Wow! Ini Pria Tertinggi di Dunia 2,89 Meter dan Masih Bisa Tumbuh Lagi

Inilah pria tertinggi sedunia mencapai hampir 3 meter, tepatnya 2,89 meter. Pria yang berasal dari Ghana ini bernama Sulemana Abdul Samed atau dikenal dengan sebutan Awuche, seperti dilaporkan oleh reporter BBC, Favour Nunoo, Selasa (3/1/2023). Pekerja di rumah sakit daerah Ghana utara mengatakan kepada Sulemana Abdul Samed yang berusia 29 tahun bahwa ia telah mencapai tinggi badan 2,89 meter. Artinya ia dapat disebut sebagai pria tertinggi sedunia. Namun ada sedikit permasalahan, klinik lokal itu tidak bisa betul-betul mengonfirmasi tingginya karena alat pengukur mereka kurang mumpuni. Beberapa tahun lalu ia didiagnosis gigantisme, sebuah gangguan yang membuat seorang bertumbuh sangat tinggi dan besar hingga terlihat seperti raksasa. Oleh karena itu, ia harus membuat janji bulanan dengan dokter untuk mengendalikan komplikasi yang datang dari tubuhnya yang raksasa. Saat itu, ia berdiri tegak di samping alat ukur. Seorang perawat mengatakan kepadanya: “Anda sudah lebih tinggi daripada alat ukur.” Pria yang dikenal dengan sebutan Awuche – artinya “Ayo Pergi” dalam bahasa Hausa – bingung melihat kehebohan yang dia timbulkan. Ia tidak kaget mendengar bahwa ia tambah tinggi, karena memang ia belum berhenti bertumbuh. Namun, hal itu menimbulkan kekhawatiran para tenaga kesehatan yang tidak siap menghadapi skenario tersebut. Perawat yang bertugas saat itu memanggil rekannya, yang kemudian memanggil orang lain untuk membantu. Tak lama kemudian, sekelompok perawat dan asisten kesehatan berkumpul bersama untuk mencoba memecahkan masalah yang ada, yakni mengukur tinggi badan pria raksasa itu. Seorang menyarankan mereka mencari tiang yang dapat digunakan sebagai perpanjangan tongkat mereka untuk mengukur tingginya - dan itulah bagaimana mereka bisa sampai pada perkiraan itu. Masih Bisa Tumbuh Lagi Ketika saya pertama kali bertemu Awuche beberapa bulan lalu saat menjelajahi Ghana bagian utara, namanya sudah terkenal luas di wilayah tersebut. Saat itu, saya tidak membawa pita pengukur untuk memverifikasi tinggi badannya. Maka, untuk menyelesaikan perkara tersebut, saya kembali ke desa Gambaga minggu lalu dengan membawa pita pengukur sepanjang 4,8 meter. Rencananya sebagai berikut: Awuche akan bersender pada dinding, kami menandai bagian atas kepalanya dan menentukan tingginya menggunakan pita pengukur. “Cara mereka mengukur saya, memang tidak bisa dibilang sempurna,” ungkap Awuche, yang mengaku cukup bahagia dengan rencana saya untuk mengukur tinggi pastinya. Ia ternyata sudah tumbuh hingga melebihi ukuran rumah-rumah di daerah tempat tinggalnya. Tetapi setelah mencari-cari, kami akhirnya menemukan gedung dengan tembok yang cukup tinggi. Ia mencopot sepatunya – sepasang sepatu yang terbuat khusus dari ban mobil bikinan tukang setempat karena Awuche tidak dapat menemukan sepatu yang pas untuknya. Salah satu tetangganya naik ke atas bangku kayu untuk mencapai ketinggian Awuche supaya dia bisa menandai dinding dengan sepotong arang. Setelah menggarisi dinding, kami merentangkan pita pengukur dari garis yang ditandai di tanah. Sementara, Awuche memandang dengan antisipasi. "Awuche, pita pengukur menunjukkan 2,24 meter,” saya berkata. Dengan senyumnya yang khas, ia bertanya “Wow, jadi apa artinya?” “Ya, pria tertinggi yang hidup tingginya 2,51 meter, dia hanya hampir satu kaki lebih tinggi daripadamu.” Saya merujuk pada pria bernama Sultan Kösen, yang tinggal di Turki dan kini memegang rekor Guiness Dunia untuk pria tertinggi. “Saya masih bertumbuh tinggi. Siapa tahu, suatu saat saya bisa mencapai tinggi itu,” kata Awuche, sama sekali tidak kecewa karena kesalahan angka yang diberikan rumah sakit sebelumnya. “Seitap tiga atau empat bulan saya bertumbuh… Kalau Anda belum melihat saya dalam waktu tiga sampai empat bulan, Anda akan sadar tinggi saya bertambah,” jelasnya. Lidah menjulur Awuche mulai menyadari tingginya terus bertambah saat ia berusia 22 tahun dan tinggal di ibu kota Accra. Ia pindah ke sana untuk mencoba membangun hidup di kota besar, di mana saudara laki-lakinya tinggal, setelah menamatkan SMA. Dia sempat bekerja sebagai pemotong daging, demi menabung untuk mengikuti kelas di sekolah mengemudi. Tetapi suatu pagi ia bangun dengan kebingungan: “Saya menyadari lidahku menjulur dalam mulutku hingga saya susah bernapas [dengan baik],“ ujarnya. Ia kemudian pergi ke farmasi setempat untuk membeli obat. Namun, beberapa hari setelahnya, ia mulai mengamati seluruh bagian tubunya mulai bertumbuh besar. Ketika keluarga dan teman-temannya berkunjung dari desa ke kotanya, mereka semua berkomentar tentang pertumbuhannya yang cepat. Pada titik inilah ia mulai menyadari bahwa secara perlahan, ia mulai berubah menjadi raksasa. Ia jauh lebih tinggi dibandingkan semua orang, hingga ia harus mencari pertolongan medis karena pertumbuhannya membawa komplikasi lain. Awuche memiliki tulang punggung melengkung secara aneh. Hal tersebut merupakan salah satu gejala paling terlihat dari kondisinya, yakni sindrom Marfan, sebuah gangguan genetik yang mempengaruhi jaringan-jaringan ikat tubuh. Penyakit ini membuat anggota badan Awuche tumbuh secara abnormal. Komplikasi lebih serius mencakup cacat jantung. Para dokter mengatakan ia perlu menjalani operasi bedah di otaknya untuk menghentikan pertumbuhan. (Red)