KUR BRI Bantu Zialova Batik Berkembang

Obsessionnews.com – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peranan signifikan dalam perekonomian Indonesia. UMKM berpotensi penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yakni sarana pemerataan tingkat ekonomi rakyat kecil, sarana mengentaskan kemiskinan, dan sarana pemasukan devisa bagi negara. Baca juga: Sebanyak 13 Ribu UMKM di Kepulauan Riau Telah Tersertifikasi Halal Pemerintah tanpa kenal lelah terus mengupayakan agar UMKM semakin berkembang. Perhatian pemerintah itu diwujudkan dalam pelatihan sumber daya manusia (SDM), memfasilitasi pameran, mempromosikan produk UMKM, pemberian pinjaman modal, dan lain sebagainya. Salah satu program pemerintah yang bermanfaat bagi pelaku UMKM adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR ini berupa pinjaman dana untuk mengembangkan usaha. KUR diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI), Jakarta, 5 November 2007. KUR diselenggarakan oleh bank-bank milik pemerintah dan bank swasta. Pada tahun 2014 terjadi suksesi kepemimpinan nasional. SBY yang berkuasa selama dua periode atau 10 tahun (2004-2009 dan 2009-2014) menyerahkan estafet kepemimpinan nasional kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014. Salah satu program pro rakyat warisan pemerintahan SBY yang dilanjutkan pemerintahan Jokowi adalah KUR. Ini menjadi bukti KUR memang bermanfaat bagi pelaku UMKM. BRI yang merupakan bank milik pemerintah salah satu bank yang terdepan dalam penyaluran pembiayaan UMKM. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini berupaya keras memajukan UMKM melalui program KUR. Banyak pelaku UMKM yang meraih kesuksesan berkat KUR, salah seorang di antaranya adalah Nur Afidatul Azimah, pengusaha batik yang berbendera Zialova Batik di Pekalongan, Jawa Tengah. Kalau berkunjung ke Pekalongan, batik menjadi salah satu oleh-oleh yang selalu jadi incaran. Berbagai motif dan desain kekinian memang selalu mencuri perhatian. Produsen batik pun terus berinovasi menghadirkan produk yang sesuai kebutuhan pelanggan dan tentunya mengikuti perkembangan zaman. Salah satu produsen batik dan fashion lokal yang cukup dikenal di Pekalongan adalah Zialova Batik. Menghadirkan produk fashion yang beragam mulai dari daster, gamis, hingga mukena, usaha yang dirintis oleh Nur Afidatul Azimah ini ternyata sudah berdiri sejak 2017. Perempuan yang akrab disapa Afida ini menceritakan perjalanan bisnisnya yang berawal dari reseller. Sewaktu menjadi penjahit rumahan, penjualan online belum begitu ramai, sehingga Ia mencoba membuka toko online di marketplace. “Jadi saya dulu itu penjahit rumahan, lalu karena saya tipe orang yang nggak bisa gini-gini saja, di tahun 2017 akhirnya mencoba jadi reseller. Saya jual kain batik yang saya ambil dari toko-toko, lalu saya foto sendiri dan diposting untuk marketplace. Seiring berjalannya waktu, pesanan semakin bertambah. Awalnya hanya 1-2 kodi, tapi terus bertambah dan akhirnya kita jadi harus siapkan stok di rumah,” cerita Afida dikutip obsessionnews.com dari situs resmi BRI, Senin (17/6/2024). Seiring dengan permintaan pesanan yang terus bertambah, ia pun mulai membuka toko di Pasar Banjarsari, Kota Pekalongan, pada tahun 2018. Tak disangka, ini menjadi awal dari pelanggan dan reseller yang terus bertambah. Zialova Batik menghadirkan beragam variasi produk yang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat saat ini. Beberapa produk yang dihadirkan seperti mukena, daster, gamis, hingga baju koko dan sarung yang khusus disediakan untuk bulan Ramadan. Produk Zialova sendiri sudah dipasarkan ke berbagai kota. Tak hanya sekitar Pekalongan saja, tapi juga sudah ke luar kota, luar pulau, bahkan produknya juga dibawa supplier dari Malaysia. Sebagai sosok yang merintis bisnis dari nol, Afida mengaku hal utama yang menjadi hambatan adalah keterbatasan modal. Untungnya pinjaman KUR dari BRI sangat membantu usahanya terus berjalan dan berkembang. “Sekitar tahun 2018-2019, waktu pesanan seragam mulai banyak, kan saya juga bingung mencari modal tambahan. Kebetulan ada salah satu teman yang kerja di BRI dan menawarkan brosur KUR. Saya hitung-hitung kok bunganya rendah sekali. Jadi akhirnya saya mengajukan itu dan mendapatkan pinjaman Rp10 juta,” ceritanya. Seiring kapasitas usahanya yang semakin besar dan banyaknya kebutuhan serta biaya lain untuk produksi, ia pun kembali mengajukan pinjaman KUR dari BRI dengan jumlah yang terus meningkat. Semuanya dimanfaatkan untuk modal tambahan operasional yang membantu perputaran keuangan usahanya. Zialova Batik juga menjadi UMKM binaan Rumah BUMN. Afida bercerita bahwa ia sering mendapatkan pelatihan yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan usaha. Ia juga beberapa kali diajak berpartisipasi dalam event BRI untuk pameran. Afida pun punya harapan besar terkait usaha rintisannya ini agar bisa terus berkembang dan memberikan manfaat untuk masyarakat sekitarnya. “Semoga Zialova Batik semakin meningkat dan bisa buka cabang di luar kota, usaha semakin berkembang dan bisa ikut membantu menyejahterakan masyarakat sekitar. Karena kan kami ini produsen, jadi banyak tenaga lokal dari masyarakat sekitar yang membantu, jadi semoga bisa semakin bermanfaat. Dan bagi wisatawan atau pemudik yang ke Pekalongan, monggo mampir ke outlet kami,” jelasnya. BRI selaku bank terbesar dalam penyaluran KUR di tanah air selalu konsisten dalam memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM dan memberikan pendampingan usaha dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM. “Kisah produsen sekaligus pelaku UMKM fashion Zialova Batik di Pekalongan ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang kami berikan dapat mendorong kapasitas usaha pelaku UMKM’’, ungkap Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. Seperti diketahui, BRI merupakan bank yang menjadi penyalur KUR terbesar di Indonesia. Sepanjang Januari hingga April 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp59,96 triliun kepada 1,2 juta debitur. Pencapaian tersebut setara 36% dari target penyaluran KUR yang dibreakdown oleh pemerintah kepada BRI di tahun 2024 yakni sebesar Rp165 triliun. (arh)