Sosialisasi Empat Pilar, Zainal Arifin Ajak Perkuat Desa dengan Kearifan Lokal

Kutai Kartanegara, Obsessionnews.com - Di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga hilang, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Kalimantan Timur (Kaltim) Zainal Arifin A.md, Kep terus mengajak masyarakat untuk mengambil peran sentral dalam pengembangan sebuah desa melalui kreativitas dan daya juang masing-masing.
Menurutnya, sesuatu yang masih original dalam sebuah desa adalah keasrian dari budaya atau adat masyarakatnya. Baik itu dalam hal penjagaan budaya leluhur, dan ekonomi masyarakatnya yang mengantungkan diri dari sektor pertanian dan peternakan. Semua itu kata Zainal harus tetap dijaga dan dirawat dengan baik.
"Meskipun teknologi kian berkembang pesat, desa harus bisa mencerminkan keasriannya dalam hal pelestarian budaya, dan penguatan ekonominya di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Sampai kapan pun ini jangan sampai hilang," ujar Zainal.
Zainal menyampaikan ini dalam acara Sosialisasi Empat Pilar yang digelar bersama Lamin Adat Dayak Kenyah di Desa Budaya Lung Anai, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Kamis 20 Mei 2021.
Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur ini menyatakan, Kalimantan sejak dulu kala dikenal dengan karifan dari Suku Adat Dayaknya. Banyak orang tertarik dan belajar untuk mengetahui kehidupan sosial Suku Dayak yang terkenal unik dan penuh makna. Sehingga ia meminta segala sesatu yang berkaitan dengan kebudayaan Dayak agar tetap dijaga dan dilestarikan.
"Jadi sekalipun Kalimantan nanti akan dijadikan sebagai Ibu Kota Negara Baru dengan banyak urbaninsasi, saya minta kebudayaan dan istiadat ini tetap kita jaga dan dilestarikan. Zaman boleh berkembang, tapi budaya leluhur jangan sampai dihilangkan," tandasnya.
Justru kata dia, yang dibutuhkan saat ini adalah kolaborasi atau gotong royong dengan berbagai pihak agar bisa memberikan konstribusi besar dalam mendorong bangkitnya perekonomian nasional pasca pandemi Covid-19. Menjadikan semakin banyak desa tumbuh menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dan teknologi.
"Saat ini memang masih banyak generasi muda yang terlanjur terbuai oleh impian hidup enak di kota, namun pada akhirnya menemukan kekecewaan. Maka dengan pengembangan potensi desa, saya yakin slogan 'tinggal di desa, rezeki kota, usahanya mendunia', bukanlah hal mustahil untuk diwujudkan. Sehingga, menjadi magnet yang menarik minat generasi muda untuk kembali ke desa. Membangun daerahnya dan mengoptimalkan berbagai peluang yang ada," urai Zainal.
Zainal mengingatkan, seiring upaya pengembangan potensi desa, desa nantinya akan menjadi kawasan terbuka bagi masuknya berbagai pengaruh dunia luar. Termasuk di dalamnya globalisasi dan kemajuan teknologi. Untuk itu, sekali lagi, ia minta nilai-nilai kearifan lokal harus tetap dijaga dan dilindungi, agar tidak tergeser dan tersisihkan oleh laju roda zaman.
"Kita tentu tidak menginginkan pengembangan potensi desa malah menjadi pintu masuk atas lunturnya kearifan lokal, tergerusnya semangat kegotongroyongan, dan terkikisnya wawasan kebangsaan, karakter, dan jati diri ke-Indonesiaan. Karena itulah, kami yang juga duduk di MPR senantiasa konsisten melaksanakan pembangunan karakter bangsa melalui sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada seluruh elemen bangsa," tuturnya.
Zainal memaparkan, Empat Pilar MPR RI terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) sebagai landasan konstitusional. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus kebangsaan yang harus dijunjung tinggi, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa.
"Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini juga selaras dengan visi MPR RI sebagai Rumah Kebangsaan, Pengawal Ideologi Pancasila dan Kedaulatan Rakyat. Dengan visi tersebut, MPR RI sebagai lembaga negara dengan kewenangan tertinggi, yaitu sebagai pembentuk Konstitusi, diharapkan dapat terus menjembatani berbagai arus perubahan, pemikiran, serta aspirasi masyarakat dan daerah," pungkas Zainal. (Albar)