Conte, Pelatih Terbaik Berturut-turut dan Peraih Trofi Terbanyak

Conte, Pelatih Terbaik Berturut-turut dan Peraih Trofi Terbanyak
Pelath asal Italia, Antonio Conte sudah terpilih sebagai manajer/pelatih terbaik sepak bola berturut-turut, dan bahkan berhasil sebagai peraih trofi terbanyak dalam rekor kepelatihannya. Antonio Conte tidak pernah menjadi orang yang mundur dari tantangan. Setelah menjadi gelandang agresif untuk Lecce dan Juventus di hari-harinya bermain, pelatih asal Italia itu terus menggunakan kualitasnya dengan baik dalam kapasitas kepelatihan. Pernah bermain sebagai gelandang agresif, Conte menikmati kesuksesan yang cukup besar sebagai pelatih di Italia dan Inggris. Conte menikmati kesuksesan domestik dan kontinental ketika memimpin dengan memberi contoh di lapangan, dan ia ingin meniru itu di posisi sebagai pelatih. Kemajuan yang mengesankan sudah dibuat Conte dalam karier kepelatihannya hingga saat ini, termasuk menjalankan tugas di klub dan sepakbola internasional, dengan Goal mengamati koleksi trofinya yang patut ditiru.
KompetisiKlubTahun menang
Serie BBari2008/09
Serie AJuventus2011/12, 2012/13, 2013/14
Piala Super ItaliaJuventus2012, 2013
Liga primer InggrisChelsea2016/17
FA CupChelsea2017/18
Serie AInter2020-21
Berapa trofi yang dimenangkan Antonio Conte sebagai manajer? Peran manajerial pertama Conte datang di Arezzo, dengan tugas kedua bersama tim Serie B dalam suksesi yang cepat untuk menggantikan Maurizio Sarri. Meski klub mengalami degradasi, kesuksesan akan diraih dalam peran berikutnya ketika ia membawa Bari meraih gelar Serie B pada 2008/09, sehingga memberinya peluang lebih lanjut di Atalanta dan Siena. Setelah kembalinya ke Juventus diperdebatkan selama beberapa waktu, setelah menjadi legenda klub untuk Bianconeri di masa bermainnya, Conte akhirnya dibawa kembali ke Turin sebagai penerus Luigi Delneri pada 2011. Kejayaan di Serie A dinikmati di setiap dari tiga musim Conte bersama Juve, bersama dengan dua kemenangan Piala Super Italia - dengan total 102 kemenangan dari 151 pertandingan. Penampilan perempat-final di Euro 2016 adalah cara terbaik yang bisa dilakukan Conte ketika memimpin tim nasional Italia, tapi lebih banyak kesuksesan domestik akan menyusul di Chelsea - di mana ia mengklaim gelar Liga Primer Inggris dan kemenangan Piala FA dalam dua musim. Mahkota Serie A lagi diamankan Conte ketika dia kembali ke tanah airnya di Inter, sekaligus mencapai final Liga Europa, sebelum kembali ke Inggris sebagai bos baru di Tottenham pada November 2021. Di samping gelar kolektifnya, Conte juga dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik Serie A pada tiga kesempatan, Manajer Terbaik Musim Liga Primer Inggris dan Manajer Terbaik LMA pada 2016/17 serta mengklaim tiga penghargaan Manajer Terbaik Bulan Ini secara berturut-turut antara Oktober dan Desember 2016 ketika menangani Chelsea.
KompetisiKlubTahun menang
Serie AJuventus1994/95, 1996/97, 1997/98, 2001/02, 2002/03
Coppa ItaliaJuventus1994/95
Piala Super ItaliaJuventus1995, 1997, 2002, 2003
Liga ChampionsJuventus1995/96
Piala UEFAJuventus1992/93
Piala InterkontinentalJuventus1996
Piala IntertotoJuventus1999
Berapa banyak trofi yang dimenangkan Antonio Conte sebagai pemain? Conte mengawali kariernya bersama klub kota kelahirannya, Lecce, namun potensinya dicatat bos legendaris Juventus Giovanni Trapattoni pada 1991. 13 tahun berikutnya, Conte memiliki 20 caps bersama Italia sebelum pensiun, yang akan dihabiskan di Turin, dengan 420 penampilan dan 44 gol. Conte meraih 14 trofi ketika bersama Bianconeri, termasuk lima gelar Serie A dan satu mahkota Liga Champions, dengan keputusan gantung sepatu terjadi di akhir musim 2003/04.   Gaya Main dan Taktik Pelatih Conte Antonio Conte sukses memenangkan trofi di Italia dan Inggris, tetapi sebenarnya pelatih seperti apakah Conte itu? Goal menelusuri filosofinya. Ia kerap didapuk sebagai ahli siasat ulung selama perjalanan kariernya menangani Juventus, Chelsea, Inter Milan, juga tim nasional Italia. Eden Hazard sempat membocorkan soal betapa teliti dan rincinya Conte pada 2017 lalu saat keduanya bekerja bersama di Chelsea. Ia berkata kepada Sky Sports: "Kami bekerja lebih bersama Conte soal taktik dan latihan. Kami melatih posisi taktis lebih banyak dan kami tahu persis apa yang harus kami lakukan di lapangan, ke mana saya harus bergerak, ke mana bek harus bergerak." https://twitter.com/i/status/1455844703329558530 Lantas, seperti apa gaya bermain Conte? Sistem apa yang ia pakai? Goal akan mengajak Anda menelusurinya. Bagaimana Gaya Bermain Antonio Conte? Tim Conte sering dibilang mengandalkan serangan balik, tetapi kendati ia memang