Saat Pemakaman Eril, Ridwan Kamil Curhat Pedih 14 Hari Penantian Jenazah Hilang

Jenazah putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Eril), telah dimakamkan di kampung halaman sang Ibunda, Atalia Praratya, di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (13/6/2022), menjelang siang. Ridwan Kamil mengawali prosesi pemakaman dengan memasukkan tanah ke liang lahad sebagai simbolis dengan sekop, lalu dilanjutkan para petugas makam. Sekitar pukul 11.38 WIB, peti jenazah Eril telah tertutup rapat dan menyatu dengan tanah. Dalam prosesi pemakaman anak sulungnya, Ridwan Kamil sempat curhat kepedihan hatinya bersama keluarga dalam penantian pencatian selama 14 hari hilangnya Eril yang hanyut tenggelam saat berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss. Pencarian Eril yang hilang di Sungai Aare pada 26 Mei lalu, berhari-hari dilakukan tanpa hasil. Awalnya, sebersit tanya sempat muncul di pikirannya. “Kami bertanya-tanya, mengapa harus selama ini ya Allah. Mengapa tidak lebih cepat, agar semua lekas berlalu. Agar kami yang hidup tidak terlalu lama mengharu biru,” kata Ridwan Kamil. Namun Gubernur Jawa Barat ini akhirnya bisa pasrah menerima apa pun ketentuan yang telah digariskan Yang Maha Kuasa. “Tapi waktu adalah rahasia Allah yang musykil bisa dipecahkan, apalagi menyangkut kelahiran dan kematian. Waktu adalah relatif, begitu kata orang-orang yang arif. Akhirnya, kami menerimanya dengan hati yang lapang, karena kami bisa menemukan banyak sekali petunjuk yang terang,” paparnya. Ridwan Kamil mengakui bahwa rentang 14 hari waktu hilangnya Eril hingga ditemukan, adalah masa-masa yang sangat melelahkan untuknya. "Namun kami mendapat banyak pelajaran dan menerima kearifan. Tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya begitu singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat, penuh manfaat. Dua puluh tiga tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, tapi terbukti memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar," kenangnya. "Kami belajar tentang hidup yang tidak semata dihitung atas lamanya hari, tapi tentang tiap hela napas yang dipakai untuk berbuat baik walau kecil, dalam sehari-hari. Kami mengikhlaskan Eril pergi, karena kami menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan kekhilafannya," kata Ridwan Kamil. Meski waktu kebersamaan mereka di dunia terbilang singkat, Ridwan Kamil bersyukur telah dikaruniai Eril sebagai putranya. "Kami sangat bersyukur dilimpahi seorang putra yang dalam hidupnya, dan bahkan dalam pulangnya, masih mendatangkan cinta kepada kami sang orangtua," tuturnya. (*/Red)