Sabtu, 20 April 24

Ketahanan Pangan Saat Covid-19, Ini Teknologi Superbodi pada Petani

Ketahanan Pangan Saat Covid-19, Ini Teknologi Superbodi pada Petani
* Prof Totok Agung sedang beri penjelasan teknologi superbodi pada petani

Purwokerto, Obsessionnews.com – Untuk menegakkan ketahanan pangan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengenalkan Tekonologi Superbodi kepada para petani.

Pasalnya, Perjuangan masyarakat internasional termasuk Indonesia dalam menanggulangi pandemi Covid-19 tidak hanya bertumpu pada tenaga kesehatan, tetapi juga pada komitmen semua komponen masyarakat untuk berperan menghentikan penularan virus di antaranya dengan bertahan di rumah masing-masing selama masa pandemi.

Kondisi ini, dapat dijalankan oleh sebagian besar masyarakat pada sektor-sektor umum. Akan tetapi berbeda dengan para pelaku di sektor pertanian. Kebutuhan pangan tak bisa berhenti oleh pandemi. Justru ketersediaan pangan yang memadai diperlukan untuk menjaga kondisi tenaga kesehatan yang berjuang di garda depan, maupun masyarakat yang sedang perlu membangun daya tahan tubuh agar tetap sehat dan prima.

“Para petani tetap harus bekerja di sawah dan lahan-lahan pertanian demi menyediakan pangan bagi masyarakat,” ungkap Tim Promosi Unsoed Ir Alief Einstein M.Hum saat mendampingi pemaparan Tim Pendamping Desa Binaan Faperta Unsoed Dyah Susanti, Sabtu (2/5/2020).

Dyah Susanti sebagai ahli Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi mengatakan, bertolak dari kondisi tersebut, Fakultas Pertanian (Faperta) Unsoed berkomitmen memberikan dukungan bagi berbagai pihak dalam meningkatqkan produksi pangan, guna mendukung ketahanan pangan di masa pandemi.

Para petani di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas menurut Dyah hampir setiap tahun mengalami keterbatasan ketersediaan air untuk produksi pertanian, sehingga perlu teknologi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Dyah yang juga ahli Pertanian Terintegrasi menambahkan Desa Wlahar Wetan tersebut sejak tahun 2017 menjadi salah satu desa binaan Faperta Unsoed ini telah mengaplikasikan teknologi-teknologi yang dihasilkan oleh peneliti Faperta Unsoed untuk mengatasi berbagai kendala di bidang pertanian, termasuk keterbatasan air.

“Teknologi yang telah diaplikasikan di antaranya penggunaan varietas padi Inpago Unsoed 1 yang tahan keringan, berdaya hasil tinggi, nasinya pulen dan wangi. Petani yang semula tidak bisa panen pada musim tanam kedua, sudah dapat menikmati hasil panennya,” tandas dia.

“Teknologi pompa air bertenaga surya juga telah diaplikasikan pada tahun 2019 untuk menaikkan air dari sungai Serayu, selanjutnya mengalirkan air tersebut ke lahan-lahan petani,” tambahnya.

Pada tahun 2020 ini, tutur Dyah, Faperta Unsoed mengenalkan Teknologi Superbodi untuk mendukung ketahanan pangan pada masa pandemi. Teknologi ini menjawab kekhawatiran para petani yang terlambat panen padi yang ditanam pada musim tanam pertama.

“Mereka mengeluhkan ketakutan tidak akan bisa panen pada musim tanam kedua jika menanam padi lagi, karena diprediksi akan kekurangan air pada pertengahan fase pertumbuhan tanaman,” jelas ahli Pendampingan Teknologi Bagi Masyarakat ini.

“Beberapa petani melaporkan selama ini peluang panen pada musim tanam kedua hanya sekitar 50% pada lahan-lahan yang terlambat memanen padi yang ditanam pada musim tanam sebelumnya,” lanjutnya.

Prof Totok Agung dan Tim Faperta Unsoed sedang beri penjelasan pada petani

Teknologi Superbodi
Alief Einstein mengatakan, Teknologi Superbodi dikenalkan oleh Prof Ir Totok Agung DH MP PhD dan tim desa binaan Faperta Unsoed yang diketuai oleh Dr Ir Agus Sutanto MP bersama anggota yang hadir yaitu Dyah Susanti SP MP dan Dina Istiqomah SP MSc kepada para petani desa Wlahar Wetan.

“Caranya, dengan praktek langsung di lapangan dengan pembatasan jumlah peserta, penggunaan masker, penerapan physical dan social distancing yang kemudian ditindaklanjuti dengan alih teknologi melalui video Teknologi Tepat Guna sebagai upaya mengurangi resiko penularan virus covid-19 selama masa pandemi,” jepas Einstein.

Alih teknologi Superbodi kedelai yang dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2020 di lahan demplot petani Wlahar Wetan merupakan bagian dari program pendampingan Desa Binaan Faperta Unsoed tahun 2020, kata Einstein.

Dosen Fakultas Pertanian Unsoed Dyah Susanti memaparkan, istilah Superbodi merupakan akronim dari masukkan benih di pertengahan bonggol/bedogol padi. Penanaman benih kedelai, kacang hijau, ataupun biji palawija lain dengan teknik ini akan mendukung pertumbuhan tanaman karena terjaganya perakaran tanaman yang biasanya terganggu oleh merekahnya tanah akibat kekuarangan air pada musim tanam kedua.

Seresah bonggol (=sisa pangkal batang dan perakaran padi dari tanaman padi pada musim tanam sebelumnya) padi dapat mempertahankan kelembaban tanah di bagian perakaran kedelai dan menjadi cadangan bahan organik sehingga pertumbuhannya menjadi tetap optimal (= tetap tumbuh dengan baik, tidak mengalami dampak kekurangan air pada musim kemarau).

Biasanya petani menanam kedelai di sela-sela bonggol tanaman padi musim tanam sebelumnya, sehingga tanaman mengalami kekeringan dan tidak dapat bertahan hingga panen. Teknologi ini digali dari kearifan lokal petani di beberapa daerah, yang disempurnakan dengan pengaturan jarak tanam sejak pertanaman padi sebelumnya, penggunaan varietas unggul, varietas yang memiliki keunggulan tertentu menyesuaikan kondisi lahan, kebutuhan dan preferensi masyarakat setempat serta penggunaan biofertilizer (= penggunaan pupuk atau bahan pembenah tanah yang diperkaya mikroorganisme efektif.

Keberadaan dan aktivitas mikroorganisme ini akan meningkatkan kesuburan dan kualitas tanah bagi pertumbuhan tanaman).

Dyah berharap pendampingan teknologi dari Faperta Unsoed kepada para petani di Desa Wlahar Wetan di masa pandemi ini semoga mampu membangkitkan semangat petani untuk tetap menjaga kesehatan selama menjalankan perannya sebagai penopang ketersediaan pangan, sekaligus sebagai bentuk sumbangsih Faperta Unsoed dalam mendukung ketahanan pangan nasional di masa pandemi.

Alief Einstein menambahkan, pengertian Ketahanan Pangan adalah: (1) Ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan,

(2) Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1996, pengertian ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari: a. Tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, b. Aman, c. Merata, d. Terjangkau. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.