Jumat, 3 Mei 24

Megawati Soekarnoputri Teguh Perjuangkan Kebenaran

Megawati Soekarnoputri Teguh Perjuangkan Kebenaran
* Ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. (Tangkapan layar FB Megawati Soekarnoputri)

Obsessionnews.comDiah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri yang populer dengan nama Megawati Soekarnoputri adalah buah hati pasangan Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno dan Fatmawati. Megawati anak kedua dari lima bersaudara.

Baca juga:

Cerita Bung Karno tentang Kelahiran Megawati Soekarnoputri

Keluarga Besar PDIP Ucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Megawati

Hari ini, Senin (23/1/2023), Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu genap berusia 76 tahun. Megawati dilahirkan di Yogyakarta, 23 Januari 1947.

Seorang putrinya, Puan Maharani, mengucapkan selamat ulang tahun untuk Megawati melalui akun Twitternya, @puanmaharani_ri.  Berikut ini tweet Ketua DPR RI itu di Twitter:

“Dari Mama, aku belajar arti kerja keras, perjuangan, keteguhan dan keyakinan bahwa kebenaran lah yang akan menang. Selalu sehat ya Ma, panjang umur, bahagia dan selalu jadi panutan, aamiin. Happy birthday, Mama. I love you..”

Megawati sangat dicintai dan dihormati oleh kader-kader PDIP. Hal ini terbukti ia dipercaya menjadi Ketua Umum sejak partai ini dideklarasikan pada 1999 hingga kini. Megawati adalah simbol pemersatu di PDIP.

Dipertahankannya Megawati menduduki kursi Ketua Umum PDIP karena dia sukses menjadikan partai ini terbesar dan berkuasa.

Megawati tak hanya mewarisi kharisma ayahnya, tetapi juga menjadi simbol perjuangan. Jika Bung Karno menjadi simbol perjuangan gigih melawan penjajah, Belanda dan Jepang, maka Megawati menjadi simbol perjuangan melawan tindakan represif pemerintahan Orde Baru (Orba).

Megawati terjun ke pentas politik dan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) tahun 1987. Pada masa pemerintahan Orba hanya terdapat tiga partai, yakni Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan PDI. Golkar mesin utama Orba.

Partai beringin ini didirikan oleh Presiden Soeharto. Jenderal Besar ini juga duduk sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar. Oleh karena itu Orba identik dengan Golkar dan Soeharto. Dalam enam kali pemilu di era Orba, Golkar selalu keluar sebagai pemenang. Sedangkan PPP dan PDI harus puas menduduki peringkat kedua dan ketiga.

Pada Pemilu 1987 Megawati terpilih menjadi anggota DPR. Selanjutnya ia kembali menjadi anggota DPR pada Pemilu 1992. Popularitasnya semakin melejit ketika Megawati terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI periode 1993-1998 dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, 2-6 Desember 1993.

Terpilihnya Megawati menjadi ketua umum PDI membuat pemerintah seperti kebakaran jenggot. Pemerintah jelas tidak senang, karena Megawati menjadi ancaman bagi Golkar. Pemerintah khawatir PDI akan menjadi pemenang pada Pemilu 1997 dan Megawati menjadi calon presiden dalam Sidang Umum MPR 1998.

Pemerintah semakin gerah ketika pada akhir 1995 beredar formulir pencalonan Megawati sebagai presiden di kalangan anggota Fraksi PDI DPR..

Pemerintah berhasil menggulingkan Megawati pada tahun 1996. Pemerintah mendukung digelarnya kongres PDI tandingan di Asrama Haji Pangkalan Mansyur, Medan, 20-22 Juni 1996. Dalam kongres itu Soerjadi yang direstui pemerintah terpilih menjadi ketua umum. Padahal sebelumnya pemerintah tak mengakui Soerjadi ketika terpilih menjadi ketua umum dalam Kongres IV PDI di Medan tanggal 21-25 Juli 1993.

Megawati tak mau mengakui Soerjadi. Para pendukungnya menduduki kantor DPP PDI di Jl. Diponegoro 58 Jakarta Pusat. Sabtu pagi, 27 Juli 1996, kantor PDI diserbu massa yang dibantu aparat keamanan. Dan terjadilah pertumpahan darah. Beberapa orang pendukung Megawati tewas. Para pendukung Megawati berhasil diusir dari kantor itu.

Setelah jatuhnya Soeharto pada 21 Mei 1998, bermunculan partai-partai baru. Megawati mendeklarasikan PDIP pada 14 Februari 1999, yang dihadiri ratusan ribu orang. Dan PDIP keluar sebagai pemenang Pemilu 1999.

Meskipun PDIP menjadi pemenang Pemilu 1999 Mega tidak otomatis menjadi presiden. Dalam pemilihan calon presiden di Sidang Umum MPR 1999 Megawati kalah melawan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Megawati harus puas menjadi Wakil Presiden. Gus Dur dan Megawati dilantik sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden periode 1999-2004.

Pada Juli 2001 MPR melengserkan Gus Dur. Megawati naik menjadi Presiden. Ia merupakan Presiden kelima RI. Megawati wanita pertama yang menjadi Presiden RI.

Pada Pemilu 2004 PDIP menduduki peringkat kedua. Pada Pemilu 2009 PDI-P menempati posisi ketiga. Dan pada Pemilu 2014 PDI-P tampil sebagai jawara, sekaligus sukses mengantarkan kadernya, Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden periode 2014-2019.

PDIP kembali berjaya pada Pemilu 2019. Dan di tahun itu pula Jokowi kembali terpilih sebagai Presiden periode 2019-2024. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.