Meski Benzema Puasa, Madrid Hajar Chelcea Lagi

Meski striker Real Madrid, Karim menunaikan ibadah puasa dalam laga melawan Chelsea, namun pemain Muslim ini mampu menghajar raksasa Liga Inggris hingga kelabakan. Klub Spanyol ini pun berhasil lolos ke semi final Liga Champions (UCL) 2022. Benzema mencuri perhatian lagi ketika Real Madrid berhasil menyingkirkan Chelsea dari perempat-final Liga Champions melalui babak perpanjangan waktu di Santiago Bernebau, Rabu (13/4/2022) dini hari WIB, dengan keunggulan agregat 5-4. Memasuki pertandingan ini, Los Blancos unggul 3-1 di leg pertama di Stamford Bridge dengan Benzema mencetak hat-trick. Meski kalah dengan skor 3-2 di leg kedua, pasukan Carlo Ancelotti itu berhak melaju ke semi-final dan akan bertemu Atletico Madrid atau Manchester City. Tampaknya, Santiago Bernabeu menjadi saksi kebangkitan Real Madrid, yang sempat tertinggal 3-0 dari Chelsea di leg kedua perempat-final UCL, dan akhirnya memperkecil skor menjadi 3-2 dan lolos ke semi-final dengan keunggulan agregat 5-4. Benzema dan Modric memainkan peran kunci dalam kesuksesan Real Madrid menyingkirkan Chelsea di perempat-final Liga Champions. Dengan sisa sepuluh menit pertandingan, tiga pemain kunci Real Madrid menghidupkan peluang mereka dan menyelamatkan Los Blancos dari kekalahan yang memalukan. Meski kalah 3-2, tambahan satu gol di babak perpajangan waktu, yang dicetak Benzema, sudah cukup mengantarkan Real Madrid melaju ke empat besar, dengan akan bertemu Manchester City atau Atletico Madrid. Keberhasilan Real Madrid itu adalah berkat kualitas individu dan usaha kolektif tim. Dengan Chelsea merajalela dan unggul 3-0, sundulan Kai Havertz dengan cemerlang diselamatkan Thibaut Courtois, dan dua menit kemudian, Modric dengan apik mengkreasi tendangan penting Rodrygo. Pemain asal Kroasia itu memberikan umpan yang instingtif, brilian, dengan bagian luar sepatunya, yang mendarat sempurna di kaki Rodrygo sehingga ia bisa melepaskan tembakan tanpa bisa dibendung Edouard Mendy. Gol pemain asal Brasil itu memaksa perpanjangan waktu, dan enam setelahnya, Benzema menanduk bola untuk membawa Madrid unggul secara agregat. Performa secara keseluruhan sampai titik itu sebenarnya rapuh. Pasukan Carlo Ancelotti tampak tidak yakin dengan rencana permainan mereka, yang terlihat gugup meski unggul dua gol di leg pertama. Pelatih asal Italia itu ingin Madrid bertahan dan mencoba melakukan serangan balik dengan Vinicius Junior dan Benzema jika mereka bisa, tapi Chelsea mengatasi mereka, menekan dengan baik dan perlahan memutar sekrup. Gol-gol dicetak Chelsea di depan kerumunan Bernabeu yang semakin riuh. Mason Mount melepaskan tendangan melengkung yang melewati Courtois dari tepi kotak pada menit ke-15, membuat Madrid semakin tidak tenang, dengan keunggulan mereka berkurang menjadi hanya satu. Antonio Rudiger - yang mungkin akan bergabung ke Madrid pada musim mendatang jika situasi kontraknya di Chelsea tidak diselesaikan - menampilkan performa yang monumental dan menanduk bola yang kedua dari tendangan sudut, dengan Madrid kehilangan kehadiran Eder Militao di udara. Dan ketika Timo Werner mencetak gol ketiga Chelsea, setelah gol Marcos Alonsi dianulir karena handball, Madrid seperti menyerah. Rencana permainan Ancelotti bisa dibaca Thomas Tuchel, yang mengangkat timnya dari serangan yang diilhami Benzema di Stamford Bridge dan mempersiapkan tim untuk bisa unggul atas Madrid. Chelsea secara signifikan lebih waspada ketika harus memotong umpan-umpan kepada Benzema, yang kekurangan servis di sebagian besar pertandingan. Madrid membutuhkan tiga momen kualitas individu untuk menghadirkan keseimbangan yang menguntungan mereka, dari Courtois, dari