LIPI: Kaum Milenial Pilih Sosok Capres-Cawapres yang Tegas

Jakarta, Obsessionnews.com – Peneliti seinor LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Prof Dr Siti Zuhro menilai, kaum milenial cenderung memilih sosok calon presiden (capres) – calon wakil presiden (cawapres) yang tegas. Perilaku pemilih milenial dalam memilih capres-cawapres pada Pilpres 2019 akan mengharapkan sosok pasangan calon yang beritegritas. “Ada pertimbangan-pertimbangan lebih dijadikan prasyarat bagi pemilih (milenial) itu sendiri (untuk pilih capres-cawapres),” tandas Prof Siti Zuhro dalam diskusi yang digelar Perkumpulan Swing Voters (PSV) di Jakarta, Minggu (21/10/18). Ia menambahkan, pemilih milenial ini tidak hanya melihat integritas dari pasangan capres-cawapres, tetapi juga melirik kandidat sosok capres-cawapres yang tegas. “Kecenderungannya bahwa (kaum milenial) senang dengan sosok (capres-cawapres) yang tegas,” bebernya. Sedangkan polarisasi pemilih dengan usia tua, ungkapnya, cenderung akan memilih sosok yang taat beragama. Menurutnya, hal ini menunjukkan ragam variasi pemilih pada Pilpres tahun depan. “Ini menunjukan betapa bervariasinya beragamanya apa perilaku pemilih kepada calon-calon itu sendiri,” jelas Peneliti LIPI. Prof Siti menyarankan, dalam Pemilu Serentak 2019, partai politik harus bekerja keras untuk meyakinkan kelompok pemilih tidak loyal (swing voters) yang jumlahnya ditaksir mencapai 40 persen dari total pemilih yang ada. Pasalnya, pemilih muda menjadi kelompok yang mendominasi swing voters tersebut. “Dari sisi usia, kelompok pemilih muda atau pemilih pemula akan mendominasi swing voters. Untuk kelompok usia tua dan setengah tua cenderung menjadi pemilih yang bisa diprediksi (pilihannya),” paparnya. Pilih Capres Pengamat politik Dr Hendri Satrio mengatakan, karakter personal dan program kerja jadi parameter utama masyarakat dalam menentukan pilihan politik pada Pilpres 2019. Diantara dua parameter itu, kelompok pemilih akan lebih berpatokan pada karakter. Faktor ini menjadi rawan dan bisa terjadi blunder. "Karatakter ini yang sangat berpengaruh. Di mana seorang yang memiliki suporter, tetapi kemudian salah ucap atau blunder, ini akan membuat dukungannya pindah," ungkap Hendri Satrio dalam diskusi Perkumpulan Swing Voters (PSV). Hendri menuturkan, sebaiknya pasangan capres yang akan maju di Pilpres 2019 bisa menjaga sikap dan cara berbicara saat memberikan pernyataan. Ia pun mengingatkan, dengan kondisi hanya ada dua pasangan capres, kelompok pemilih bisa jadi memberikan dukungan memilih bukan lagi karena calon itu bagus, tetapi karena tidak senang. "Ada teori psikologi bahwa orang memilih tidak selamanya karena kualitas, tetapi karena tidak senang dengan lawannya," paparnya. (Red)





























