Hendrajit: Prabowo Harus Menghidupkan Kembali Geopolitik sebagai Input Penyusunan Kebijakan Srategis Nasional

Hendrajit: Prabowo Harus Menghidupkan Kembali Geopolitik sebagai Input Penyusunan Kebijakan Srategis Nasional
Obsessionnews.com - Dalam suatu kesempatan Ketua Umum Partai Gerindra dan bakal calon presiden (bacapres) 2024 Prabowo Subianto melontarkan pertanyaa kenapa Indonesia bisa ketinggalan jauh dari China padahal sama-sama terpuruk pada 1960-an?   Baca juga: Berlangsung Hangat, Jokowi Santap Siang Bersama Prabowo, Ganjar, dan Anies di Istana Merdeka     Merespons pertanyaan Prabowo itu pengkaji geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI) Hendrajit mengemukakan, kunci sukses China sejak Deng Xiaoping hingga Xi Jinping mengintegrasikan pertanian, industri, iptek dan pertahanan sebagai dasar menyusun strategi kebudayaan. "Alhasil keberhasilan pertumbuhan ekonomi merupakan buah karya strategi kebudayaan. Saya kira ini poin penting yang harus jadi pertimbangan Prabowo kalau Indonesia ingin maju," kata Hendrajit ketika menjadi pembicara bedah buku berjudul “Paradoks Indonesia” karya Prabowo Subianto di Pendopo Royal Brongto Hotel Yogyakarta, Sabtu (4/11/2023). Acara tersebut diselenggarakan Pejuang Milenial Prabowo Daerah Istimewa Yogyakarta (PMP DIY) yang berkolaborasi dengan Relawan Lintas 08. Dan sekaligus pengukuhan pengurus DPD Pejuang Milineal Prabowo Se-DIY. Hendrajit menuturkan, hidupnya strategi kebudayaan akan melahirkan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan kritis di sektor pertanian, industri, iptek, dan pertahanan. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi meningkat seiring lahirnya kreativitas dan inovasi pada sektor-sektor strategis tersebut. "Selain itu Prabowo harus menghidupkan kembali geopolitik sebagai input penyusunan kebijakan-kebijakan strategis nasional. Sehingga setiap kebijakan ekonomi harus sesuai karakteristik geografis setiap daerah. Seperti lokasi geografisnya, apakah daerah itu berbasis pertanian, pesisir, atau pegunungan dan sumber daya alam. "Ketika strategi kebudayaan sebagai alas kebangkitan kembali Indonesia, maka geopolitik sebagai paduan antara kondisi sosial geografis dan kondisi alamiah geografis mau tak mau akan jadi input penyusunan berbagai kebijakan strategis," tutur Hendrajit. Alumnus FISIP Universitas Nasional Jakarta menambahkan, selain itu sistem pendidikan tidak cukup hanya ganti kurikulum, melainkan perlu membingkai ulang sistem pendidikan kita. "Sebab saat ini sistem pendidikan formal berbasis persekolahan cuma jadi gudang penyimpanan pengetahuan," ujar Hendrajit. Ke depan, katanya lagi, sistem pendidikan perlu dibingkai ulang, sehingga siswa pembelajar di semua tingkatan harus bisa mengolah informasi mentah nenjadi pengetahuan. "Pengetahuan jadi wawasan, dan wawasan jadi sumber inspirasi lahirnya kreasi kreasi dan inovasi-inovadi baru di berbagai sektor strategis," ucap Hendrajit yang secara berkala menjadi dosen tamu di SESKO TNI dan Lemhanas. (arh)