Dianggap Bahaya, Pangkalan Militer China Ditolak Taliban

Taliban menganggap keputusan China membangun pangkalan militer di perbatasan Afghanistan dan Tajikistan sebagai berbahaya, oleh karena itu ditolak Taliban. "Negara-negara kuat tidak boleh menggunakan kekuatan untuk mengamankan pangkalan militer di kawasan," kata wakil juru bicara Taliban, Ahmadullah Wasiq seperti dikutip kantor berita Shafaqna, Sabtu (30/10/2021). Dia menambahkan kehadiran ilegal negara-negara kuat di kawasan tidak menguntungkan Afghanistan dan kawasan. Pada 28 Oktober lalu, Wakil Menteri Dalam Negeri Tajikistan, Abdurahmon Alamshozoda mengatakan pemerintah China berniat memberikan bantuan 8,6 juta dolar kepada Tajikistan untuk pembangunan pangkalan militer untuk pasukan reaksi cepat. "Pangkalan ini akan dibangun di daerah Vakhon di perbatasan Tajikistan dengan Afghanistan," ujarnya. Bantuan itu diberikan dalam bentuk hibah. Semua peralatan dan perlengkapan yang diimpor dari China ke Tajikistan untuk pembangunan pangkalan dibebaskan dari bea masuk. China berencana membangun pangkalan polisi di Tajikistan dekat perbatasan Afghanistan. Rencana itu diungkap seorang pejabat Tajikistan dan berlangsung di tengah kekhawatiran jika rezim Taliban tak dapat membendung kebangkitan kelompok-kelompok ekstremis di Afghanistan. Seorang juru bicara parlemen Tajikistan mengatakan kepada AFP bahwa majelis rendah telah menyetujui rencana China itu. Pangkalan polisi tersebut rencananya akan dibangun di distrik Ishkashim di Provinsi Gorno-Badakhshan yang berada di daerah pegunungan. "Semua pembangunan dibiayai oleh pihak China. Setelah pembangunan, pangkalan itu akan dialihkan ke kepolisian Tajik," kata juru bicara yang enggan disebutkan namanya pada Kamis (28/10). Tajikistan menuturkan rencana pembangunan pangkalan itu merupakan bentuk perluasan kerja sama keamanan antara Dushanbe dan Beijing. Pejabat itu mengatakan China memberikan bantuan senilai US$8,5 juta untuk membangun pangkalan tersebut Sementara itu, di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengaku tak mengetahui soal rencana tersebut. Namun, selama ini China memang memiliki kedekatan dengan Tajikistan dan beberapa negara pecahan Uni Soviet lainnya. Tajikistan merupakan negara berpenduduk 9,5 juta dan telah menikmati banyak bantuan keuangan dari China dan Amerika Serikat. Negara itu bahkan menjadi pangkalan militer utama luar negeri Rusia. Selain Rusia, China juga dilaporkan menempatkan fasilitas militer bersama dengan Tajikistan di Gorno-Badakhshan, yang berbatasan dengan Xinjiang, rumah mayoritas etnis minoritas Muslim Uighur. (ParsToday/CNN/Red)