Modric, dan dari Benzema, sementara pemain pengganti, Eduardo Camavinga, menawarkan banyak hal kepada tim setelah dimasukkan, membantu mereka memenangkan pertempuran lini tengah di babak perpanjangan waktu. Baik Camavinga maupun Fede Valverde tidak diperhitungkan Ancelotti pada musim ini, terlepas dari penampilan Toni Kroos yang acuh tak acuh dan perjuangan Casemiro yang lebih signifikan. Pelatih yang kurang konservatif mungkin akan membawa mereka ke lapangan jauh lebih cepat, meski keduanya tidak mengecewakan Ancelotti ketika akhirnya diberi kesempatan. Itu semua adalah bahan pemikiran untuk presiden Florentino Perez, yang tidak berencana untuk membawa Ancelotti sampai opsi-opsi lain dibahas pada musim panas lalu. Beberapa laporan menyebutkan mantan bos Chelsea itu adalah nama keempat yang diminta Perez. Mauricio Pochettino, yang siap meninggalkan PSG dan tidak lagi mungkin akan melatih Manchester United, mungkin akhirnya bisa mendapatkan kesempatan untuk melatih di Bernabeu, meski masih ada Liga Champions untuk dimainkan sebelum itu. Madrid mungkin menghadapi tantangan yang lebih besar di semi-final jika Manchester City asuhan Pep Guardiola mempertahankan keunggulan mereka lawan Atletico Madrid. Meski Madrid mempertahankan pemain-pemain menentukan seperti Benzema, Courtois, dan Modric - yang mendapat sorakan gembira dari fans setelah bermain penuh 120 menit - Anda tidak akan pernah mengesampingkan mereka. Berdarah-Darah Singkirkan Chelseaq Carlo Ancelotti menyebutkan bahwa dirinya dan juga timnya sangat menderita ketika tertinggal dua gol dalam kekalahan 3-2 Real Madrid dari Chelsea di leg kedua perempat-final Liga Europa, Rabu (13/4) dini hari WIB. Los Blancos melaju ke semi-final dengan susah payah saat berjumpa The Blues di delapan besar, bahkan laga dilanjutkan hingga babak tambahan. Meski Los Blancos kalah, mereka menang secara agregat dengan skor akhir 5-4 dan memastikan tiket ke semi-final UCL. Manajer asal Italia tersebut mengaku bahwa ia sempat ketar-ketir, sampai akhirnya Rodrygo mencetak gol, tetapi ia menegaskan dirinya juga berusaha untuk tetap tenang. "Kami lolos karena kami menunjukkan energi kami, terutama menjelang akhir pertandingan untuk membuat diri kami tetap fokus di pertandingan. Semua pemain berjuang dan bekerja keras, dan itu adalah malam yang sulit," ujar Ancelotti dilansir dari laman resmi klub. "Kami tidak pantas untuk tertinggal 2-0. Kami cukup berjuang dari serangan lawan lewat bola mati karena kami kehilangan pemain terbaik kami dalam duel bola udara, [Eder] Militao dan terlebih lagi, gol pertama mereka datang dari rebound." Laga yang digelar di Santiago Bernabeu tersebut terisi penuh dengan fans Madrid, dan Don Carlo mengklaim bahwa dukungan dari para penonton di stadion telah meningkatkan gairah dan semangat para pemain di lapangan. Memang, Madrid tak mampu menang di leg kedua, namun Ancelotti tetap senang bisa membawa Los Blancos melaju ke semi-final Liga Champions musim ini. "Kami tidak menunjukkan keinginan untuk mencetak gol dan setelah tertinggal 2-0, mental tim cukup terganggu. Saya tidak bisa menjelaskan sisanya. [Yang jelas] keajaiban stadion ini membantu para pemain untuk tidak pernah menyerah," tambahnya. "Saya tidak pernah berpikir bahwa ini sudah berakhir, terutama karena kami bermain di sini, di [Santiago] Bernabeu. Sulit untuk mengungkapkannya dengan kata-kata, tetapi keajaiban itu memacu Anda." "Itu membantu memberikan dorongan energi untuk lolos ke semi-final, dan [Dani] Carvajal bermain sangat baik sebagai bek tengah. Saya sangat senang bisa lolos ke semi-final bersama klub ini. Kami benar-benar harus bekerja keras, tetapi sejauh ini saya senang." (Goal.com/Red)