Jokowi Kagum Pemanfaatan Petani dan Pengolahan Beras Modern

Sukabumi, Obsessionnews.com - Presiden Jokowi mengunjungi pabrik penggilingan beras milik PT. BUMR Pangan Terhubung di Sukabumi pada Jumat (1/9/2017). Presiden mengaku kagum dengan cara pengolahan beras dan pemanfaatan petani oleh Koperasi Ar Rohmah di Kelurahan Pasirhalang, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sebab, beras di tempat itu diproses secara modern. Presiden Jokowi merasa kagum saat mendengar penjelasan dari Ketua Koperasi, Ir Luwarso, tentang keunggulan salah satu varian Beras Caping Gunung yaitu Green Label yang menggunakan varietas Inpago Unsoed 1 dengan citarasa pulen dan wangi. "Ini adalah yang sering saya sampaikan mengkorporasikan petani, ya ini. Dalam skala yang besar ada economic skill dikerjakan dengan cara-cara modern," jelas Jokowi, didampingi Ketua Koperasi, Ir Luwarso, Alumni Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah. [caption id="attachment_207959" align="aligncenter" width="587"]
Jokowi meninjau dan mendengarkan penjelasan dari Ir. Luwarso tentang prossesing penggilingan di pabrik PT. BUMR Pangan Terhubung[/caption] Koperasi ini, selain memberi bantuan kepada petani juga diberdayakan dengan cara pendampingan. Dari mulai penentuan jenis varietas hingga pengolahan dan dilanjutkan pemasaran. Hebatnya lagi semua ini dimotori oleh anak-anak muda yang mereka adalah sarjana. Jokowi juga terkesan dengan pengemasannya. Menurutnya, kemasan sangat bagus dan menarik, sehingga bisa langsung dipasarkan. Presiden meminta konsep koperasi petani secara modern yang dimotori oleh PT. BUMR (Badan Usaha Milik Rakyat) Pangan Terhubung di Sukabumi menjadi percontohan untuk di daerah lain. “Karena saya sudah dengar lama di PT. BUMR Pangan di Sukabumi ini adalah yang sering saya sampaikan mengkoorporasikan petani, ya ini,” ujar Jokowi kepada wartawan usai meninjau penggilingan beras milik koperasi tersebut. [caption id="attachment_207961" align="aligncenter" width="588"]
Luwarso sedang menjelaskan kepada Presiden Jokowi tentang keunggulan salah satu varian Beras Caping Gunung yaitu Green Label yang menggunakan varietas Inpago Unsoed 1 dengan citarasa pulen dan wangi[/caption] Presiden mengapresiasi pendirian koperasi itu karena konsep korporasi petani dilakukan secara menyeluruh dari mulai pengolahan sampai penjualannya. Hal ini termasuk pengemasan yang modern dan menarik sehingga bisa masuk langsung ke industri retail. “Dalam skala yang besar ada economic skill dikerjakan dengan cara-cara modern. Dipackaging seperti ini kemasannya. Sangat modern, sangat menarik. Bisa masuk langsung ke retail. Petani diajak berkelompok dalam sebuah skala industri," ucap Kepala Negara. [caption id="attachment_207966" align="aligncenter" width="607"]
Jokowi melihat varian Beras Caping Gunung didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.[/caption] Sistem penanaman juga dilakukan secara modern dengan melibatkan teknologi modern untuk mengetahui lokasi lahan, kondisi lahan, termasuk sistem pemasarannya yang dilakukan secara online. “Saya kira petani kita harus seperti itu. Jadi saya kira akan saya copy. Mungkin minggu depan, Pak Luwarso (Pimpinan PT BUMR Pangan Terhubung) akan kami undang ke Istana untuk bicara. Saya ingin ini dicopy sebagai sebuah contoh untuk tempat-tempat yang lain. Biar nanti dikomandani pak Luwarso," kata Jokowi. [caption id="attachment_207969" align="aligncenter" width="640"]
