Wow! Pakai Teknologi Recognition Dukcapil, Polri Bisa Kenal Pengeroyok Ade Armando

Teknologi Pengenal Wajah (face recognition) Dukcapil Kementerian Dalam Negeri memang hebat dan canggih! Untuk melacak identitas seorang yang ada di kerumunan ataupun sendirian, bisa langsung terdeteksi. Bahkan potret seseorang bermasker pun atau di foto dari belakang , bisa terbongkar identitasnya. Oleh karena itu, dengan memakai Teknologi Pengenal Wajah Dukcapil Polri bergerak sangat cepat menemukan pelaku pengeroyok Ade Armando berbekal rekaman video saat kejadian aksi demo di DPR. Para pelaku teridentifikasi lewat teknologi pengenal wajah atau face recognition. Dengan menggunakan teknologi face recognition Dukcapil, siapa pun yang ada dalam aksi demo meski tertutup wajahnya pakai masker, topi dan lain-lain, bakal bisa diketahui identitasnya, siapa namanya, alamat tepat tinggalnya dan sebagainya. Jadi, kalau ada seorang oknum yang melakukan provokasi/kerusuhan dalam suatu aksi demo maka dari rekaman potret/fotonya segera bisa langsung diketahui identitas yang bersangkutan. Polisi tidak perlu susah-susah mencari oknum tersebut, cukup dari rekaman potretnya langsung bisa tinggal mendatangi alamat rumahnya. Direktur Jenderal Kepedukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Prof Dr Zudan Arif Fakrullah SH MH menyebut, teknologi itu terhubung dengan basis data nasional kependudukan. “Secara teknik identifikasi foto dan sidik jari. Sudah 5 tahun Polri dan Dirjen Dukcapil bekerjasama,” jelas Zudan grup WhatsApp media, Kamis (14/4/2022). Prof Zudan menegaskan, akurasi teknologi pengenalan wajah ini bergantung pada kualitas foto yang menjadi pembanding. Semakin bagus kualitasnya, maka semakin cepat proses pencariannya. Menurutnya, akurasi pengenalan wajah ini bergantung pada skor. Semakin tinggi skornya, maka semakin akurat. Ia pun meminta anggota grup mengirimkan foto sampel untuk menguji teknologi itu. Salah satu anggota grup lantas mengirimkan foto pria berpeci hitam mengenakan masker. Namun, foto itu diambil dari jarak cukup jauh. Saat di-zoom, foto wajahnya menjadi blur. “Foto itu susah dikenali karena skor tertinggi hanya 5,5,” jawab Dirjen Dukcapil. Menurutnya, skor untuk akurasi di atas 8,5. Skor itu memiliki akurasi hampir 100 persen. Kemudian ada lagi yang mengirim foto potrait perempuan dengan masker. Berapa lama, Zudan menjawab. “Ini namanya K ya?”. “Betul Prof,” jawab si pengirim foto. “Dari sini bisa dilacak keluarnya sampai transaksi yang pernah dilakukan,” jelasnya. (RM/Red)