Jumat, 3 Mei 24

Mayjen (Purn) Kivlan: Anak PKI, Sudahlah Jangan Dendam!

Mayjen (Purn) Kivlan: Anak PKI, Sudahlah Jangan Dendam!
* Mayjen TNI Purn Kivlan Zein saat ditemui Obsessionnews usai mengisi orasi polittik Gerakan Bela Negara Masyarakat Anti Komunis di Subang Jawa Barat. (Teddy)

Subang, Obsessionnews – Mengenai rekonsiliasi yang pantas dilakukan terhadap berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), menurut Mayjen TNI Purn Kivlan Zein harus dibuka semuanya untuk diungkap sejak tahun 1945.

Kivlan mengatakan bahwa semua “bencana” sejak tahun 1945 harus diungkap. “Korban kita buka semuanya lalu semuanya elemen bangsa saling memaafkan. Rekosiliasi yang benar (begitu) tidak tebang pilih,” ujarnya kepada Obsessionnews.com disela-sela kegiatan Gerakan Bela Negara Masyarakat Anti Komunis di halaman Gedung Wisma Karya Subang Jawa Barat, Kamis malam (1/10/2015). Pernyataan tersebut disampaikan saat diminta tentag konsep rekonsiliasi dengan korban Pasca G 30 S/PKI tahun 1965.

Mayjen TNI Purn Kivlan Zein saat menyampaikan Orasi Gerakan Bela Negara Masyarakat Anti Komunis di Subang Jawa Barat. (Teddy)
Mayjen TNI Purn Kivlan Zein saat menyampaikan Orasi Gerakan Bela Negara Masyarakat Anti Komunis di Subang Jawa Barat. (Teddy)

Kivlan mempertanyakan kenapa hanya korban dari orang PKI yang dipilih. Sedangkan korban oleh pihak PKI tidak diungkap. “Kenapa hanya korban-korban dari orang PKI yang dipilih. Tetapi korban (oleh perbuatan) PKI dari rakyat kita itu tidak diperhatikan,” ujarnya bertanya.

Menurutnya kejadian tersebut sejak tahun 1965. Dia pun mempertanyakan kenapa tidak dari tahun 1945? Seperti kejadian RMS, PRRI, DI/TII. “(Harusnya) semua diungkap (karena ini) menjadi masalah bangsa. Jangan tebang pilih orang-orang PKI saja,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut dalam orasinya Kivlan menekankan pada kewaspadaan terhadap upaya pengaburan fakta sejarah tentang pemberontakan yang dilakukan PKI pada masa lalu.

Ribuan masyarakat Subang mengikuti Nonton Bareng Film G 30 S/PKI Masyarakat Anti Komunis di Lapang Wisma Karya Subang Jawa Barat, Kamis malam (1/10/2015). Diisi dengan orasi politik oleh Mayjen TNI Purn Kivlan Zein dan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habieb Rizieq. (Teddy)
Ribuan masyarakat Subang mengikuti Nonton Bareng Film G 30 S/PKI Masyarakat Anti Komunis di Lapang Wisma Karya Subang Jawa Barat, Kamis malam (1/10/2015).
Diisi dengan orasi politik oleh Mayjen TNI Purn Kivlan Zein dan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habieb Rizieq. (Teddy)

Kivlan secara tegas tidak mempermasalahkan anak-anak/keturunan PKI untuk sekolah, menjadi pejabat atau berekonomi. Tetapi yang dipermasalahkan ialah menghidupkan kembali faham dan organisasi/ Partai Komunis yang dilarang karena berkali-kali telah melakukan pengkhianatan kepada Bangsa Indonesia.

“Sekarang mereka sudah dipersamakan oleh Keputusan Mahkamah Agung. Tidak ada lagi perbedaan seperti dulu. Sudahlah jangan balas dendam. Anak Pahlawan saja revolusi sekarang sudah memaafkan, kok,” ujarnya lagi.

 

Waspadai Gerakan Komunisme Gaya Baru
Masyarakat Indonesia harus mewaspadai faham komunisme baru yaitu Komunisme-Kapitalis. Menurut Prof. Udin Syaefuddin Saud, gaya komunisme kapitalis dengan menawarkan kesejahteraan.

“Jika dulu komunisme dengan wajah sosialisme sekarang berwajah kapitalisme yang menawarkan kesejahteraan,” ujarnya dalam orasi Gerakan Bela Negara Masyarakat Anti Komunis di Gedung Wisma Karya Subang, Kamis malam (1/10/2015).

Prof Udin Syaefuddin Saud
Prof Udin Syaefuddin Saud

Kemudian Udin menyebutkan bahwa negara Komunis Kapitalis ialah negara Tiongkok. “Tiongkok itu negaranya komunis, tetapi mereka kapitalis,” imbuhnya.

Pola penyebaran komunisme melalui kekuatan ekonomi kepada Indonesia yang diiringi dengan masuknya tenaga-tenaga kerja masuk ke dalam negeri.

Ada 3 langkah strategi yang perlu dilakukan yaitu: harus cerdas, berkarakter mulia berbasis Pancasila dan “wajib kaya” dalam arti membagun potensi ekonomi berupa sumber daya secara maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan.

Pada kegiatan gerakan Bela Negara diisi dengan orasi dari tokoh Anti-Komunis seperti Habib Rizieq dan Mayjen TNI Purn Kivlan Zein.

Dalam orasinya Habib Rizieq menyampaikan tentang sejarah masuknya faham Komunisme ke Indonesia dan proses metamorfosa pembentukan Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga berbagai pemberontakan yang dilakukan pada jaman Belanda maupun pengkhianatan pada masa Kemerdekaan.

Sedangkan Mayjen Purn Kivlan Zein menyampaikan orasi dengan tema kewaspadaan pada faham komunisme yang masih berkembang. Khususnya yang dilakukan oleh putra-putri anggota PKI hingga upaya desakan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk menyampaikan permintaan maaf dan tuntutan konpensasi.

Acara ditutup dengan nonton bareng Filem Dokumenter Pengkhiatan G 30 S/PKI tahun 1965. (Teddy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.