Pertumbuhan Kendaraan dan Jalan Tak Seimbang

Subang - Setiap tahun volume jumlah kendaraan roda dua dan roda empat di Subang, Jawa Barat, mengalami pertumbuhan pesat. Sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai. Hal trsebut disampaikan oleh Kepala Unit Registrasi dan Identifikasi (KanitRegident) Polres Subang Ipda Warjono, sebagaimana disampaikan Kepala Seksi Penagihan Samsat Subang, Neneng Tur. Berdasarkan data Samsat Subang, pada 2011 jumlah kendaraan di Subang tercatat 293.697 unit yang terdiri dari kendaraan roda dua (R2) 280.583 unit dan roda empat (R4) 13.114 unit. Sedangkan pada 2012 jumlah itu bertambah menjadi 296.827 unit, terdiri dari R2 sebanyak 283.601 unit dan R4 13.226 unit. Sementara berdasarkan data Maret 2013, jumlah tersebut melonjak signifikan menjadi 331.182 unit kendaraan. Adapun untuk kendaraan roda dua tahun 2014 milik peribadi sebanyak 35.604 kendaran, untuk kendaraan roda dua milik dinas atau plat merah sebanyak 2.868 kendaraan, dan untuk roda empat sebanyak. 21.742 kendaraan. "Setiap harinya tidak kurang dari 150-200 orang memadati kantor Samsat untuk mengurus dokumen kendaraan roda dua, dan sebanyak 40 kendaraan roda empat," ujarnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu(28/1). Untuk pertumbuhannya, katanya, memang cukup tajam, yakni mencapai 20% dari jumlah kendaraan tahun sebelumnya. Kebanyakan didominasi kendaraan R2. Dia menduga, pesatnya pertumbuhan volume kendaraan di Subang dipicu oleh menjamurnya perusahaan pembiayaan (leasing) dan mudahnya akses masyarakat untuk mendapatkan kendaraan R2, terutama melalui sistem kredit dengan uang muka terjangkau. “Setiap hari peminat pengurusan dokumen kendaraan terus naik. Ini menunjukkan tingginya animo warga atau pemilik kendaraan,” ujarnya. Untuk menjalankan pelayanan pengurusan dokumen kendaraan, pihaknya mengerahkan 15 personel yang dibantu 20 pekerja harian lepas. “Mereka yang mengurus dokumen kendaraan kebanyakan didominasi oleh pemilik kendaraan R2, jumlahnya mencapai 90%,” katanya. Sementara itu, Ketua Institut Tranformasi Sosial (Intras) Jaka Ari Zona menyayangkan, pesatnya pertumbuhan jumlah kendaraan kurang diimbangi dengan penambahan maupun perbaikan kualitas infrastruktur jalan. Idealnya, katanya, peningkatan volume kendaraan harus diimbangi dengan penambahan atau pelebaran daya tampung jalan guna menghindari kemacetan. “Kalaupun itu tidak dilakukan, paling tidak peningkatan kendaraan diimbangi dengan perbaikan kerusakan jalan yang sudah ada. Ini penting guna menekan kecelakaan,” tandasnya. (Teddy Widara)





























