Artificial Intelegent, Sebuah Berkah atau Malapetaka?

Obsessionnews.com - Tak bisa dipungkiri, zaman modern ini semua lapisan kehidupan manusia bergantung pada teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat berbagai macam inovasi hadir. Salah satu inovasi teknologi yang saat ini paling banyak digunakan adalah artificial intelegent (AI) atau kecerdasan buatan. AI merupakan program komputer dalam meniru kecerdasan manusia, seperti mengambil keputusan, menyediakan dasar penalaran, dan karakteristik manusia lainnya. Ada berbagai macam jenis teknologi AI yang saat ini telah dikembangkan. Contohnya voice offer AI, drawing AI, dan chat AI. AI dapat membantu kehidupan manusia dengan teknologinya yang sangat canggih. Contoh saja seperti “ChatGPT”. “ChatGPT” merupakan salah satu jenis chat AI yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. Mereka bisa memberikan ide untuk dikembangkan menjadi artikel ataupun sebaliknya. Baca juga: Majukan IPTEK dan Inovasi Nasional, Wapres Dukung Kolaborasi dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Selain itu ChatGPT dapat memberikan berbagai macam pendapat dan saran di berbagai macam bidang seperti saran di bidang keuangan, pernikahan, tata boga, dan sebagainya. Dengan berbagai macam kemudahan tersebut, tentunya sangat membantu manusia untuk meringankan pekerjaan mereka. Namun, apakah AI ini hanya memberikan sebuah keberkahan? Tentu saja tidak. Di balik kemegahan dan kebesaran teknologi AI, tentu saja ada kerusakan dan malapetaka yang dibawa oleh mereka. Banyak kasus kejahatan terjadi akibat dari teknologi AI yang disalahgunakan. AI banyak mencuri data-data yang tersebar pada jaringan internet. Karya-karya para artis seni yang tersebar pada media internet diserap oleh AI dan masuk ke dalam database mereka. Drawing AI mencuri berbagai lukisan atau gambar digital untuk dimasukkan ke dalam sistem mereka tanpa memberikan credit. Selain itu voice offer AI mencuri berbagai macam suara dari pekerjaan voice dubber dan memasukkannya kedalam database mereka tanpa memberikan sepeserpun keuntungan pada voice dubber aslinya. Baca juga: Rangsang Siswa Kuasai Iptek, Kemenag Gelar Festival Robotik Variasi teknologi AI yang menyebabkan kejahatan lainnya adalah teknologi deepfaking, di mana sebuah aplikasi AI dapat menganalisis wajah seseorang dan menempelkan wajah seseorang tersebut pada sebuah video lainnya. Hal ini menyebabkan penyalahgunaan teknologi deepfaking yang biasanya digunakan untuk membuat sebuah video tidak senonoh dan menyebabkan hoaks berkepanjangan. Tentu disini yang dirugikan adalah orang-orang yang wajahnya dianalisis oleh AI tanpa sepengetahuan dan izin mereka. Kecerdasan buatan memang dapat bermanfaat bagi umat manusia bila digunakan dan dilatih dengan tepat. Namun jika tidak dibarengi dengan literasi digital dan regulasi yang jelas, AI-AI ini dapat menghancurkan kehidupan manusia karena pekerjaan yang dapat diambil olehnya. (Khansa, Magang di Obsession Media Group)