menggunakan serangan balik, kurang adil jika menyebut timnya tim bertahan. Dalam wawancara pertamanya setelah menjadi pelatih Tottenham pada November 2021, Conte menjelaskan keinginannya untuk menciptakan tim yang memainkan "sepakbola atraktfi" dan bekerja keras demi kemenangan. "Filosofi melatih saya sederhana: bermain sepakbola yang bagus bin atraktif buat fans kami, memiliki tim yang stabil - tidak naik turun," ujarnya kepada Spurs TV. "Menurut saya fans pantas memiliki tim yang kompetitif dengan semangat juang." Conte biasanya menggunakan taktik yang memanfaatkan tiga bek, dua wing-back, satu atau dua gelandang yang bisa menjadi metronom sekaligus piawai bertahan, dan inside forward yang membantu striker. Dalam fase menyerang, wing-back akan maju ke depan untuk menekan full-back lawan, sementara dalam fase bertahan, kedua wing-back akan mundur untuk membantu trio bek tengah dan membentuk garis pertahanan lima orang. Tim Conte cenderung direct alias tidak 'bertele-tele' saat membangun serangan, mereka bakal mengirimkan bola ke striker dengan cepat atau menggunakan lebar lapangan lewat kedua pemain sayap. Namun perlu digaris bawahi bahwa Conte terbukti ahli meracik pendekatan yang sesuai dengan karakter tim, seraya mahir mengutak-atik taktik demi menyesuaikan keunggulan atau kelemahan lawannya saat laga berjalan. "Pertama-tama, saya berusaha untuk menciptakan keseimbangan yang bagus di tim saya," ujar Conte kepada BBC Sport 2017 lalu saat menjabat manajer Chelsea. "Bukan mengurangi kekuatan serangan, tetapi bertahan dari berbagai situasi dengan tepat." https://twitter.com/i/status/1400768868033957893 Taktik Apa Yang Antonio Conte Gunakan? Karena lebih suka skema tiga bek, ia kerap menggunakan 3-5-2 dan 3-4-3 sepanjang kariernya. Saat menangani Inter, Conte menggunakan formasi 3-5-2 dengan duet mematikan Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez didukung oleh Christian Eriksen serta Marcelo Brozovic. Di musim 2020/21 saat mereka juara Serie A, 3-5-2 a la Conte memastikan Nerazzurri menjadi tim teralot sekaligus salah satu tim paling produktif di liga (cuma kalah dari Atalanta yang dinakhodai Gian Piero Gasperini). Di Chelsea, Conte awalnya memakai 4-2-4 tetapi akhirnya beralih ke 3-4-3 karena kebobolan terlalu banyak peluang. Titik balik itu hadir setelah disikat Arsenal 3-0, dan terbukti sebagai langkah jenius Conte karena The Blues melanggeng dan akhirnya juara di Liga Primer musim itu. "Kami memulai dengan sistem lain karena awalnya saya ingin bermain dengan 4-2-4, dan lalu beralih ke 4-3-3, dan bermain seperti tahun lalu, 4-2-3-1," jelas Conte dalam wawancara di laman Chelsea. "Di beberapa situasi, saya menyadari kami kurang seimbang karena saat Anda kebobolan lebih banyak dari lawan Anda dan lebih banyak peluang untuk mencetak gol, itu bukan hal baik." "Untuk itu, kami beralih ke sistem baru 3-4-3 dan saya rasa ini cocok untuk skuad kami karena striker kami sudah beradaptasi dengan sistem ini. Saya merasa ini akan meningkatkan serangan sekaligus pertahanan kami tanpa harus mengorbakan situasi menyerang." "Dengan cara ini kami telah meningkatkannya karena kami mencetak banyak gol dan menciptakan banyak peluang dan jika Anda juga nirbobol, maka saya rasa inilah jalan yang benar." GambarTipe Pelatih Seperti Apa Antonio Conte Itu? Conte adalah pelatih yang sangat memperhatikan detail yang berusaha mempersiapkan pemainnya untuk menghadapi berbagai situasi, dan ia menuntut agar mereka mematuhi instruksinya lekat-lekat. Ia adalah sosok penuh gairah yang tidak ragu menunjukan emosinya di pinggir lapangan saat menukangi timnya. Dalam sebuah diskusi Sky Sports 2015 lalu bersama Thierry Henry, Conte sedikit membocorkan metode latihannya, ia berseloroh (meski tidak tersenyum sama sekali) bahwa ia lebih memilih "membunuh" seorang pemain yang bersikap buruk ketimbang melibatkannya ke dalam skuad. "Jika sang manajer menutup mata dan tak mengindahkan situasi buruk, ia akan kehilangan ruang gantinya," ujar mantan bos Juventus itu. Ia bisa dibilang titisan Giovanni Trapattoni, apalagi ia pernah bermain di bawah arahan pelatih veteran itu saat bermain untuk Juve dan Italia. Saat ditanya pada 2019 oleh Sky Sport apakah ia merasa memiliki kemiripan dengan Trapattoni, Conte menjawab: "Ya. Berucap tanpa tedeng aling-aling, dengan keterusterangan yang luar biasa." 'Trap' juga lebih suka menyampaikan kebenaran yang buruk daripada kebohongan yang baik. Saya tipe pelatih seperti itu. Saya juga tidak suka mengolok-olok pemain karena itu adalah hal yang paling saya benci ketika saya masih bermain. Saya selalu lebih menyukai hubungan yang terus terang dan jujur." (Goal.com/Red)