Jokowi didampingi oleh Ir. Luwarso sedang meninjau mesin bed drying milik BUMR Pangan[/caption] Sistem Pendanaan Saat ini, sekitar 1.000 hektare lahan pertanian sudah tergabung dalam koperasi tersebut. Dengan jumlah lahan tersebut, dibutuhkan sekitar Rp48 miliar untuk mendirikan koperasi tersebut. Presiden Jokowi mengaku akan membuat konsep seperti ini termasuk mencarikan solusi sistem pendanaannya. “Kalau skala 5 ribu (hektare) kurang lebih Rp254 miliar. Memang harus seperti itu. Ini yang akan saya temukan. Sehingga nanti bagaimana pinjam ke banknya, bagaimana cara mengangsur dan petani bisa semuanya kita libatkan,” tutur Jokowi. "Ini yang akan saya temukan (persoalan permodalan). Sehingga nanti bagaimana pinjam ke banknya. Bagaimana cara mengangsur dan petani bisa semuanya kita libatkan," tambahnya. [caption id="attachment_207972" align="aligncenter" width="640"]
Jokowi tengah konferensi pers tentang konsep BUMR dan keunggulan produk Beras Caping Gunung kepada awak media[/caption] Karena itu, Presiden berjanji akan menghadirkan pihak perbankan. Agar dicari solusi bagaimana pendanaannya jika sistem seperti ini diterapkan di daerah-daerah lainnya. Presiden pun mengatakan akan mengundang Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ke Istana Kepresidenan untuk mengembangkan konsep koperasi modern tersebut. "Nanti waktu saya undang ke Istana, akan saya undang Mentan, Mendag, Menteri PU. Untuk insfrastruktur perbankan akan saya undang bahwa ini adalah sebuah pengkorporasian petani ya, ini. Contoh yang sudah konkret dan sudah saya lihat sejak awal sampai akhir, ini yang saya cari," jelas Jokowi. PT. BUMR Pangan Terhubung merupakan koperasi yang melakukan proses pengolahan beras dari hulu ke hilir dengan menggandeng para petani sekitar. Selain itu, koperasi itu juga memberikan pendampingan selama masa tanam termasuk menyediakan pinjaman modal. Panen dan pengemasannya pun kemudian diolah dengan menggunakan teknologi modern, termasuk penjualannya yang didistribusi secara langsung ke toko retail maupun menggunakan media sosial. Nantinya, hasil penjualan akan dibagi dengan para petani anggota koperasi tersebut. [caption id="attachment_207975" align="aligncenter" width="640"]
Kegiatan pendampingan oleh karyawan BUMR Pangan tentang sosialisasi keunggulan Varietas Inpago Unsoed 1[/caption] Padi Inpago UNSOED 1 Padi Inpago Unsoed 1 hasil karya peneliti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Prof.Dr.Ir.Suwarto,M.S. dan Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,M.P.,Ph.D. yang ditanam dalam rangka produksi benih bersertifikat tetap menghasilkan dengan produksi dan kualitas yang masih memenuhi syarat sebagai calon benih. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya untuk pulih dari serangan wereng dan ketahanannya terhadap kekeringan. Padi Inpago Unsoed 1 – dengan potensi hasil 7,42 ton per hektar di lahan kering dan umur 110 – 117 hari mampu menghasilkan beras mutu tinggi, yaitu nasinya pulen serta aromanya wangi sangat disukai oleh konsumen dan mempunyai harga jual yang tinggi. Harga jual beras aromatik dan pulen mencapai 2 – 2,5 kali harga jual beras biasa, sehingga selain produksi beras meningkat, pendapatan petani juga terdongkrak. Inpago Unsoed 1 yang memiliki keunggulan tahan terhadap kekeringan, dapat ditanam di sawah maupun di lahan kering, diharapkan mampu memberikan peluang bagi petani untuk tetap panen. Keunggulan lain varietas ini adalah agak tahan blas ras 133 yang merupakan salah satu penyakit utama padi, dan juga memiliki kualitas hasil yang tinggi dalam hal rasa dan tekstur nasi. Prof.Ir.Totok Agung,DH,MP,PhD. juga mengatakan bahwa padi ini telah diuji coba di berbagai wilayah Indonesia dan memiliki daya hasil yang cukup stabil, sehingga telah dilepas sebagai varietas unggul nasional pada tahun 2011 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 3165/Kpts/SR.120/7/2011. Pengembangan produksi benih padi ini diproyeksikan akan mampu mendukung peningkatan produksi padi nasional pada tahun 2014 dan masa mendatang dalam mengantisipasi perubahan ilkim global dan mendukung ketahanan pangan. Deskripsi varietas Inpago Unsoed 1 selengkapnya menurut Prof.Ir.Totok Agung,DH,MP,PhD. dapat dilihat di: http://www.litbang.deptan.go.id/varietas/one/795/. (Red)
