Presiden Xi Jinping Hancurkan Masjid Diganti Gaya Komunis China

Presiden China Xi Jinping membenarkan pembongkaran dan perubahan banyak masjid di Provinsi Ningxia dan Xinjiang di wilayah China utara, rumah bagi sebagian besar warga Muslim. Alasannya, agama di Tiongkok harus 'berorientasi kepada China'. Dalam pidatonya di Kongres Partai Komunis China, dia menegaskan bahwa agama-agama di Tiongkok harus "berorientasi kepada China". Struktur-struktur bangunan yang dianggap mencerminkan citra Arab tentang Islam telah digantikan struktur yang lebih estetis ala China. Pada 2018 lalu, pemerintah kota kecil Weizhou berencana membongkar masjid karena masjid tidak memiliki izin bangunan, sehingga bisa disebut "gedung ilegal" Penduduk Weizhou yang sebagian besar Muslim Hui kemudian menduduki masjid untuk menghambat penghancuran. Masjid itu kemudian tidak dihancurkan tapi diubah menjadi gaya China. Menara dan kubahnya diganti dengan pagoda ala China. Itu merupakan salah satu elemen dari yang disampaikan Xi dalam pidatonya selama dua jam. Elemen lainnya adalah dia menegaskan bahwa tidak ada pelonggaran langkah-langkah mengatasi pandemi Covid. Dia mengatakan tidak akan ada keraguan pada kebijakan nol-Covid demi upaya penyelamatan nyawa banyak orang. Upaya pengetatan pergerakan, uji massal, pemindaian kode kesehatan, karantina, serta pembatasan perjalanan semuanya akan tetap berlangsung. Bahkan tidak ada pengakuan sedikit pun tentang penderitaan sosial dan ekonomi yang disebabkan kebijakan tersebut. Tantangan besar lainnya yang dihadapi oleh pemerintah, tetapi tidak disebutkan, antara lain, pengangguran kaum muda yang melonjak dan krisis properti. Sebaliknya, pidato yang panjangnya hampir dua jam ini sarat retorika standar partai dan kekurangan solusi aktual untuk persoalan-persoalan China. Jika Anda seorang lulusan universitas yang tidak dapat menemukan pekerjaan di sektor teknologi setelah tindakan keras pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan ini, Xi Jinping mendesak Anda agar "mengikuti panduan Partai ... berjuang untuk menjadi generasi baru, membangun daerah sosialis modern" tidak akan akan membuat nyaman. Tepuk tangan membahana, tak diragukan lagi, muncul saat Xi berbicara tentang penyatuan antara daratan dan Taiwan. Dia mengatakan Beijing akan mendorong kerja sama ekonomi dengan pulau itu, dan berupaya sungguh-sungguh untuk penyatuan damai, namun demikian Partai "tidak akan pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan sebagai sebuah opsi". Dia juga membela undang-undang keamanan negara yang banyak dikritik di Hong Kong yang disebutnya telah memulihkan ketertiban di wilayah itu. (BBCIndonesia/Red)