Senin, 6 Mei 24

Lambat Reformasi Birokrasi, Mendag Khawatir Disalip Vietnam

Lambat Reformasi Birokrasi, Mendag Khawatir Disalip Vietnam

Jakarta, Obsessionnews – Pada Rapat Kerja Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang perdagangan dan hubungan internasional di Jakarta, Senin (19/10), Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih rawan. Apalagi terkait posisinya di tengah persaingan usaha dengan negara lain.

Secara fundamental, perekonomian Indonesia masih sangat rawan. Pasca bertemu dengan menteri-menteri perdagangan di ASEAN dan Turki, Lembong mengambil kesimpulan kalau Indonesia sudah sangat ketinggalan.

“Turki sudah sejak lama lakukan deregulasi,” kata Lembong saat berbicara di depan pengusaha serta pengurus Kadin.

Dia juga mengaku terkejut saat berkunjung ke Istanbul, Turki. Sebab saat negeri ini baru mau memulai Indonesia National Single Windows (INSW), Turki malah sudah melakukannya jauh lebih dulu dengan one stop shopping antar negara.

Selanjutnya, ketimbang negara tetangga pun, Indonesia masih belum aman sebab baru saja melewati guncangan nilai tukar mata uang. Sedangkan, cadangan devisa tersisa 100 miliar dolar AS dari GDP.

Saat bertemu dengan Country Manager Bank Dunia pun, Lembong diingatkan soal bonus demografi yang hanya berlangsung 10 tahun hingga 2025. Setelah itu, dia berkesimpulan kalau kondisi saat ini ‘now or never’.

“Setelah itu nggak ada lagi. Makanya jadi now or never,” jelasnya.

Lembong juga mengkhawatirkan, jika tidak segera dilakukan reformasi birokrasi serta deregulasi maka Indonesia ketinggalan. Sebab, meski termasuk anggota G20 dengan penduduk keempat terbesar dan rangking demokrasi yang baik, masih terancam Vietnam.

Sebabnya, Vietnam sudah masuk ke dalam Trans Pasific Partnership (TPP). Bahkan, negeri itu pun sudah merampungkan syarat mengakses pasar bebas ke Uni Eropa.(Mahbub Junaidi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.