Jokowi meninjau dan mendengarkan penjelasan dari Ir. Luwarso tentang prossesing penggilingan di pabrik PT. BUMR Pangan Terhubung[/caption] Koperasi ini, selain memberi bantuan kepada petani juga diberdayakan dengan cara pendampingan. Dari mulai penentuan jenis varietas hingga pengolahan dan dilanjutkan pemasaran. Hebatnya lagi semua ini dimotori oleh anak-anak muda yang mereka adalah sarjana. Jokowi juga terkesan dengan pengemasannya. Menurutnya, kemasan sangat bagus dan menarik, sehingga bisa langsung dipasarkan. Presiden meminta konsep koperasi petani secara modern yang dimotori oleh PT. BUMR (Badan Usaha Milik Rakyat) Pangan Terhubung di Sukabumi menjadi percontohan untuk di daerah lain. “Karena saya sudah dengar lama di PT. BUMR Pangan di Sukabumi ini adalah yang sering saya sampaikan mengkoorporasikan petani, ya ini,” ujar Jokowi kepada wartawan usai meninjau penggilingan beras milik koperasi tersebut. [caption id="attachment_207961" align="aligncenter" width="588"]
Luwarso sedang menjelaskan kepada Presiden Jokowi tentang keunggulan salah satu varian Beras Caping Gunung yaitu Green Label yang menggunakan varietas Inpago Unsoed 1 dengan citarasa pulen dan wangi[/caption] Presiden mengapresiasi pendirian koperasi itu karena konsep korporasi petani dilakukan secara menyeluruh dari mulai pengolahan sampai penjualannya. Hal ini termasuk pengemasan yang modern dan menarik sehingga bisa masuk langsung ke industri retail. “Dalam skala yang besar ada economic skill dikerjakan dengan cara-cara modern. Dipackaging seperti ini kemasannya. Sangat modern, sangat menarik. Bisa masuk langsung ke retail. Petani diajak berkelompok dalam sebuah skala industri," ucap Kepala Negara. [caption id="attachment_207966" align="aligncenter" width="607"]
Jokowi melihat varian Beras Caping Gunung didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.[/caption] Sistem penanaman juga dilakukan secara modern dengan melibatkan teknologi modern untuk mengetahui lokasi lahan, kondisi lahan, termasuk sistem pemasarannya yang dilakukan secara online. “Saya kira petani kita harus seperti itu. Jadi saya kira akan saya copy. Mungkin minggu depan, Pak Luwarso (Pimpinan PT BUMR Pangan Terhubung) akan kami undang ke Istana untuk bicara. Saya ingin ini dicopy sebagai sebuah contoh untuk tempat-tempat yang lain. Biar nanti dikomandani pak Luwarso," kata Jokowi. [caption id="attachment_207969" align="aligncenter" width="640"]
Jokowi didampingi oleh Ir. Luwarso sedang meninjau mesin bed drying milik BUMR Pangan[/caption] Sistem Pendanaan Saat ini, sekitar 1.000 hektare lahan pertanian sudah tergabung dalam koperasi tersebut. Dengan jumlah lahan tersebut, dibutuhkan sekitar Rp48 miliar untuk mendirikan koperasi tersebut. Presiden Jokowi mengaku akan membuat konsep seperti ini termasuk mencarikan solusi sistem pendanaannya. “Kalau skala 5 ribu (hektare) kurang lebih Rp254 miliar. Memang harus seperti itu. Ini yang akan saya temukan. Sehingga nanti bagaimana pinjam ke banknya, bagaimana cara mengangsur dan petani bisa semuanya kita libatkan,” tutur Jokowi. "Ini yang akan saya temukan (persoalan permodalan). Sehingga nanti bagaimana pinjam ke banknya. Bagaimana cara mengangsur dan petani bisa semuanya kita libatkan," tambahnya. [caption id="attachment_207972" align="aligncenter" width="640"]
