Semarang, Obsessionnews – Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) memang menjadi-jadi. Bagaimana tidak, mereka masuk ke dalam berbagai lini masyarakat, tak terkecuali para pelajar. Seperti dikatakan salah seorang saksi yang didatangkan dalam acara seminar ‘Gafatar Ancaman dan Solusinya’ oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kamis (28/1/2016).
“Pada tahun 2014 jujur saja saya tertarik melihat Gafatar ini,” ujar Kepala Sekolah SMA 3 Klaten, Ririn Purwanti saat memberikan testimoni dalam acara.
Rini mengatakan, ia mengenal Gafatar atas informasi salah satu anak didiknya, yang melihat aksi sosial masyarakat pada acara Car Free Day. Siswi tersebut kemudian menerangkan bahwa Gafatar sejalan dengan visi dan misi instansi pendidikan yang dikelolanya.
“Jadi Gafatar masuk saat kegiatan Persami kemping pramuka. Mereka mengajarkan nasionalisme. Dan semuanya berjalan baik-baik saja menurut saya saat itu,” terangnya.
Hingga kemudian, pada saat Ujian Nasional kelas 3, anggota Gafatar menawarkan diri untuk memberi motivasi kepada murid, agar mereka siap menghadapi ujian. Tak butuh waktu lama, baginya untuk mengijinkan para anggota Gafatar.
“Saya minta mereka (Gafatar) untuk buat murid menangis atas kesalahan mereka yang lalu. Dan mereka (Gafatar) menyanggupi,” jelas dia.
Puncaknya, saat pemberian motivasi, seluruh murid berontak. Sebab, alih-alih memberi motivasi, anggota Gafatar malah mengajarkan bahwa Nabi Muhammad bukanlah Nabi terakhir.
“Saya yang waktu itu sedang ada urusan diluar sekolah, kaget dan langsung menuju ke tempat motivasi. Ternyata anak-anak sudah menolak ajaran Gafatar tadi,” tutur wanita berhijab itu.
Pihaknya pun meminta jajarannya untuk mengecek ulang tentang kebenaran Gafatar. Setelah mendapat informasi, ia pun langsung menutup akses sekolah bagi anggota Gafatar.
“Jangan sampai terulang seperti dulu lagi,” tandasnya. (Yusuf IH)
