Ayah Bek Inggris Terinjak-injak Saat Kerusuhan di Wembley

Pemain Timnas Inggris, Harry Maguire, mengungkapkan bahwa ayahnya mengalami cedera saat terinjak-injak di Wembley, dalam insiden kerusuhan yang terjadi sebelum final Euro 2020. Sang bek andalan The Three Lions merasa kecewa dengan kerusuhan yang dibuat sekelompok fans Inggris jelang final Euro, Senin (12/7/2021) dini hari WIB . Sejumlah pendukung tanpa tiket masuk ke stadion sebelum kick-off usai membuat staf keamanan kewalahan, dengan Polisi Metropolitan London kemudian menangkap 53 orang di tengah kericuhan tersebut. Beberapa petugas terluka saat mencoba menangani situasi tersebut, dan Maguire kini mengonfirmasi bahwa seorang anggota keluarganya terjebak dalam kekacauan itu bersama dengan agennya. Alan Maguire, ayah bek Manchester United itu, dan agennya, Kenneth Shepherd, sama-sama jadi korban terinjak-injak ketika hendak masuk ke area tempat duduk keluarga para pemain Inggris dan dilaporkan ayah Maguire sampai mengalami sakit pada tulang rusuknya. Bek tengah Inggris, Maguire telah menyampaikan kabar terbaru tentang kondisi ayahnya sambil mengungkapkan kelegaannya karena anak-anaknya tidak jadi hadir untuk menonton laga final. "Ayah saya terinjak-injak. Saya belum banyak berbicara dengannya namun saya senang karena anak-anak saya tidak pergi menonton pertandingan," kata Maguire kepada The Sun. "Itu menakutkan, ayah saya bilang ketakutan dan tidak ingin ada yang lain mengalami kejadian serupa dalam pertandingan sepakbola." "Saya sudah melihat banyak video dan telah berbicara dengan ayah dan keluarga saya. Ayah dan agen saya yang paling menderita." "Ayah saya adalah penggemar berat [sepakbola], ia menyukainya. Ia kesulitan bernapas setelah merasakan sakit pada tulang rusuknya, namun ia bukan orang yang membuat keributan besar [dalam kerusuhan]." "Niatnya adalah mendapatkan pengalaman luar biasa dan tentu tidak ada orang yang mau mendapatkan kenangan buruk tentang pertandingan final." "Itu [kerusuhan] adalah hal yang mengecewakan. Segalanya bisa jadi jauh lebih buruk, namun kita harus memastikan bahwa hal semacam itu tidak terjadi lagi." Kerusuhan tersebut memang tidak berdampak langsung pada pertandingan, yang pada akhirnya Inggris gagal juara setelah kalah adu penalti melawan Italia, Senin (12/7). (Goal.com/Red)