Timika, Obsessionnews – Peternak sapi di Distrik Agimuga mengaku kesulitan mendapatkan pakan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sapi peliharaan mereka. Akhirnya peternak pun harus bersusah payah mengangkut pakan dari lokasi yang jauh dari perkampungan.
“Saya tidak bisa gembalakan di dalam kurungan ini karena rumputnya sudah begini (kering), kita tidak bisa pikul naik, jauh,” ujar Eduardus Pinimet, peternak sapi dari kampung Amungun, Distrik Agimuga, Mimika, Papua, Selasa (15/12/2015).
Pinimet berharap ada bantuan kendaraan operasional dari Dinas Peternakan maupun Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), agar nanti mereka tidak kesulitan mengangkut pakan ternak.
“Jadi ini harus ada punya roda 4, pick up L300 supaya kita bekerja dengan baik. Kalau tidak dikasi makan kita kasih sengsara dia (sapi),” katanya.
Selain itu, mereka minta disiapkan lahan yang luas untuk tempat pemeliharaan, karena selama ini, mini rich yang sudah dibuat tidak efektif dan bahkan memunculkan masalah baru. Warga kampung sering kali mengeluh karena sapi peliharaan peternak ini merusak perkebunan warga.
“Kalau bisa bikin tempat peternakan sapi yang luas supaya bisa berkembang, kalau cuma begini saja agak sulit. Karena sapi semakin berkembang ada jadi ribuan ekor,” timpal Frans Kilanangame, tokoh masyarakat setempat.
Warga kampung Amungun dan Aramsolki, Distrik Agimuga mendapatkan bantuan bibit sapi sebanyak 66 ekor dari LPMAK. Sapi yang didatangkan dari Sulawesi itu sedang dalam masa pemeliharaan. Dari jumlah tersebut kini sudah berkembang biak hingga menghasilkan 109 ekor.
LPMAK juga mendatangkan tim pendamping, ahli madya kesehatan hewan, dan sarjana peternakan bekerja sama dengan Universitas Negeri Papua (Unipa). Warga penerima bantuan kemudian dilatih dan dibina agar tidak kesulitan dalam hal pengembalaan. (Has)
