Vitamin D untuk Pasien Covid-19

ºInfeksi virus corona penyebab Covid-19 menyerang sistem imun tubuh. Vitamin D memang salah satu yang berkorelasi dengan sistem imun tubuh. Vitamin D menjadi salah satu zat yang diperlukan tubuh dan berperan pada sistem daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi Covid-19. Pada masa pandemi Covid-19, memang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari vitamin D. Sumber vitamin D bisa didapatkan dari berjemur di bawah sinar matahari pagi langsung sekitar pukul 08.00 - 09.30. Tubuh akan memproduksi vitamin secaara alami yakni tubuh akan mengolah vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Oleh karena itu setiap orang disarankan berjemur 15 - 20 menit setiap hari, setidaknya berjemur 3 kali dalam seminggu. Vitamin D selain bisa didapat dari suplemen, vitamin D juga bisa diperoleh dengan cara mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D seperti susu serta produk olahannya, kuning telur, jamur, ikan salmon, sarden, tuna, udang, dan daging tanpa lemak. Demikian dipaparkan Koordinator Sistem Informasi Unsoed Ir Alief Einstein M.Hum. selesai mendampingi pemaparan Dosen Ilmu Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsoed dr.Madya Ardi Wicaksono,MSi. pada Minggu lalu. Menurut dr.Madya Ardi Wicaksono,MSi. saat ini, pandemi Covid-19 telah memasuki tahun ketiga, dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hingga tanggal 3 Maret 2022 terdapat total 5.564.448 kasus dengan 4.861.415 atau 87,4% di antaranya telah dinyatakan sembuh. Sebanyak 554.698 atau 10% kasus berada dalam status aktif. Saat ini, jelasnya, pedoman tatalaksana kasus Covid-19 menyebutkan pemberian Vitamin D sebesar 1.000-5.000 IU per harinya pada penderita Covid-19. Vitamin D adalah turunan dari molekul steroid yang merupakan salah satu turunan dari kolesterol. Ia memaparkan, terdapat dua bentuk aktif dari vitamin ini, yaitu vitamin D2 (erkalsitriol) dan vitamin D3 (kalsitriol). Aktivasi vitamin D dilakukan oleh hormon paratiroid. Bentuk tidak aktif dari Vitamin D2 disebut ergokalsiferol, dan berasal dari turunan senyawa kolesterol yang banyak ditemukan pada ragi dan tanaman. Vitamin D3 sendiri berasal dari turunan senyawa 7-dehidrokolesterol dalam bentuk tidak aktifnya. Golongan vitamin inilah yang paling banyak ditemukan pada kulit manusia. Pada ginjal, vitamin D dikonversi menjadi bentuk aktif yang disebut 1,25-dihydroxycholecalciferol, atau lebih sering disebut sebagai kolekalsiferol. Ahli Ilmu Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsoed ini mengemukakan, vitamin D merupakan satu-satunya jenis vitamin yang diproduksi tubuh. Vitamin D dihasilkan lewat dua jalur yaitu melalui asupan makanan atau suplemen dan melalui jalur biosintesis provitamin D menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari di kulit. "Kedua jalur ini saling berhubungan karena jalur biosintesis di kulit dapat berlangsung jika terdapat bahan baku provitamin D yang diperoleh dari makanan.," Jelas dia. Secara umum, lanjutnya,vitamin D berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi, membantu penyerapan kalsium, dan berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh manusia. Fungsi inilah yang bermanfaat dalam mengatasi infeksi Covid-19 melalui beberapa mekanisme berikut ini : Vitamin D merangsang pembentukan cathelicidin dan β-defensin, suatu elemen antimikroba, yang mencegah virus memasuki sel pada saluran nafas. Dengan demikian, virus tidak memiliki ruang untuk berkembang biak. Vitamin D juga mendorong terjadinya proses autofagi, yaitu proses biologis di mana tubuh mengeliminasi sel yang rusak akibat terinfeksi oleh virus. Lebih jauh lagi, vitamin D membantu mengaktivasi sel T, sel B, makrofag, dan sel dendritik di saluran nafas untuk mengeliminasi virus yang masuk. Sehingga, suplementasi vitamin D pada saat seseorang menderita Covid-19 dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan. Selanjutnya dr.Madya Ardi Wicaksono,MSi. yang juga Pengurus Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI) menambahkan bahwa selain melalui suplementasi, vitamin D bisa diperoleh pada beberapa bahan pangan berikut ini : 1. Ikan Laut dan Minyak Ikan Berbagai jenis ikan laut dan minyak ikan. Ikan salmon dan ikan tuna adalah jenis ikan laut dengan kandungan vitamin D tertinggi dibandingkan ikan laut lainnya. 100 gram ikan salmon mengandung 526 IU vitamin D. Sedangkan 1 sendok teh minyak hati ikan cod mengandung 450 IU vitamin D. Jumlah ini telah memenuhi 75% dari rata-rata kebutuhan vitamin D orang dewasa. 2. Jamur Kandungan vitamin D dalam jamur beragam, besarnya antara 70 hingga 600 IU dalam setiap 50 gram jamur mentah. Jamur merupakan alternatif sumber vitamin D bagi vegetarian atau bagi orang yang memiliki riwayat alergi terhadap ikan laut dan telur. 3. Kuning telur Walaupun jumlahnya tidak besar, satu butir kuning telur mengadung 40-50 IU vitamin D, atau setara dengan 12% dari kebutuhan vitamin D orang dewasa. 4. Susu Sapi Susu sapi dan produk turunannya. Vitamin D terdapat dalam jumlah 1 IU pada setiap 100 gram susu sapi. Saat ini, susu sapi dan susu kedelai komersial telah diperkaya vitamin D untuk menambah jumlah vitamin D yang dapat dikonsumsi. Selain susu, produk turunan susu seperti keju dan yoghur juga diperkaya dengan vitamin D. Dalam setiap 100 gram keju dan yoghurt terdapat 20-50 IU vitamin D. 5. Hati Sapi 100 gram hati sapi mengandung 50 IU vitamin D. Namun, konsumsi hati sapi perlu dipertimbangkan pada penderita hiperkolesterolemia. (Red)