Liverpool Jadi Jago di Grup Neraka

Liverpool menjaga juara paling hebat di grup neraka dan telah berhasil menyapu bersih empat Laga sekaligus memastikan tiket 16 Besar Liga Champions. The Reds mengamankan posisi teratas di Grup B setelah menang 2-0 atas Rojiblancos, membuat mereka bisa mengistirahatkan pemainnya di dua laga tersisa. Begitu banyak harapan di grup neraka? Liverpool lolos ke babak 16 besar Liga Champions untuk kelima kalinya berturut-turut, dan dengan cara yang cukup mengesankan juga. Tim asuhan Jurgen Klopp, mungkin terkejut oleh sengatan Brighton & Hove Albion di Liga Primer akhir pekan lalu, namun sukses mengalahkan Atletico Madrid dua gol tanpa balas, Kamis (4/11) dini hari WIB, untuk mengamankan posisi teratas di Grup B dengan dua pertandingan tersisa. Gol Diogo Jota dan Sadio Mane di babak pertama membuat Atletico lagi-lagi kesal, setelah tim asuhan Diego Simeone harus bermain dengan sepuluh pemain, baik saat bermain di Wanda Metropolitano atau pun di Anfield. https://twitter.com/i/status/1455988614945333249 Di pertemuan sebelumnya Antoine Griezmann harus diusir wasit, dan kali ini Felipe langsung mendapatkan kartu merah setelah melakukan pelanggaran terhadap Mane pada sepuluh menit sebelum turun minum, yang mengakhiri peluang timnya untuk bangkit. Yang jelas, ada kepanikan ketika pengundian fase grup dilakukan pada bulan Agustus lalu, dengan The Reds tak hanya satu grup dengan Atletico, tetapi juga AC Milan dan Porto, membuat mereka harus berjuang keras untuk bisa lolos. "Itu bukan undian yang kami inginkan," Klopp bahkan mengakui. Tapi pada akhirnya, anak asuhnya telah membuat pekerjaan itu menjadi ringan. Tentu, mereka harus bangkit dari ketertinggalan saat melawan Milan di matchday pertama, dan mereka dipaksa untuk lebih berjuang keras di Madrid bulan lalu, tetapi ini telah menjadi kekuatan nyata milik Liverpool. Empat pertandingan, empat kemenangan, mencetak 13 gol. Hadiah mereka, bisa dibayangkan, akan menjadi kesempatan untuk mengistirahatkan pemain dan merotasi skuad dalam dua pertandingan terakhir, di kandang melawan Porto dan tandang ke Milan. Dengan jadwal pertandingan yang padat dan cepat di bulan ini, kesempatan untuk memberi rehat kepada pemain seperti Mane, Mohamed Salah, Virgil van Dijk, Trent Alexander-Arnold dan Fabinho akan menjadi sangat berharga. Cedera tetap menjadi perhatian terbesar Klopp, hal yang paling mungkin merusak peluang kesuksesan timnya musim ini. Enam sampai delapan pekan kedepan harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Melihat Roberto Firmino ditarik keluar di babak kedua karena cedera, itu merupakan kekhawatiran besar. Pemain asal Brasil itu baru masuk di awal babak kedua, menggantikan Mane, tetapi hanya bertahan selama 33 menit seblum dipaksa keluar. Firmino langsung menuju lorong dan setidaknya akan diragukan tampil saat bertandang ke West Ham, Minggu (7/11/2021) WIB. Namun ada kabar baik untuk Klopp di lini tengah, di mana Fabinho dan Thiago Alcantara bisa kembali beraksi. Nama pertama menjadi starter dan Liverpool terlihat lebih baik karena kehadiran, agresivitas dan ketenangannya di tengah lapangan. Keharmonisan di lapangan menjadi satu hal yang tampaknya tidak dimiliki Los Rojiblancos, terutama selama 45 menit pertama. Pasukan Simeone telah bisa menyulitkan The Reds sebelumnya, tapi mereka tampak kewalahan di sini dan tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan serangan-serangan yang dilakukan Salah cs. Sama seperti di Madrid, Liverpool memimpin dengan dua gol lebih dulu pada matchday keempat, Jota mencetak gol lewat sundulannya di menit ke-13 dan delapan menit kemudian, giliran Mane yang mencatatkan namanya di papan skor. Pada dua kesempatan tersebut, Alexander-Arnold menjadi aktor lewat dua assist-nya - pertama kalinya dia memberi dua umpan untuk jadi gol dalam satu pertandingan sejak Februari 2020. Sementara itu, Mane sekarang menempati posisi ketiga dalam daftar pencetak gol terbanyak Eropa sepanjang masa di klubnya, hanya di bawah Salah dan Steven Gerrard. Bintang asal Senegal itu akan frustrasi karena dia diganti di awal babak kedua, sama seperti saat melawan Atletico tahun lalu, tetapi keputusan Klopp itu adalah keputusan yang cerdas. Setelah Felipe diusir, tim asuhan Simeone tampak bertekad untuk 'menyingkirkan' Mane, yang sudah mendapat kartu kuning di awal, juga mandi lebih awal. Dan Liverpool melanjutkan tanpa dia, mencari cara untuk tetap tampil apik di babak kedua tanpa kekhawatiran apa pun. Cedera Firmino jelas bukan bagian dalam rencana mereka, sementara gol Jota yang dianulir karena offside telah menggagalkan assist brilian Joel Matip. Pemain Portugal itu bukan satu-satunya yang frustrasi dengan VAR. Luis Suarez, mantan striker The Reds, mengira dia telah memperkecil kedudukan lewat tendangan volinya saat babak kedua berjalan 12 menit. Dan itu sangat menyenangkan para penggemar tuan rumah. Suarez diganti oleh Hector Herrea tak lama setelah itu, menerima ejekan dan sorak-sorai dari para pendukung yang pernah memujanya. Striker itu pun tak menggubris hal tersebut. Ada pelukan untuk Jordan Henderson, mantan rekan satu timnya di Anfield, saat pertandingan selesai, tetapi kita bisa melihat bahwa Suarez tampak 'dipukuli'. Liverpool bisa melakukan itu kepada siapa pun. Mereka mungkin belum menembakkan semua peluru yang ada, tetapi The Reds tidak terkalahkan di Liga Primer dan baru saja melewati fase grup Liga Champions, yang dibilang grup neraka. (Goal.com/Red)