Wow! Kelompok Sabotase Rusia Masuk Ibu Kota Ukraina

Situasi di Ukraina makin tegang. Sejak Kamis (24/2/2022) negara itu diserang Rusia pasca Presiden Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina Timur, Donbass. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahkan mengatakan bahwa "kelompok sabotase" Rusia telah memasuki ibu kota Kyiv. Ia mendesak warga kota untuk tetap waspada dan mematuhi jam malam. Ia juga menambahkan bahwa dia dan keluarganya tetap di Ukraina. Meskipun Rusia mengidentifikasi dia sebagai "target nomor satu". "Menurut informasi kami, musuh menandai saya sebagai target No. 1, keluarga saya, sebagai target No. 2," katanya dikutip AFP dan CNN "Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara. Kami memiliki informasi bahwa kelompok sabotase musuh telah memasuki Kyiv." Sementara itu ibu kota Kyiv sudah menjadi gelap dan sangat sunyi sejak Kamis malam. Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengumumkan jam malam dari pukul 10 malam hingga 7 pagi waktu setempat, membuat jalan-jalan sepi dan banyak bangunan benar-benar gelap. Orang-orang di seluruh kota telah mematikan lampu mereka atau menutup tirai mereka. Sistem transportasi umum kota juga telah ditutup pada malam hari, meskipun semua stasiun metro tetap buka dan dapat digunakan sebagai tempat penampungan darurat. Diserang Rusia, Bank Ukraina Bekukan Transfer Uang Elektronik Bank sentral Ukraina, Bank Nasional Ukraina pada Jumat (25/2/2022) menerbitkan aturan untuk menangguhkan penerbitan serta transfer dan pengisian uang elektronik. Langkah ini dilakukan saat negara itu menghadapi serangan dari Rusia. Mengutip CNBC International, hal ini pun mendorong banyak warga beralih ke mata uang kripto. Pasalnya sektor perbankan di negara itu telah terganggu dan membuat warga kesulitan mengakses uangnya. "Kuna, pertukaran crypto Ukraina yang populer, menunjukkan bahwa pembeli domestik membayar premium untuk stablecoin USDT Tether, yang dipatok dengan harga dolar AS," ujar wartawan CNBC International, Mackenzie Sigalos. "Pada nilai tukar saat ini, harga untuk 1 USDT kira-kira 32 hryvnia Ukraina (mata uang nasional), atau US$ 1,10, berkat peningkatan permintaan." Tak hanya di uang elektronik, uang tunai juga saat ini sulit didapatkan di negara itu. Ini dibuktikan dengan pemandangan warga mengantre di ATM mulai terlihat di beberapa kota negara itu. Salah satunya adalah Mariupol, yang merupakan wilayah dekat eskalasi konflik dengan pihak milisi pro-Rusia berlangsung. Sementara itu, pasukan Rusia masih terus menggempur wilayah Ukraina. Dilaporkan bahwa pasukan pimpinan Presiden Vladimir Putin itu mulai mendekati ibukota Kyiv. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut bahwa pasukan ini ditujukan untuk melemparnya dari tahta kepemimpinan. Putin sendiri menyebutkan bahwa langkah yang diambilnya ini adalah untuk melakukan "demiliterisasi" Ukraina. Ia menganggap pemerintahan Zelensky telah melakukan kekerasan kepada warga wilayah Donbass yang notabenenya mayoritas etnis Rusia. Putin bahkan memberi ancaman bagi mereka yang mengganggu aksinya itu dengan mengatakan negara lain yang ikut campur akan menghadapi "konsekuensi yang belum pernah mereka lihat". (CNBCIndonesia/Red)