Ribuan Demonstran Serbu Istana Presiden dan Gedung Kongres Brasil

Ribuan Demonstran Serbu Istana Presiden dan Gedung Kongres Brasil

Ribuan demonstran menyerbu Istana Kepresidenan, gedung Kongres dan Mahkamah Agung di Brasil. Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva bertekad menghukum ribuan pendukung mantan pemimpin negara itu, Jair Bolsonaro tersebut.

Dilansir BBC, Senin (9/1/2023), Kepolisian Brasil telah mengambil alih kendali atas gedung-gedung utama di ibu kota Brasilia itu setelah bentrokan berjam-jam pada Minggu (8/1). Menteri Kehakiman Flavio Dino mengatakan kepada media lokal, bahwa sekitar 200 orang telah ditangkap. Rentetan kejadian dramatis, yang menampilkan ribuan pengunjuk rasa menyerbu jantung pemerintahan Brasil sembari mengenakan kaos sepak bola khas kuning-biru, terjadi hanya sepekan setelah pelantikan Lula. Lula mengatakan "tidak ada preseden dalam sejarah negara kita" perihal penyerbuan di Brasilia. Dia menyebut aksi kekerasan sebagai "tindakan pengacau dan fasis". Lula juga membidik pasukan keamanan yang dia tuduh "tidak kompeten, itikad buruk atau jahat" dalam kegagalan menghentikan serbuan para demonstran ke gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan. "Anda akan melihat dalam foto-foto bahwa mereka [petugas polisi] sedang memandu orang-orang dalam perjalanan ke Praca dos Tres Powers," katanya. "Kami akan mencari tahu siapa pemodal para pengacau yang pergi ke Brasilia ini dan mereka semua akan membayar dengan kekuatan hukum." Video yang dibagikan media Brasil, O Globo, menunjukkan beberapa petugas keamanan tertawa dan berfoto bersama dengan para demonstran saat mereka menduduki gedung Kongres. Para demonstran dengan cepat membela tindakan mereka ketika didekati oleh wartawan. Lima, seorang insinyur berusia 27 tahun, berkata: "Kita perlu menegakkan kembali ketertiban setelah pemilihan yang curang ini." "Saya di sini untuk sejarah, untuk putri saya," katanya kepada kantor berita AFP. Ribuan demonstran pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro menyerbu gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan, pada Minggu (08/01) waktu setempat. Tetapi warga lainnya di ibu kota mengungkapkan kemarahan atas kekerasan tersebut dan mengatakan serangan itu menandai hari yang menyedihkan bagi negara. "Saya memilih Bolsanaro tapi saya tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan," kata Daniel Lacerda, 21, kepada BBC. "Jika Anda tidak setuju dengan presiden, Anda harus mengatakannya dan melanjutkan. Anda tidak boleh mengadakan protes dan melakukan semua kekerasan seperti yang mereka lakukan." Banyak kalangan yang membandingkan insiden ini dengan penyerbuan Capitol di Washington DC pada 6 Januari 2021 oleh pendukung Donald Trump, sekutu Bolsonaro. Sejumlah demonstran pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro memecahkan kaca Mahkamah Agung dalam serbuan di Ibu Kota Brasilia, 8 Januari 2023. Jair Bolsonaro telah berulang kali menolak untuk menerima bahwa dia kalah dalam pemilihan presiden pada Oktober 2022. Pekan lalu, dia meninggalkan negara itu alih-alih mengambil bagian dalam upacara pelantikan Lula sebagai presiden Brasil. Lebih dari enam jam setelah gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan di Brasilia disebut, pria berusia 67 tahun tersebut merilis cuitan yang mengutuk serangan itu sekaligus membantah bertanggung jawab mendorong para pengunjuk rasa. "Demonstrasi damai, dalam bentuk undang-undang, adalah bagian dari demokrasi," sebutnya, kemudian mengutuk "penyerbuan gedung-gedung publik seperti yang terjadi hari ini". Suasana gedung Kongres Brasil setelah para demonstran menyerbu kompleks pemerintahan di Ibu Kota Brasilia, pada 8 Januari 2023. (Red)