Kamis, 25 April 24

Kepribadian Ganda, Perilaku yang Menyimpang

Kepribadian Ganda, Perilaku yang Menyimpang
* Ilustrasi kepribadian ganda. (Foto: kordanews)

Kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif adalah suatu kondisi ketika seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda antara satu dengan lainnya. Pengidap gangguan ini mengalami kepribadian yang berubah-ubah, tetapi hal ini tidak disadarinya.

Gangguan ini ditandai dengan gangguan memori, kesadaran, atau kepribadian, yang umumnya dipicu oleh stres atau kejadian traumatis yang dialami orang tersebut pada masa kecilnya. Bentuk trauma ini dapat berupa kekerasan fisik atau emosional yang terjadi secara berulang-ulang.

 

Gejala Kepribadian Ganda
Pengidap kepribadian ganda setidaknya memiliki dua macam kepribadian. Saat kepribadian yang satu sedang dilakoni, pengidap tidak ingat bahwa dirinya memiliki kepribadian yang lain, begitu pula sebaliknya.

Kepribadian yang berbeda tersebut dapat disertai dengan identitas yang berbeda pula. Misalnya, jenis kelamin yang berbeda atau nama yang berbeda. Perubahan kepribadian ini umumnya dipicu oleh kejadian yang mengingatkan pengidapnya pada peristiwa traumatis yang pernah dialami.

Akibat gangguan kepribadian dan gangguan ingatan ini, pengidap kepribadian ganda sering kali mengalami gangguan relasi dengan orang di sekitarnya. Selain itu, pengidap kepribadian ganda juga dapat mengalami beberapa gejala lainnya, seperti:

Kecemasan.
Depresi.
Suasana hati yang berubah-ubah (misalnya saat ini sedang sangat senang, tetapi dalam 30 menit kemudian dapat meledak marah karena hal sepele).
Depersonalisasi, yaitu merasa terpisah dengan tubuh dan pikirannya sendiri.
Derealisasi, yaitu merasa lingkungan sekitarnya tidak nyata.
Gangguan tidur.
Memiliki keinginan bunuh diri.
Halusinasi (misalnya mendengar suara tertentu padahal tidak ada suara apapun).

Penyebab dan Faktor Risiko Kepribadian Ganda
Kepribadian ganda selalu dipicu, dicetuskan, atau didahului oleh adanya trauma psikis tertentu. Trauma tersebut dapat berupa kecelakaan, bencana alam, pelecehan seksual, atau tindak kekerasan.

Sebagai upaya untuk mengatasi peristiwa traumatis yang dialami, secara tidak sadar, otak pengidap kepribadian ganda berusaha untuk memisahkan memori buruk tersebut dengan kehidupan normal sehari-hari, yang dalam istilah medis disebut dengan disosiasi. Mekanisme disosiasi ini yang menimbulkan gejala kepribadian ganda.

 

Diagnosis Kepribadian Ganda
Dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater akan mendiagnosis kepribadian ganda dengan melakukan wawancara medis lengkap dan pemeriksaan fisik menyeluruh terlebih dahulu. Selanjutnya, psikiater akan memastikan apakah gejala yang dialami pengidap terjadi akibat penyakit di otak atau efek samping dari obat-obatan tertentu.

Untuk mengetahui hal ini, dapat dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI, serta pemeriksaan darah. Jika tidak ditemukan penyakit apa pun, seorang psikiater akan melakukan wawancara dan melakukan observasi untuk memastikan adanya kepribadian ganda, sehingga diagnosis kepribadian ganda ini akan ditetapkan melalui proses pemeriksaan yang cukup panjang.

 

Pencegahan Kepribadian Ganda
Pencegahan kepribadian ganda adalah dengan menghindari faktor pencetusnya, yaitu stres psikis. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghadapi dan mengelola stres dengan baik. Jika seseorang mengalami kesulitan dalam mengelola stres, dapat meminta bantuan psikolog atau psikiater jika dibutuhkan.

 

Pengobatan Kepribadian Ganda
Tujuan pengobatan kepribadian ganda adalah untuk menghubungkan kepribadian yang berbeda-beda menjadi satu jenis kepribadian saja. Dengan demikian, pengidap diharapkan dapat kembali menjalankan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengobatan yang dilakukan harus dapat menolong pengidap kepribadian ganda untuk menyadari stres psikis yang dialami.

Selanjutnya, berlatih menerima dan kemudian berupaya mengatasinya dengan bantuan psikiater Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain:

Terapi kognitif perilaku (cognitive behavior therapy). Terapi ini dilakukan dengan cara diskusi antara psikiater dan pengidap kepribadian ganda, yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku.

Terapi keluarga (family therapy). Dalam terapi ini, keluarga dilibatkan untuk memahami tanda-tanda pengidap akan berubah kepribadian, untuk membantu mengontrol dan menenangkan pengidap.
Terapi seni. Terapi seni dapat berupa melukis, menyanyi, bermusik, dan sebagainya, yang bertujuan untuk membantu pengidap dalam mengeksplorasi pikiran dan perasaannya.

Obat-obatan anti-depresan. Obat-obatan ini dapat digunakan untuk membantu meringankan gejala yang dialami pengidap, tetapi bukan sebagai terapi utama untuk mengatasi kepribadian ganda.

Kapan Harus ke Dokter?
Jika terdapat anggota keluarga atau kerabat yang menunjukkan gejala seperti disebutkan di atas, atau tiba-tiba berperilaku yang tidak seperti biasanya, dapat segera diperiksakan ke psikiater atau psikolog. (Halodoc/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.