Bangun Jembatan Majukan Cyber Islamic University, Menag Bersinergi dengan Korsel

Obsessionnews.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas hari ini, Senin (17/10/2022), meneguhkan langkah strategis dalam memajukan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Menag menjalin sinergi dengan Cyber Hankuk of Foreign Studies, Korea Selatan (Korsel). Baca juga: Menag Yaqut Minta Dewan Hakim MTQN ke-29 Jaga Profesionalitas dan NetralitasMenag Tegaskan Saat Ini Madrasah Lebih Unggul dari Sekolah Umum Komitmen sinergi ini ditegaskan bersama dalam pertemuan antara Menag Yaqut dengan President Cyber Hankuk of Foreign Studies Profesor Jang Jiho, di Seoul, Korsel, Senin. Hadir Direktur Cyber Hankuk of Foreign Studies untuk Kerja Sama Internasional Profesor Jin Jeongran, dan Dekan Departemen Studi Indonesia Dr. Im Youngho. Turut dalam pertemuan Wakil Duta Besar Republik Indonesia, Zelda Wulan Kartika dan Atase Kebudayaan dan Pendidikan Gogot. Ikut mendampingi Menag yakni Staf Khusus Wibowo Prasetyo dan Abdul Rochman, Dirjen Pendis Ali Ramdhani, Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kartimi, Tenaga Ahli Menag Anna Hasbie, dan Kasubbag TU Ditjen Pendis Aziz Hakim. "Ketika Presiden Indonesia Joko Widodo mengangkat saya sebagai Menteri Agama pada Desember 2020, saya meluncurkan program prioritas Cyber Islamic University. Universitas ini menjadi jembatan untuk mengamankan prinsip pendidikan untuk semua, khususnya aksesibilitas bagi seluruh rakyat Indonesia dalam mengakses pendidikan tinggi," terang Menag dikutip dari siaran pers. Dia sangat percaya pertemuan ini akan membawa hasil demi membangun jembatan memajukan Cyber Islamic University. Tugas Kementerian Agama (Kemenag), kata Menag, mencakup dua hal besar. Pertama, urusan yang berkaitan dengan kehidupan dan kerukunan umat beragama. Kemenag harus memastikan kerukunan umat beragama di Indonesia yang majemuk. Kedua terkait dengan pendidikan agama dan keagamaan. Dalam bidang pendidikan agama dan keagamaan Kemenag membina 38 ribu lebih pondok pesantren, 83.500 madrasah, serta ratusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, baik dalam bentuk sekolah tinggi, institut, maupun universitas. Kemenag juga membina perguruan tinggi keagamaan Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Lembaga pendidikan ini berada hampir di seluruh kota dan pulau di Indonesia dengan berbagai tantangan geografis, dari pusat kota hingga pulau-pulau terpencil. "Dengan tantangan-tantangan ini saya percaya, bahwa yang dibutuhkan Indonesia adalah “jembatan”. Indonesia membutuhkan “jembatan” untuk menjaga keragaman. Indonesia membutuhkan “jembatan” untuk menjamin aksesibilitas dan kesetaraan dalam pendidikan," jelas Menag. “Jembatan masa depan bukan tampak secara fisik namun teknologi. Kita membutuhkan teknologi yang menjamin aksesibilitas dan kualitas pendidikan terbaik bagi semua orang," sambungnya. Menag berharap jembatan yang dibangun bersama dengan Cyber Hankuk University, Korsel, bisa mengamankan kemanusiaan dan menguntungkan dua negara. "Saya berharap kerja sama yang erat antara Kementerian Agama dan Cyber Hankuk University segera terealisasi," kata Menag. (arh)