Makan Bergizi Gratis dan Mobil Esemka

Oleh: Nirmal Ilham, Tenaga Ahli DPR RI Penipuan terhadap bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang. Ini terjadi karena rakyat di Nusantara yang banyak, sulit ditaklukan dengan kekuatan fisik. Untuk itu ditundukkan dengan kekuatan otak. Sehingga bagi penipu, rakyat yang banyak merupakan tantangan. Sedangkan kekayaan yang melimpah menjadi tujuan. Awalnya penipuan dilakukan oleh bangsa asing yang datang ke Nusantara. Di abad ke-15, Syech Arab datang mengatakan, “Berikan anak perawanmu, nanti kamu masuk surga.” Di abad 17, Pendeta Barat datang mengatakan,” Tanah dan hasil kebunmu untuk kami, nanti surga untuk kamu.” Di abad 19 pedagang Tiongkok datang mengatakan,” Mari bekerja sama, kamu yang kerja saya yang pegang uangnya. Urusan surga? Nanti tuhan kita sogok.” Penipuan oleh kolonialisme Belanda pun sangat banyak. Salah satu yang legendaris tentang horor Nyi Roro Kidul di Pantai Selatan Jawa. Dengan penipuan itu Belanda langgeng mengirimkan hasil alam dari program tanam paksa ke pasar Eropa. Melalui Pantai Selatan Jawa menyeberang Samudra Hindia menuju Tanjung Harapan, Afrika Selatan lalu ke Eropa. Kekuatan personel Belanda yang sedikit dibandingkan wilayah jajahannya yang luas membuat Belanda membuat banyak strategi untuk melanggengkan kekuasaannya. Namun hanya strategi devide et empera yang boleh dipelajari para siswa. Sementara strategi penipuannya hanya boleh dipelajari para penguasa. Penipuan terbesar dalam sejarah Republik Indonesia adalah program mobil Esemka. Karena mobil ini berhasil mengantarkan Wali Kota Solo menjadi presiden Indonesia. Dari sebelumnya tidak dikenal dan tidak memenuhi ekspektasi baik secara fisik dan intelektual. Sedangkan presiden yang akan diangkat Oktober 2024 nanti, sukses karena salah satu program unggulannya yaitu Makan Bergizi Gratis. Program yang sangat baru dengan anggaran yang sangat besar. Mencapai Rp 450 triliun! Apakah program besar ini akan manjadi penipuan terbesar seperti mobil Esemka? Untuk dapat memprediksi ke arah itu, harus terlebih dahulu melihat data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, yang dikutip CNBC Indonesia;utang jatuh tempo pada 2024 sebesar Rp 434,29 triliun. Pada 2025 melonjak menjadi Rp 800,33 triliun. Pada 2026 naik menjadi Rp 803,19 triliun. Pada 2027 turun menjadi Rp 802,61 triliun. Dan pada 2008, turun lagi menjadi Rp 719,81 triliun. Kementerian Keuangan dan DPR serta presiden terpilih Prabowo telah menyetujui anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis pada tahun 2025 hanya sebesar Rp 71 triliun. Atau hanya 15 persen dari rencana Rp 450 triliun. Hal ini berarti program yang digembargemborkan itu digencet dalam APBN 2025. Saat ini penerimaan negara pada 2024 dipastikan tidak memenuhi target. Ditambah situasi ekonomi dunia yang sedang tidak baik-baik saja. Dan akan tidak baik lagi pada tahun 2025 dengan banyak negara mengalami resesi. Maka penerimaan negara pada 2025 dipastikan semakin rendah. Hal ini berarti program populis itu menjadi tidak realistis. Naiknya mata uang dollar Amerika terhadap rupiah yang diperkirakan akan terus terjadi. Naiknya harga minyak dunia akibat perang Rusia-Ukraina, dan berbagai perang di Timur Tengah membuat pemerintah kewalahan terhadap masalah rupiah dan impor minyak. Hal ini akan membuat program andalan itu menjadi ditinggalkan. Apakah Prabowo sudah mengetahui situasi ekonomi-politik ke depan akan seperti ini? Prabowo jenderal yang cerdas, anak seorang ekonom hebat pasti sudah mengetahuinya. Namun untuk menjadi presiden harus mempunyai program andalan yang diinginkan rakyat, bukan hanya “omon-omon”. Sayang pada kenyataannya nanti rakyat akan melihat program Makan Bergizi Gratis akan bernasib seperti mobil Esemka. Sekedar tampak di awal, lalu perlahan menghilang dan dilupakan. Rakyat pun sadar bahwa janji palsu itu jauh lebih buruk dari sekadar ‘omon-omon’. []