Jumat, 2 Juni 23

Mega Capreskan Ganjar, Niscaya Prabowo Legowo Jadi Cawapresnya

Mega Capreskan Ganjar, Niscaya Prabowo Legowo Jadi Cawapresnya
* Sansulung Darsum. (Foto: dok. pribadi)

Oleh: Sansulung Darsum, Direktur Eksekutif Netizen United Foundation

 

Semakin jelas tanda-tanda Megawati akan menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan.

Salah satu tandanya adalah Hadi Rudyatmo mulai berbicara lagi. Dia kembali lantang mendukung Ganjar untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan.

Sebelumnya Rudyatmo sudah mendapat Surat Peringatan (SP) dari pimpinan partai. Tahun lalu,dia dipanggil ke kantor DPP PDI Perjuangan pada tanggal 26 Oktober 2022 untuk menerima SP dari Ketua DPP bidang Kehormatan Komarudin Watubun dan disaksikan oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Rudyatmo, sebagai Ketua DPC PDIP Kota Solo, adalah pendukung garis keras Ganjar. Boleh dibilang, dia adalah pendukung yang paling berani bersuara dari jajaran struktur partai. Dia mengaku berani blak-blakan begitu karena dorongan hati nurani dan akal sehatnya demi kepentingan nasional dan kepentingan partai.

Karena Rudy adalah kader senior, maka SP yang diterimanya itu berlevel peringatan keras dan terakhir. Itu berarti, sanksi berikutnya tidak akan memakai SP lagi jika dia dinilai masih melakukan kesalahan yang sama. Dia akan dikenai sanksi pemecatan jika masih membandel berbicara mengenai dukungannya terhadap Ganjar Pranowo.

Tapi, baru tiga bulan berselang sejak peringatan keras dan terakhir tersebut, dia sudah menerima wawancara lagi mengenai dukungannya kepada Ganjar Pranowo. Wawancara ini dilakukan oleh Mazdjo Pray, salah satu pentolan pendukung Ganjar juga di 2045 TV.

Namun, setelah hasil wawancara ini ditayangkan, tidak ada reaksi keras dari pucuk pimpinan partainya. Mustahil jajaran pimpinan PDI Perjuangan tidak mengetahui adanya tayangan wawancara ini. Oleh karena itu kita dapat menilai bahwa hasil wawancara ini tidak dianggap melanggar kebijakan partai, bahkan mungkin direstui oleh pimpinan partai.

Nah, hal itu menjadi sinyalemen bahwa nama yang ada di hati Mega untuk ditetapkan menjadi capres adalah nama Ganjar Pranowo. Kita bisa memprediksi bahwa pimpinan partai sudah merestui skenario untuk menjadikan Ganjar sebagai caprea. Bahkan mungkin ada langkah-langkah operasi senyap yang memang dirancang bersama pucuk pimpinan partai.

Tanda berikutnya adalah kami mendapat kabar bahwa Prabowo legowo untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) apabila diduetkan dengan Ganjar Pranowo.

Prabowo legowo. Ah, tentang legowonya Prabowo, kita tidak bisa melupakan kata-kata almarhum Gus Dur.

“Orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu Prabowo,” ucap Gus Dur ketika diwawancarai oleh Indi Rachmawati di TV One.

Dalam acara “Satu Jam Lebih Dekat” itu, Indi pun meminta penjelasan Gus Dur tentang bentuk keikhlasan Prabowo.

“Ya banyaklah. Yang dia bikin menunjukkan betapa dia ikhlas betul kepada rakyat Indonesia,” jawab Gus Dur pada tahun 2009 itu.

Pada tahun 2009 itu, kita mengingat Prabowo menjadi cawapres yang berpasangan dengan Megawati sebagai capresnya. Gus Dur pun mendukung pasangan ini dalam wawancara oleh Indi Rachmawati di atas.

Saat itu Prabowo memang menduduki peringkat yang lebih tinggi daripada Mega dalam jajak pendapat elektabilitas calon presiden. Tapi, suara yang diraih oleh Partai Gerindra dalam Pemilu saat itu, berada pada posisi jauh di bawah PDI Perjuangan. Sehingga Prabowo mengalah kepada Mega untuk posisi calon presiden.

Nah, kalau sekarang Prabowo kembali bersedia menjadi cawapres untuk berpasangan dengan Ganjar, maka kita harus mengacungkan jempol untuknya. Padahal, sebelum Ganjar menduduki peringkat elektabilitas capres saat ini, selalu nama Prabowo yang berada di puncak. Sehingga Gerindra pun kembali menetapkan Prabowo sebagai capres mereka. Dan, pernah juga tersiar kabar untuk menduetkan Prabowo-Ganjar.

Soal kelapangan hati Prabowo, kita juga mengingat kebersediaannya untuk menjadi pembantu presiden, atau tepatnya menjadi anak buah Jokowi.

Bayangkan, Prabowo mengusung Jokowi-Ahok untuk menjadi pasangan kepala daerah di Jakarta pada tahun 2012. Tentu saja tidak ada makan siang gratis. Ada agenda di balik pengusungan Jokowi-Ahok tersebut. Yaitu untuk memuluskan jalan Prabowo menjadi presiden pada tahun 2014. Sudah terbayang di benak Prabowo, bahwa PDI Perjuangan juga akan mengusung dirinya sebagai calon presiden pada tahun itu sesuai Perjanjian Batu Tulis menurut tafsiran Gerindra. Namun, sejarah sudah berjalan tidak sesuai agenda Prabowo.

Dua kali pilpres, tahun 2014 dan tahun 2019, PDI Perjuangan justru menjadi pengganjal harapan Prabowo. Dan PDI Perjuangan selalu menjadi pemenangnya karena mengusung Jokowi untuk menjadi rival Prabowo.

Lalu pada pilpres tahun 2024 mendatang, sebenarnya Mega pun tidak ragu untuk menduelkan lagi PDI Perjuangan dan Gerindra, ketimbang menduetkannya. Mega adalah banteng petarung. Demi hal-hal yang strategis, dia lebih suka bertarung daripada mengalah.

Bahkan tidak lama setelah memenangkan Pemilu 2019, Mega sudah menantang Prabowo untuk bertarung lagi pada tahun 2024. Tantangan itu diucapkan Mega pada bulan Agustus 2019 saat Kongres ke-5 PDI Perjuangan di Bali.

Di sela-sela pidato pembukaan kongres tersebut, Mega bercerita bahwa dirinya mengajak Prabowo untuk berdamai dulu setelah.pilpres 2019 dan baru bertarung lagi lima tahun mendatang.

“Ya sudahlah nanti tempur lagi di 2024. Siap?”

Tantangan ini menyulut tawa Prabowo. Megawati juga tampak terkikik sembari melirik kepada Prabowo. Para tamu undangan lainnya pun ikut tertawa dan bertepuk tangan.

Sekarang realistis saja. PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo memegang elektabilitas tertinggi dalam berbagai survei yang kredibel. Mega pun sudah mengobarkan semangat tarung seluruh bantengnya untuk menciptakan hattrick dalam sejarah pemilu pasca Orde Baru. Ya, hattrick, menang tiga kali!!!

Oleh karena itu, tidak alasan untuk tidak berduel lagi dengan Gerindra. Kecuali Prabowo bersedia mengambil posisi cawapres. Tampaknya, Prabowo niscaya legowo menjadi cawapres jika Mega menetapkan Ganjar sebagai capres. Toh menjadi menteri saja dia terbukti legowo, kan?

Nah, mendingan duet begitu deh ketimbang duel lagi, hahaha.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.