Enam Anggota TNI Tewas, 30 Orang Hilang dalam Penyelamatan Pilot yang Diculik di Papua Barat

Pemberontak separatis menghadapi pasukan tentara Indonesia saat mereka mencari warga Selandia Baru yang disandera sejak bulan Februari 2022. Orang-orang bersenjata separatis menyerang pasukan tentara Indonesia yang dikerahkan untuk menyelamatkan seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh pemberontak di provinsi Papua yang bergolak di Indonesia, menyebabkan sedikitnya enam orang tewas dan sekitar 30 orang hilang, kata para pejabat pada hari Minggu. Dilansir The Guardian, Senin (17/4/2023), informasi awal dari laporan tentara mengatakan ada sekitar 36 tentara di sebuah pos di distrik perbukitan Nduga, ketika penyerang dari Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap bersenjata Gerakan Papua Merdeka, melepaskan tembakan pada hari Sabtu. Sedikitnya enam tewas dan 21 lainnya melarikan diri ke hutan, menurut laporan militer yang dilihat wartawan. Seorang juru bicara militer mengkonfirmasi hanya satu yang tewas. Sembilan tentara dilaporkan ditahan oleh para pemberontak. Juru bicara militer Papua Kolonel Herman Taryaman mengatakan para prajurit itu adalah bagian dari kelompok yang mencari Phillip Mark Mehrtens, seorang pilot Selandia Baru untuk perusahaan penerbangan Indonesia Susi Air yang diculik oleh pemberontak pada Februari . Dia mengatakan pihak berwenang sedang mencari sekitar 30 tentara. “Belum diketahui secara pasti berapa jumlah tentara Indonesia yang tewas dan terluka,” kata Taryaman. “Kami masih melakukan pencarian, tetapi hujan lebat, cuaca berkabut, dan kurangnya komunikasi menghambat upaya pencarian dan evakuasi kami.” Laksamana Pertama Julius Widjojono, juru bicara Tentara Nasional Indonesia atau TNI, mengatakan pada konferensi pers di ibukota, Jakarta, bahwa operasi pencarian akan dilakukan "dengan kekuatan maksimal". Dia mengatakan pemberontak menghadapi pasukan ketika mereka mencoba menyisir daerah yang dekat dengan posisi pilot dan penculiknya. Pemberontak menembak seorang tentara yang jatuh ke jurang sedalam 15 meter, kemudian melancarkan serangan kedua saat pasukan mengeluarkan tubuhnya, kata Widjojono. Dia mengkonfirmasi hanya satu kematian sejauh ini. Juru bicara pemberontak Sebby Sambom mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuang kelompok itu melakukan serangan itu sebagai balas dendam atas pembunuhan dua pemberontak dalam baku tembak dengan pasukan keamanan Indonesia pada bulan Maret. Dia mengatakan sedikitnya sembilan anggota pasukan elite tentara Indonesia tewas dalam serangan hari Sabtu. Sambom mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan operasi militernya di Papua. Dia juga mengatakan kelompoknya telah menawarkan untuk bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia dan Selandia Baru untuk pilot tersebut, namun belum mendapat tanggapan. “Pemerintah Indonesia harus menghentikan operasi keamanannya di Papua dan bersedia bernegosiasi dengan para pemimpin kami di bawah mediasi pihak ketiga yang netral dari badan PBB,” kata Sambom. Widjojono mengatakan, operasi militer di Papua dilancarkan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa yang besar. “TNI tidak pernah mundur satu kali pun dalam menjaga kedaulatan wilayah kita,” kata Widjojono. “Dan ini diterapkan secara konsisten di Papua.” Pemberontak pada Februari menyerbu sebuah pesawat bermesin tunggal tak lama setelah mendarat di landasan pacu kecil di Paro di distrik terpencil Nduga dan menculik pilotnya. Pesawat tersebut dijadwalkan untuk menjemput 15 pekerja bangunan, yang sedang membangun pusat kesehatan, setelah pemberontak separatis mengancam akan membunuh mereka. Pertempuran hari Sabtu adalah yang terbaru dari serangkaian insiden kekerasan dalam beberapa tahun terakhir di Papua, bekas jajahan Belanda di bagian barat Pulau Papua yang secara etnis dan budaya berbeda dari sebagian besar wilayah Indonesia. Konflik antara penduduk asli Papua dan pasukan keamanan Indonesia adalah hal biasa. Papua dimasukkan ke dalam Indonesia pada tahun 1969 setelah pemungutan suara yang disponsori PBB yang secara luas dianggap palsu . Sejak saat itu pemberontakan tingkat rendah membara di wilayah yang terbagi menjadi Papua dan Papua Barat. Serangan pemberontak meningkat dalam setahun terakhir, dengan puluhan pemberontak, pasukan keamanan dan warga sipil tewas. (Red)