Penyusup Masuk Lapangan, Italia vs Inggris Terhenti Sesaat

Penyusup lapangan sempat mengganggu laga final Euro 2020 antara Italia kontra Inggris di Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB. Penyusup laki-laki tanpa baju itu tidak ditampilkan di televisi, tapi viral di media sosial. Laki-laki tanpa baju berlari masuk ke lapangan pada menit ke-86. Wasit Bjorn Kuipers asal Belanda pun harus menghentikan laga. Dalam video yang viral di media sosial, penyusup itu mampu “menggocek” petugas penjaga hingga akhirnya diamankan di wilayah pertahanan Italia. Pertandingan dilanjutkan kembali setelah beberapa menit. Kejadian tersebut membuat waktu tambahan lebih panjang dengan mencapai enam menit. Duel Italia kontra Inggris harus dilanjutkan ke babak ekstra setelah skor imbang 1-1 pada 90 menit. Inggris unggul duluan lewat gol Luke Shaw sejak menit kedua. Sementara Italia mampu samakan kedudukan via Leonardo Bonuccia pada menit ke-67. Sebelumnya, kejadian nyaris serupa terjadi pada turnamen yang sama saat penyusup perempuan masuk lapangan dalam laga Grup B antara Finlandia kontra Belgia di Stadion Saint-Petersburg, Rusia. Aksi nekat perempuan yang diketahui bernama Maria Shumalina itu diakui dilakukan untuk misi promosi mata uang digital “WTF Coin” sekaligus meningkat popularitasnya dirinya. Kalah Penalti Hadirkan Perasaan Buruk! Harry Kane hanya bisa meratapi kegagalan negaranya setelah kalah di final Euro 2020. Kane dan Inggris yang ia perkuat dipaksa gigit jari di babak adu penalti, padahal sebelumnya sempat unggul cepat di menit kedua. Di partai pamungkas yang digelar di Wembley pada Senin (12/7) dini hari WIB tadi, Inggris dipaksa mengakui keunggulan Italia yang menang di babak adu penalti. The Three Lions awalnya membuka papan skor di menit kedua melalui Luke Shaw, namun itu bisa disamakan oleh Leonardo Bonucci di pertengahan babak kedua. Karena kedudukan terus seimbang selama 120 menit, pertandingan lantas ditentukan lewat babak adu tos-tosan dan di momen itu tiga penendang penalti Inggris gagal menunaikan tugasnya;mereka adalah Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka. Sementara itu, hanya dua eksekutor Italia yang gagal dan mereka pun berhak mengangkat trofi Euro untuk pertama kalinya sejak 1968. Berbicara mengenai kegagalan ini, Kane kepada BBC One mengatakan: “Saya tidak bisa memberikan hal lebih. Para pemain juga tidak bisa memberikan hal lebih. Penalti menghadirkan perasaan terburuk di dunia ketika Anda kalah,” ujar sang kapten. “Ini bukan malam kami namun ini sudah menjadi turnamen yang fantastis dan kami harus tetap menegakkan kepala. Tentu saja ini akan menyakitkan sekarang. Itu akan terasa untuk sementara, namun kami berada di jalur yang tepat dan kami tengah membangun [sesuatu] dan mudah-mudahan bisa berkembang lebih jauh tahun depan.” Ditanya apa yang berjalan keliru, penyerang milik Tottenham Hotspur itu melanjutkan: “Kami melawan tim yang sangat bagus. Kami memiliki awalan yang sempurna. Mungkin turun terlalu dalam sesekali. Mereka [Italia] banyak menguasai bola. “Kami juga terlihat punya kontrol, mereka tidak menciptakan banyak peluang. Mereka mendapatkan gol penyama dari bola mati dan setelah itu pertandingannya 50:50. Di babak tambahan kami berkembang dan memiliki beberapa peluang. “Penalti adalah penalti. Kami telah melewati proses. Para pemain sudah melakukan yang terbaik, tapi ini bukan malam kami.” Berkaitan dengan apa yang ia ucapkan kepada pemain yang gagal penalti, Kane menambahkan: “[Saya bilang] kalian harus menegakkan kepala. Ini sudah menjadi turnamen yang fantastis. Siapa pun bisa gagal penalti. Menang-kalah ditanggung bareng. “Kami akan belajar dan berkembang dari sini. Para pemain ini akan berkembang dan ini akan memberi kami motivasi tambahan untuk Piala Dunia tahun depan.” (Goal.com/Red)