Perdana Menteri Jepang Pecat Putranya Setelah Skandal Menodai Citra

Perdana Menteri Jepang Pecat Putranya Setelah Skandal Menodai Citra
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan segera memecat putranya, yang bekerja sebagai sekretarisnya, setelah skandal pesta yang diadakan di kediaman resminya pada akhir 2022. "Tindakannya tahun lalu di ruang resmi tidak pantas untuk seorang sekretaris yang berada dalam posisi resmi, jadi saya memutuskan untuk menggantikannya untuk menarik garis di bawah ini," tegas Kishida kepada wartawan dalam sambutannya yang disiarkan langsung oleh penyiar publik NHK. "Penggantian akan berlaku mulai 1 Juni," tandasnya seperti dilansir The Business Times, Senin (29/5/2023). Keputusan tersebut diambil setelah peningkatan dukungan baru-baru ini untuk Kabinet Kishida tampaknya memuncak dalam serangkaian jajak pendapat yang dilakukan selama akhir pekan, di tengah kritik terhadap Shotaro Kishida. Sebuah majalah telah menerbitkan foto dirinya berpose di ruang resmi selama pesta, termasuk di tangga di mana menteri Kabinet baru biasanya difoto untuk menandai pengangkatan mereka. Perdana Menteri telah menegur putranya atas insiden tersebut, tetapi jajak pendapat yang dilakukan oleh surat kabar Asahi menunjukkan tiga perempat responden melihat perilaku Shotaro sebagai masalah. Jajak pendapat terpisah oleh surat kabar Nikkei menunjukkan dukungan Kishida turun lima persen menjadi 47 persen. Skandal atas putra Kishida muncul saat perhatian dialihkan dari panggung internasional ke masalah domestik pemerintah. Spekulasi tentang pemilihan awal telah dipicu oleh keberhasilan Kishida menjadi tuan rumah KTT Kelompok Tujuh, dengan kehadiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy yang tak terduga memenuhi persetujuan luas dan membantu meningkatkan dukungan pemilih. Kishida tidak perlu mengadakan pemilihan umum hingga tahun 2025, tetapi pergi ke tempat pemungutan suara lebih awal akan menjadi kesempatan untuk memperbarui mandatnya menjelang pemilihan pimpinan partai tahun depan dan pertarungan tentang bagaimana membayar janjinya untuk meningkatkan pengeluaran untuk pertahanan dan anak-anak. (Red)