, tidak hanya kepada usaha konservasi Orangutan itu sendiri. Tapi lebih luas lagi, yaitu memberikan kesadaran pada masyarakat, terutama generasi muda.   “Dengan melestarikan habitat Orangutan, kita juga memberikan dampak pada lingkungan yang lebih lestari di masa depan, dan akhirnya tercipta alam dengan ekosistem yang terjaga sehingga dampak-dampak dari perubahan iklim dapat dikelola dan dikendalikan. Mari kita menjaga Orangutan, dan menghidupkan masa depan,” ujar Suzy. (Istiqomah)