Presiden Turki Selidiki Buku Agama Kemendikbud yang Menyimpang dan Ancam Hukuman!

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan, pihaknya akan menyelidiki kasus buku agama anak-anak yang memuat gambar Nabi Muhammad. Erdogan memastikan akan menelusuri pihak yang bertanggung jawab di balik buku religi (agama) terbitan Kementerian Pendidikan Turki tersebut dan mengancam hukuman. "Kami akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan terkait situasi ini,yang tak beralasan, dan tindak lanjut sampai mereka yang bertanggung jawab dikenai hukuman," ujar Erdogan seperti dikutip AFP, Selasa (8/12/2021). Erdogan, seorang pemimpin Muslim konservatif, mengaku sedih atas kejadian ini. Terlebih, buku itu diterbitkan sendiri oleh pemerintah. "Meski saya tak punya pengetahuan secara langsung (atas insiden ini), saya sangat sedih karena itu terjadi di bawah administrasi yang masih menjadi tanggung jawab saya," ucap Presiden Turki. Larangan penggambaran Nabi Muhammad memang tak dijelaskan dalam Al-Quran. Namun, mayoritas ulama sepakat akan pelarangan tersebut. Tindakan itu bahkan dinilai sebagai penistaan agama. Dalam buku anak-anak itu, Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang pria berjenggot mengenakan sweater dan celana panjang berwarna merah tua. Ia tampak mengumpulkan anak-anak perempuan dari bus sekolah. Menanggapi buku itu, para warga di wilayah Suriah utara, termasuk Al-Bab, menyerukan protes. Di kota Jarablus, sejumlah penduduk membakar salinan buku tersebut. Erdogan Sedih Presiden Recep Tayyip Erdogan mengaku sedih Turki mencetak buku khusus untuk anak-anak bergambar Nabi Muhammad. Terlebih buku religi untuk anak-anak itu merupakan terbitan Kementerian Pendidikan Turki. Meski larangan menggambar Nabi Muhammad tak secara nyata dijelaskan di Alquran, mayoritas ulama sepakat soal pelarangan ini. Aksi menggambar Nabi Muhammad pun dinilai sebagai penistaan agama. Erdogan kemudian dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi memerintahkan dilakukan penyelidikan terhadap pihak yang dinilainya bertanggung jawab terhadap perilaku memalukan itu. "Meski saya tidak memiliki pengetahuan secara langsung (atas insiden yang terjadi), saya sangat sedih karena itu terjadi di bawah administrasi yang masih menjadi tanggung jawab saya," tutur Erdogan seperti dikutip dari AFP. "Kami akan bertindak apa yang diperlukan tentang situasi ini. Tak ada alasan untuk melakukan tindak lanjut sampai yang bertanggung jawab mendapat konsekuensinya," ia menambahkan. Dalam buku anak-anak itu, digambarkan seorang pria berjenggot mengenakan sweater dan celana panjang berwarna merah tua mengumpulkan anak-anak perempuannya dari bus sekolah. Para warga di wilayah Suriah utara di bawah kendali Turki termasuk kota Al-Bab, telah menyerukan protes. Sedangkan di kota Jarablus, para penduduknya membakar salinan buku tersebut. (CNN/Red)