Jakarta, Obsessionnews – Dengan luasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seharusnya nilai perdagangan mutiara dalam negeri bisa menyentuh angka 732 juta dolar AS atau enam kali lipat dari pendapatan Australia dari mutiara. Namun karena penyelundupan, negara jadi tekor terus.
Australia mengklaim potensi mutiara lautnya mencapai 13 persen. Seharusnya, Indonesia bisa mencapai 80 persen. Asumsinya menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah luasan wilayah Indonesia tadi yang jauh lebih besar ketimbang Australia.
“Pasti kalau tidak diekspor ilegal lewat laut, ya lewat bandara,” kata dia pada keterangan persnya di Jakarta terkait pencegahan ekspor ilegal mutiara, Selasa (12/1).
Akibat dari ekspor ilegal, perdagangan mutiara jadi tak tercatat. Selanjutnya, potensi pajak badan maupun perorangan jadi tak terlacak. Penyelundupan pun membuat potensi devisa dari sumber kelautan hilang.
Selanjutnya, dengan adanya aktivitas penyelundupan industri mutiara jadi tidak berkembang. Individu yang bekerja di bidang budidaya, cuma ditugaskan menunggu panen. Padahal ada juga yang bisa diberdayakan di sektor pengolahannya.
Penggagalan penyelundupan mutiara senilai Rp45 miliar dengan total berat 114 kilogram ini, berhasil dilakukan setelah kerjasama KKP dengan Direktorat Jenderal Bea Cuka Kementerian Keuangan dijalin selama 1,5 tahun terakhir. (Mahbub Junaidi)
