Bidah Lebih Dicintai Iblis Daripada Maksiat

Bidah Lebih Dicintai Iblis Daripada Maksiat
Bidah adalah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan, termasuk menambah atau mengurangi ketetapan. Dari begitu banyaknya aliran islam di dunia ini, seringkali ada pendapat dan debat tentang bid’ah, masing masing aliran agama merasa agamanya yang paling benar dan menyalahkan aliran lain. Sebenarnya Islam adalah agama yang satu, tidak aliran atau dikelompokkan dalam jenis apapun. Islam hanya satu yang mengikuti jalan kehidupan berdasarkan syariat dari Allah di Al Qur’an dan teladan Rasul dalam hadist. Sufyan ats-Tsaury rahimahullah berkata: اَلْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيْسَ مِنَ الْمَعْصِيَةِ وَالْمَعْصِيَةُ يُتَابُ مِنْهَا وَالْبِدْعَةُ لاَ يُتَابُ مِنْهَا. “Perbuatan bidah lebih dicintai oleh iblis daripada kemaksiatan. (Karena) pelaku kemaksiatan masih mungkin ia untuk bertobat dari kemaksiatannya, sedangkan pelaku kebidahan sulit untuk bertobat dari kebidahannya.” [Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah 238] Yang demikian disebabkan karena si pelaku bidah meyakini, bahwa apa yang ia lakukan itu merupakan suatu kebaikan, dan ia menganggapnya sebagai suatu pendekatan diri kepada Allah SWT, karena itu dia tidak berfikir untuk bertobat, sebagaimana firman Allah SWT: أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَناً أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَناً Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk, lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? [QS. Faathir: 8] Hal ini berbeda dengan pelaku maksiat yang melihat dirinya telah melakukan suatu pengurangan (dosa) atas dirinya, dan (mengetahui bahwa) perbuatannya itu jelek. Sehingga jika ia dinasihati untuk bertobat, niscaya ada harapan untuk ia segera untuk bertobat dalam waktu singkat. Walaupun demikian, baik pelaku bidah maupun pelaku maksiat, jika keduanya mau bertobat dari perbuatannya, niscaya Allah akan mengampuni mereka. Dan Allah adalah Yang Maha Penerima Tobat. Allah pasti akan menerima tobat hamba-hamba-Nya, dan memaafkan perbuatan-perbuatan buruk mereka. (*/Red)