Jokowi tengah konferensi pers tentang konsep BUMR dan keunggulan produk Beras Caping Gunung kepada awak media[/caption] Karena itu, Presiden berjanji akan menghadirkan pihak perbankan. Agar dicari solusi bagaimana pendanaannya jika sistem seperti ini diterapkan di daerah-daerah lainnya. Presiden pun mengatakan akan mengundang Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ke Istana Kepresidenan untuk mengembangkan konsep koperasi modern tersebut. "Nanti waktu saya undang ke Istana, akan saya undang Mentan, Mendag, Menteri PU. Untuk insfrastruktur perbankan akan saya undang bahwa ini adalah sebuah pengkorporasian petani ya, ini. Contoh yang sudah konkret dan sudah saya lihat sejak awal sampai akhir, ini yang saya cari," jelas Jokowi. PT. BUMR Pangan Terhubung merupakan koperasi yang melakukan proses pengolahan beras dari hulu ke hilir dengan menggandeng para petani sekitar. Selain itu, koperasi itu juga memberikan pendampingan selama masa tanam termasuk menyediakan pinjaman modal. Panen dan pengemasannya pun kemudian diolah dengan menggunakan teknologi modern, termasuk penjualannya yang didistribusi secara langsung ke toko retail maupun menggunakan media sosial. Nantinya, hasil penjualan akan dibagi dengan para petani anggota koperasi tersebut. [caption id="attachment_207975" align="aligncenter" width="640"]
Kegiatan pendampingan oleh karyawan BUMR Pangan tentang sosialisasi keunggulan Varietas Inpago Unsoed 1[/caption] Padi Inpago UNSOED 1 Padi Inpago Unsoed 1 hasil karya peneliti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Prof.Dr.Ir.Suwarto,M.S. dan Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,M.P.,Ph.D. yang ditanam dalam rangka produksi benih bersertifikat tetap menghasilkan dengan produksi dan kualitas yang masih memenuhi syarat sebagai calon benih. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya untuk pulih dari serangan wereng dan ketahanannya terhadap kekeringan. Padi Inpago Unsoed 1 – dengan potensi hasil 7,42 ton per hektar di lahan kering dan umur 110 – 117 hari mampu menghasilkan beras mutu tinggi, yaitu nasinya pulen serta aromanya wangi sangat disukai oleh konsumen dan mempunyai harga jual yang tinggi. Harga jual beras aromatik dan pulen mencapai 2 – 2,5 kali harga jual beras biasa, sehingga selain produksi beras meningkat, pendapatan petani juga terdongkrak. Inpago Unsoed 1 yang memiliki keunggulan tahan terhadap kekeringan, dapat ditanam di sawah maupun di lahan kering, diharapkan mampu memberikan peluang bagi petani untuk tetap panen. Keunggulan lain varietas ini adalah agak tahan blas ras 133 yang merupakan salah satu penyakit utama padi, dan juga memiliki kualitas hasil yang tinggi dalam hal rasa dan tekstur nasi. Prof.Ir.Totok Agung,DH,MP,PhD. juga mengatakan bahwa padi ini telah diuji coba di berbagai wilayah Indonesia dan memiliki daya hasil yang cukup stabil, sehingga telah dilepas sebagai varietas unggul nasional pada tahun 2011 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 3165/Kpts/SR.120/7/2011. Pengembangan produksi benih padi ini diproyeksikan akan mampu mendukung peningkatan produksi padi nasional pada tahun 2014 dan masa mendatang dalam mengantisipasi perubahan ilkim global dan mendukung ketahanan pangan. Deskripsi varietas Inpago Unsoed 1 selengkapnya menurut Prof.Ir.Totok Agung,DH,MP,PhD. dapat dilihat di: http://www.litbang.deptan.go.id/varietas/one/795/. (Red) 




























