Diselidiki, 100.000 Ikan Mati Berserakan di Pesisir Perancis

Perancis dan Uni Eropa menggelar penyelidikan setelah kelompok aktivis lingkungan hidup melaporkan temuan 100 ribu ikan mati berserakan di Samudera Pasifik lepas pantai negara pimpinan Presiden Emmanuel Macron tersebut. Menteri Perikanan dan Maritim Perancis, Annick Girardin, mengatakan bahwa ia sudah memerintahkan Pusat Pemantau Perikanan Nasional untuk menyelidiki laporan kelompok aktivis Sea Shepherd France tersebut. "Melihat gambar-gambar yang dirilis @SeaShepherdFran, saya meminta Pusat Pemantau Perikanan Nasional untuk menyelidiki penyebab kematian ikan-ikan ini. Tentunya gambar-gambar ini sangat mengejutkan," tulis Girardin melalui Twitter. Girardin memerintahkan penyelidikan ini setelah Sea Shepherd France merilis foto-foto yang memperlihatkan bangkai-bangkai ikan bergelimpangan di perairan lepas pantai Perancis. "Ini yang terjadi sekarang di Teluk Biscay di lepas pantai La Rochelle. Empat kapal pabri beroperasi di are itu, termasuk Margiris, kapal pukat terbesar di dunia (dilarang di Australia)," tulis kelompok itu melalui Twitter. Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Lingkungan Hidup, Virginijus Sinkevicius, kemudian menyatakan, ia sudah memerintahkan "pihak berwenang dari negara yang benderanya berkibar di kapal itu untuk memberikan informasi lengkap dan bukti mengenai kasus itu." Tak lama setelah itu, pihak yang mewakili pemilik kapal berbendera Lithuania itu, Pelagic Freezer-Trawler Association (PFTA), menyatakan bahwa ikan-ikan itu "sengaja dilepas ke laut" pada Kamis lalu karena jaring kapal pukat itu robek. "Kecelakaan seperti ini jarang terjadi, dan kasus kali ini terjadi karena jumlah ikan yang ditangkap sangat banyak," demikian pernyataan PFTA yang dikutip Associated Press. Sea Shepherd France mempertanyakan pernyataan PFTA itu. Mereka menduga kapal berbendera Lithuania itu sengaja membuang ikan-ikan yang tak diinginkan. Mereka pun mendesak agar pihak berwenang membentuk hukum yang jelas agar insiden semacam ini tak terulang lagi di masa mendatang. (CNNIndonesia/Red)