Sayap Kanan Serbia Demo Dukung Invasi Rusia

Sayap Kanan Serbia Demo Dukung Invasi Rusia
Ratusan pengikut kelompok sayap kanan di Serbia pada Jumat (4/3/2022), berunjuk rasa di pusat kota Beograd untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Meneriakkan "Rusia, Rusia," para pengunjuk rasa itu mengangkat bendera Rusia ketika penyelenggara menjanjikan demonstrasi yang lebih luas jika Beograd bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia. Serbia mengkritik serangan terhadap Ukraina akan tetapi menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap sekutu tradisional Slavia dan Kristen Ortodoks, Rusia. Banyak warga Serbia memandang Rusia sebagai negara bersahabat dan mempercayai bahwa Rusia telah difitnah oleh Barat. Presiden Aleksandar Vucic yang populer mengeluhkan dugaan tekanan Barat pada pemerintahnya atas hubungan Serbia dengan Rusia. Negara Balkan itu secara resmi berusaha memperoleh keanggotaan Uni Eropa namun mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow juga China. Mengapa Negara Muslim Chechnya Bantu Rusia? Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES), Dina Y Sulaeman, memberi contoh tanggapan terkait dukungan Chechnya dalam serangan Rusia ke Ukraina. Dina mengatakan, alasan bergabungnya Chechnya dengan Rusia ini bukan semata-mata ingin menyerang Ukraina. Akan tetapi, ingin menyerang kekuatan besar di balik Ukraina. Menurut Dina, dukungan Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk melawan kekuatan besar Amerika Serikat. Dina mengatakan, alasan bergabungnya Chechnya dengan Rusia ini bukan semata-mata ingin menyerang Ukraina. Akan tetapi, ingin menyerang kekuatan besar di balik Ukraina. Menurut Dina, dukungan Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk melawan kekuatan besar Amerika Serikat. Jadi saya rasa Chechnya tahu yang ia lawan bukan semata-mata Ukraina, tetapi kekuatan besar di belakangnya yang berperan melakukan kejahatan di negara-negara muslim," kata Dina dalam tayangan Tribun Corner. Dina juga mengatakan dukungan Chenchnya ini tidak bisa dilepaskan dari peran para pemimpinnya, yakni Kadyrov dan Putin. Ia menyebut Ramzan Kadyrov sebagai seseorang yang sangat dekat dengan Putin. "Alasan Chechnya bergabung dengan Rusia itu tidak bisa dilepaskan dari peran pemimpinnya, Ramzan Kadyrov. Dia ini adalah seorang yang sangat dekat dengan Putin," ujar Dina. Banyak dibantu oleh Rusia Alasan lain Chenchnya ikut andil dalam konflik Rusia-Ukraina ini karena merasa telah banyak dibantu oleh Rusia. Wajar jika sekarang Kadyrov mendukung Putin. Pembangunan Chechnya pasca perang Chencen pun atas bantuan dana yang besar pemerintah Moskow. Bahkan dengan dana tersebut, Ramzan Kadyrov bisa membangun sebuah masjid yang disebut terbesar di dunia dengan kapasitas 70 ribu jamaah. "Presiden Putin memberikan dukungan yang sangat besar kepada Republik Chechnya, ini kan semacam Repoblik Otonomi. Jadi Ramzan Kadyrov ini mendapatkan dana yang sangat besar untuk melakukan pembangunan di negaranya." "Bahkan membangun sebuah masjid yang sangat besar yang digunakan juga untuk pendidikan," ungkap Dina. Lebih lanjut Dina menyebut dukungan Chechnya pada Rusia banyak membuat orang Indonesia terkejut. Menurutnya hal itu dikarenakan, mayoritas orang Indonesia masih menganggap Rusia adalah rezim komunis sama seperti Uni Soviet. Sehingga banyak yang bertanya-tanya mengapa negara muslim seperti Chechnya mendukung pasukan komunis.(VOA Indonesia/Tribun/Red)