Padang, Obsessionnews- 30 Kepala Keluarga (KK) di Gurun Laweh, Kecamatan Lubuk Begalung (Lubeg), Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) diungsikan ke kantor lurah setempat, karena rumah mereka terendam banjir akibat hujan turun.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar), Pagar Negara mengatakan, KK di Gurun Laweh diungsikan ke Kantor Lurah setempat, agar lebih aman. Rumah warga yang berada di pinggir aliran banjir kanal terendam, akibat luapan air.
“Petugas mengevakuasi warga ke kantor lurah Gurun Laweh agar lebih aman akibat rumah mereka terendam banjir,” ujar Pagar Negara kepada obsessionnews.com, Rabu (11/11).
Banjir mulai naik sekitar pukul 17:00 WIB akibat hujan lebat yang turun sejak sore sekitar pukul 15:30 WIB. Petugas gabungan dari BPBD Sumbar, Badan Sar Nasional (Basarnas) Padang, BPBD Kota Padang dan TNI/Polri tengah dilokasi untuk melakukan proses evakuasi warga.
Selain banjir merendam rumah warga di Gurun Laweh, banjir dan longsor juga terjadi di sejumlah titik di Kota Padang.
Kepala BPBD Kota Padang, Dedi Henidal mengatakan, banjir terjadi di Batuang Taba. 12 unit rumah terendam banjir dan 18 KK telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Selain banjir, satu unit rumah di Karang Putih hanyut dan satu warga dilaporkan belum ditemukan. “Satu orang ada warga terkurung di Batu Gadang belum bisa di evakuasi. Kami sedang berusa melaksanakan evakuasi,” kata Dedi Henidal.
Selain banjir, longsor terjadi di Kilometer 17 Indarung, tepatnya di Lubuk Paraku. Jalan yang menghubungkan Padang-Solok itu tertimbun material longsor di tiga titik.
“Kami sudah koordinasi dengan PU untuk mengirim alat berat ke lokasi. personil BPBD, Kelompk Siaga Bencana (KSB), Basarnas sedang melakukan penyelamatan pada warga di karang putiah dan pohon tumbang di Indaruang sudah selesai kami kerjakan. Bungus air mulai naik,” kata Dedi Henidal.
Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kota Padang. Sejak hujan turun sekitar pukul 15:30 WIB, hingga berita ini dimuat, hujan masih turun. (Musthafa Ritonga)
